42
F. Tata Cara Analisis Hasil
1. Uji MTT
Data yang telah didapat dari uji MTT, dihitung persen viabilitas
selnya dengan menggunakan rumus :
Data persen viabilitas sel di plotkan pada tabel kemudian IC
50
dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear pada Microsoft Excel 2007.
Persamaan regresi linear didapatkan dengan menghitung 5 titik konsentrasi sebesar 10 µgmL, 100 µgmL, 500 µgmL, 1000 µgmL, dan 2000 µgmL
dengan persen viabilitas sel agar diperoleh bentuk grafik yang linear. Koefisien y pada persamaan linier ini menunjukkan koefisien IC
50
, sedangkan koefisien x menunjukkan konsentrasi ekstrak yang akan dicari nilainya, dimana
x yang diperoleh merupakan besarnya konsentrasi yang diperlukan untuk dapat menghambat viabilitas sel sebesar 50.
2. Uji double staining
Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x. Setiap preparat dihitung dalam tiga lapang pandang yang
berbeda. Sel hidup ditandai dengan membran yang masih utuh dan nukleus berfluorosensi hijau terang. Sel yang mengalami early apoptosis ditandai
dengan dihasilkannya fluoresen berwarna hijau terang pada kromatin sel yang mulai terjadi fragmentasi. Sel yang mengalami late apoptosis ditandai dengan
dihasilkannya fluoresen berwarna oranye dan sel terpecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil, sedangkan sel yang nekrosis akan berwarna oranye
43
dengan ukuran sel normal. Pembacaan dan perhitungan jumlah sel yang yang mengalami apoptosis, nekrosis atau sel hidup pada preparat dilakukan dengan
bantuan tiga orang responden blind reader dan hasil yang didapatkan berupa rata-rata ± SD.
3. Uji imunositokimia
Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x. Setiap preparat dihitung dalam tiga lapang pandang yang
berbeda. Ekspresi protein COX-2 ditunjukkan dengan warna coklat pada sitoplasma bukan inti sel. Pembacaan dan perhitungan jumlah sel yang
mengekspresikan COX-2 pada preparat dilakukan dengan bantuan tiga orang responden blind reader dan hasil yang didapatkan berupa rata-rata ± SD.
Skoring dilakukan dengan cara menghitung persentase sel yang mengekspresikan COX-2 dalam satu preparat. Hasil negatif didapatkan apabila
sel yang mengekspresikan COX-2 kurang dari 10 dan hasil positif apabila sel yang mengekspresikan COX-2 lebih dari 10. Nilai skor diberikan sesuai
dengan persentase sel yang mengekspresikan COX-2 yaitu Skor 1- = kurang dari 10; Skor 1+ = kurang dari 25; Skor 2+ = kurang dari 50; Skor 3+ =
kurang dari 75; dan Skor 4+ = kurang dari 90 Zhang and Sun, 2002. Data persen penekanan ekspresi COX-2 yang didapat kemudian
dianalisis secara statistik menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui distribusi data tiap kelompok kontrol sel, ekstrak etanol daun sirih merah, dan
doksorubisin Immanuel, 2015. Apabila didapatkan data yang berdistribusi normal maka dilakukan uji variansi menggunakan uji F-Test Sample of
44
Variances pada program Microsof Excel 2007, yang kemudian dilanjutkan dengan T-Test : Paired Two Sample for Means pada program Microsof Excel
2007 untuk mengetahui adanya kebermaknaan perbedaan penekanan ekspresi COX-2 pada tiap kelompok. Apabila didapatkan data yang tidak berdistribusi
normal maka dilakukan uji non-parametik menggunakan uji Kruskal-Wallis, yang dilanjutkan dengan uji Man-Whitney untuk mengetahui kebermaknaan
perbedaan penekanan ekspresi COX-2 pada tiap kelompok.
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik, kemampuan induksi apoptosis, dan potensi penekanan ekspresi COX-2 oleh
ekstrak etanol daun sirih merah terhadap sel kanker kolon WiDr. Hasil penelitian ini dapat tercapai dengan rangkaian penelitian meliputi determinasi daun sirih
merah, ekstraksi etanol daun sirih merah, uji sitotoksik ekstrak etanol daun sirih merah pada sel WiDr dengan menggunakan metode MTT, uji apoptosis ekstrak
etanol daun sirih merah dengan metode double staining, dan uji penekanan ekspresi COX-2 oleh ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode
imunositokimia.
A. Determinasi Tanaman dan Ekstraksi Daun Sirih Merah
Determinasi tanaman pada penelitian ini dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman sirih merah yang digunakan sebagai bahan penelitian.
Berdasarkan hasil determinasi tanaman yang dibuktikan dengan adanya surat keterangan dengan No.: BF273IdentDetVI2014 yang dikeluarkan langsung
oleh unit determinasi di Bagian Biologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada, dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman
sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav Lampiran I. Pembuatan ekstrak etanol daun sirih merah pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode maserasi. Maserasi merupakan metode ekstraksi