30
K. Landasan Teori
Kanker kolorektal adalah kanker yang terjadi didaerah kolon usus besar dan daerah rektum. Estimasi meningkatnya jumlah kasus baru sebanyak 96.830
dan kasus kematian sebanyak 50.310 pada tahun 2014 diperkirakan terjadi akibat kanker kolon. Penggunaan agen kemoterapi, radiasi, maupun obat-obatan
golongan NSAID menjadi pilihan umum untuk mengobati kanker kolon, namun terapi tersebut menimbulkan efek samping yang besar. Pengembangan terapi
efektif dalam pengobatan kanker kolon masih sangat diperlukan untuk menekan jumlah kematian penderita. Salah satu alternatif pengobatan kanker kolon yang
dapat dilakukan adalah melalui penggunaan tanaman obat. Tanaman sirih merah merupakan salah satu tanaman yang telah diteliti
mempunyai efek sitotoksik dan mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Daun sirih merah diketahui memiliki kandungan senyawa kimia yang beragam
seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin yang berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, dan antineoplastik. Metode ekstraksi yang digunakan
untuk mendapatkan senyawa kimia dalam daun sirih merah adalah maserasi dengan pelarut etanol. Menurut Agnes, Lois, Aning, and Nani 2013, pelarut
etanol digunakan sebagai penyari karena etanol dapat menarik senyawa kimia yang bersifat semipolar sampai polar seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan
tanin.
Uji sitotoksisitas merupakan suatu uji in vitro menggunakan kultur sel untuk menentukan apakah senyawa atau ekstrak berpotensi untuk dikembangkan
sebagai obat antikanker. Hasil uji sitotoksisitas dari daun sirih merah dapat
31
diketahui dengan menggunakan metode MTT. Perubahan morfologi sel kanker kolon perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui terjadinya apoptosis.
Apoptosis dapat dideteksi dengan menggunakan metode pengecatan akridin oranye
–etidium bromida. Peningkatan ekspresi COX-2 diketahui berperan dalam karsinogenesis kanker kolon. Pengukuran ekspresi COX-2 pada kanker kolon
dapat dilakukan dengan metode imunositokimia.
L. Hipotesis