4
berbagai seri konsentrasi. Penelitian mengenai aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun sirih merah terhadap sel WiDr perlu dilakukan lebih lanjut dengan
menelusuri jalur kematian sel WiDr melalui mekanisme apoptosis. Metode yang digunakan dalam uji apoptosis pada penelitian ini adalah metode double staining
menggunakan reagen akridin oranye-etidium bromida. Penelusuran mekanisme molekuler aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun sirih juga perlu dilakukan
melalui penekanan ekspresi COX-2 menggunakan metode imunositokimia. Sel WiDr yang digunakan pada penelitian ini merupakan model sel kanker kolon yang
mengekspresikan COX-2 secara berlebihan, sehingga dapat dijadikan sebagai target molekuler dalam penemuan agen kemopreventif untuk kanker kolon.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanol daun sirih merah mempunyai aktivitas sitotoksik dan
berapa IC
50
ekstrak etanol daun sirih merah terhadap sel WiDr?
2. Apakah ekstrak etanol daun sirih merah dapat menginduksi apoptosis pada sel
WiDr?
3. Apakah ekstrak etanol daun sirih merah dapat menekan ekspresi COX-2 pada
sel WiDr ?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai potensi daun sirih merah telah dilakukan oleh Wicaksono et al., 2009 yang melaporkan bahwa ekstrak metanol daun sirih
5
merah memiliki efek antiproliferatif terhadap sel kanker payudara T47D secara in vitro.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Katrin, Komarudin, Susanto, and Winarno 2013, ekstrak etanol daun sirih merah merupakan ekstrak yang paling
aktif menghambat pertumbuhan sel leukemia L1210 dengan IC
50
sebesar 13,12 µgmL.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Astuti, Wahyono, and Nababan 2014 melaporkan bahwa ekstrak etil asetat daun sirih merah memiliki aktivitas
sitotoksik terhadap sel T47D dengan IC
50
sebesar 37,43 gmL dan terhadap sel
WiDr sebesar 120,38 gmL.
Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian mengenai aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun sirih merah terhadap sel WiDr
belum pernah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun sirih merah terhadap sel WiDr yang
dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian penemuan obat kanker selanjutnya.
6
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi ekstrak etanol daun sirih merah yang dapat digunakan sebagai terapi
alternatif untuk mengobati kanker kolon.
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aktivitas sitotoksik dan nilai IC
50
ekstrak etanol daun sirih merah pada sel WiDr.
2. Mengetahui kemampuan ekstrak etanol daun sirih merah dalam menginduksi
apoptosis pada sel WiDr. 3.
Mengetahui kemampuan ekstrak etanol daun sirih merah dalam menekan ekspresi COX-2 pada sel WiDr.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker dan Karsinogenesis
Kanker merupakan penyakit keganasan pada sel yang disebabkan adanya perubahan perilaku sel yang abnormal dalam mengontrol proliferasi dan
diferensiasi sel. Perubahan perilaku tersebut karena adanya transformasi genetik pada sel terutama pada gen-gen yang mengkode protein yang berperan pada
pengaturan siklus pembelahan sel Sudiana, 2008. Transformasi genetik sebagian kecil dapat diwariskan secara herediter seperti pada kanker kolorektal, payudara,
dan prostat, namun sebagian besar kanker dihasilkan dari adanya kerusakan gen yang terjadi selama hidup seseorang American Cancer Society, 2014. Sel normal
harus mengalami tujuh perubahan mendasar dalam fisiologi sel yang menentukannya menjadi fenotip sel ganas. Tujuh perubahan tersebut antara lain
mampu mencukupi sinyal pertumbuhan sendiri, tidak sensitif terhadap sinyal- sinyal yang menghambat pertumbuhan, kehilangan kemampuan apoptosis,
gangguan perbaikan DNA, kemampuan replikasi tanpa batas immortal, kemampuan membentuk pembuluh darah baru angiogenesis, kemampuan
menginvasi dan bermetastatis Kumar, Abbas, and Fausto, 2005. Pembentukan kanker dimulai dari proses displasia yaitu kelainan
diferensiasi sel normal menjadi sel abnormal yang disertai gangguan pengaturan dalam sel. Pertumbuhan sel abnormal menjadi tidak terkontrol sehingga mengarah
pada pertumbuhan sel jinak benigna atau sel ganas kanker. Benigna bersifat