Kanker Kolon TINJAUAN PUSTAKA

10 kecil memasuki aliran darah maka sel kanker akan mengalami penghancuran setelah berinteraksi dengan komponen darah. Apabila ada emboli yang tertinggal pada suatu jaringan atau organ, maka akan memicu pembentukan suatu trombos. Hal inilah yang menyebabkan sel kanker dapat membelah dan terjadi perkembangan mikrometastatis yang secara berkelanjutan menjadi jaringan baru serta memicu proliferasi pembuluh darah Kumar et al., 2005.

B. Kanker Kolon

Kanker kolorektum adalah kanker yang terjadi didaerah kolon usus besar dan daerah rektum. Secara anatomis, daerah kolon yang berdekatan dengan rektum merupakan daerah rawan kanker, sehingga hampir setengah dari seluruh kasus kanker kolorektal terjadi didaerah rektum dan daerah rektosigmoid Khomsan, 2009. Insiden puncak karsinoma kolorektum adalah antara usia 60-79 tahun dan kurang dari 20 kasus terjadi sebelum usia 50 tahun. Faktor makanan seperti asupan kalori makanan yang berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan, rendahnya kandungan serat sayuran yang tidak terserap dalam makanan, tingginya kandungan karbohidrat olahan, dan kurangnya asupan mikronutrien protektif, merupakan faktor predisposisi tingginya insiden kanker kolon. Faktor lingkungan, obesitas, dan inaktivitas fisik merupakan faktor lain yang juga berperan pada pembentukan kanker kolon Kumar et al., 2005. Kanker kolon menjalani tahapan karsinogenesis pada proses pembentukannya. Inisiasi kanker kolon ditandai dengan terjadinya kerusakan DNA oleh agen-agen karsinogenik yang akan mengarahkan pada terjadinya 11 mutasi gen. Inisiasi pada kolon juga dapat terjadi sejak lahir di mana terdapat mutasi bawaan di antaranya mutasi gen Adenomatous Polyposis Coli APC pada Familial Adenomatous Polyposis FAP, serta mutasi human Mut S Homolog 2 hMSH2 dan human Mut L Homolog 1 hMLH1 pada kasus Hereditary Nonpolyposis Colorectal Cancer HNPCC Kim, Cheung, and Hellerstein, 2004. Gambar 2. Skema perubahan morfologi dan molekular dalam rangkaian adenoma – karsinoma kolon Aspinall and Taylor-Robinson, 2002. Berbagai kelainan genetik yang terjadi secara bertahap berkaitan dengan perubahan perilaku atau fenotipe mukosa kolon. Perubahan yang paling awal pada pembentukan kanker kolon adalah meningkatnya jumlah sel hiperplasia pada permukaan epitel lumen. Hiperproliferasi sel epitel usus memulai tahapan promosi kanker kolon, yang di tandai dengan penebalan dinding kolon. Hiperproliferasi sel didukung dengan adanya abnormalitas pada metilasi DNA, inaktivasi APC, hMSH2, hMLH1, dan ekspresi enzim siklooksigenase-2 COX-2 yang berlebih. Tingkat mutasi sel semakin bertambah seiring dengan laju Hiperproliferasi epitel Kolon normal Adenoma Karsinoma Abnormalitas APC, hMSH2, hMLH1 mutasi bawaan Abnormalitas metilasi DNA Inaktivasi APC, hMSH2, hMLH1 Ekspresi COX-2 berlebih Mutasi K-ras Delesi DCC Mutasi p53 Akumulasi abnormalitas genetik 12 proliferasi sel sehingga sel epitel kolon tidak mampu mengatasi kerusakan DNA yang terjadi. Sel epitel yang telah terpromosi menghasilkan suatu adenoma yang ditandai dengan meningkatnya ukuran dan jumlah sel-sel pembentuk kelenjar namun belum bersifat menginvasi struktur sekitarnya McPhee and Ganong, 2006. Akumulasi kerusakan DNA yang semakin meningkat terjadi pada tahap progresi. Sel epitel yang terpromosi telah mengalami mutasi pada gen Kirsten Rat Sarcoma K-Ras, p53, dan Deleted in Colon Cancer DCC. Secara anatomis, telah dapat diamati adanya adenoma pada kolon. Adenoma yang terbentuk membesar secara progresif yang kemudian membentuk suatu displastik. Perubahan displastik seperti hilangnya produksi musin dan perubahan polaritas sel dapat dijumpai dengan derajat yang bervariasi. Tahap yang lebih lanjut menyebabkan invasi sel kanker menembus basal lamina sehingga sel-sel maligna dapat memasuki pembuluh limfe regional dan terjadi penyebaran ke pembuluh limfe regional di sekitar kolon. Sel kanker yang masuk ke pembuluh darah dapat menyebabkan penyebaran ke tempat yang jauh dan membentuk pembuluh darah baru angiogenesis sehingga terbentuk kanker sekunder pada jaringan lain metastatis Hanahan and Weinberg, 2000.

C. Ekspresi Siklooksigenase 2 COX-2 pada Kanker Kolon