Determinasi Tanaman dan Ekstraksi Daun Sirih Merah

45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik, kemampuan induksi apoptosis, dan potensi penekanan ekspresi COX-2 oleh ekstrak etanol daun sirih merah terhadap sel kanker kolon WiDr. Hasil penelitian ini dapat tercapai dengan rangkaian penelitian meliputi determinasi daun sirih merah, ekstraksi etanol daun sirih merah, uji sitotoksik ekstrak etanol daun sirih merah pada sel WiDr dengan menggunakan metode MTT, uji apoptosis ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode double staining, dan uji penekanan ekspresi COX-2 oleh ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode imunositokimia.

A. Determinasi Tanaman dan Ekstraksi Daun Sirih Merah

Determinasi tanaman pada penelitian ini dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman sirih merah yang digunakan sebagai bahan penelitian. Berdasarkan hasil determinasi tanaman yang dibuktikan dengan adanya surat keterangan dengan No.: BF273IdentDetVI2014 yang dikeluarkan langsung oleh unit determinasi di Bagian Biologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada, dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav Lampiran I. Pembuatan ekstrak etanol daun sirih merah pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Maserasi merupakan metode ekstraksi 46 yang sederhana dan efektif untuk menyari senyawa-senyawa yang tidak tahan pemanasan atau senyawa yang mudah menguap. Prinsip dari metode maserasi adalah cairan penyari menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, sehingga zat aktif dapat melarut. Cairan penyari yang digunakan untuk menyari kandungan kimia yang terdapat dalam daun sirih merah adalah etanol 70. Menurut penelitian Maretniatin 2008, diketahui bahwa daun sirih merah yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan minyak atsiri. Penelitian Alfarabi et al., 2010 menggunakan pelarut etanol 70 sebagai cairan penyari untuk mengambil senyawa yang diketahui bersifat sebagai antioksidan dari daun sirih merah. Senyawa antioksidan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas dan mengurangi oksidasi asam lemak sehingga kerusakan sel dapat dicegah Fauziah, Juswono, and Herwiningsih, 2013. Pemilihan pelarut etanol pada penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa etanol mampu menggabungkan gugus polar dan nonpolar sehingga komponen pada daun sirih merah yang bersifat polar dan nonpolar dapat terekstrak. Pelarut yang bersifat polar dapat mengikat komponen senyawa fenolik termasuk flavonoid. Menurut Lin et al., 2006, flavonoid merupakan senyawa polifenol yang secara in vitro dapat menghambat proliferasi sel kanker kolon. Flavonoid dapat terlarut oleh pelarut polar seperti air dan etanol karena mempunyai gugus hidroksil. Ekstrak etanol daun sirih yang diperoleh berwarna hijau pekat karena pelarut yang digunakan tidak hanya mengekstraksi senyawa 47 flavonoid melainkan juga mengekstraksi klorofil yang ada di dalam daun sirih merah.

B. Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah dengan MTT assay