Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel

41

E. Definisi Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran

1. Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel adalah kegiatan menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur variabel penelitian. a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami. Keterlaksanaan pembelajaran aktif merupakan derajat yang menunjukkan seberapa sering kegiatan pembelajaran memenuhi kriteria karakteristik pembelajaran aktif. Menurut Ryan dan Marten yang dikutip oleh Bonwel 1991: 18 pembelajaran aktif didefinisikan sebagai berikut: Students learns both pssively and actively. Passive learning takes places when students take on the role of reseptacles of knowledge; that is; they do not directly participate in the learning process..Active learning is more likely to take place when students are doing something besides listening. Sejalan dengan definisi tersebut, melalui PP No.19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 ayat 1 pemerintah menyatakan, Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta 42 didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan definisi tersebut, Zulfahmi mengembangkan indikator-indikator pembelajaran aktif yang tersaji pada tabel berikut: Al-Talim , 2013: 278-284 Tabel 3.4 Operasional Variabel Pembelajaran Aktif NO Indikator No Item 1. Pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa student centred . 1 2. Didasarkan atas tujuan yang jelas. 2 3. Bersifat pemecahan masalah. 3, 4 4. Mengoptimalkan kegiatan penemuan inkuiri. 5 5. Memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru. 6, 7 6. Memungkinkan adanya perspektif baru pada diri siswa. 8, 9 7. Memungkinkan berkembangnya konstenlasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa. 10, 11 8. Memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya. 12, 13 9. Menfasilitasi memahami permasalahan dan mengaitkan pengalaman siap dengan pengalaman yang baru, pembelajaran aktif memerlukan media yang layak. 14 10. Hanya memungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri. 15, 16 43 NO Indikator No Item 11. Melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indra. 17, 18, 19 12. Pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga kiri. 20, 21 13. Terjadi dalam interaksi sosial yang kondusif dan dinamis. 22, 23 14. Ada umpan balik. 24, 25 b. Motivasi Belajar Siswa Motivasi merupakan dorongan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau pencapaian tujuan. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai individu. Biggs dan Teller Dimyati, 2009:81 mengatakan bahwa tujuan tersebut akan mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang ditunjukkan dengan beberapa indikator atau unsur, yakni: 1 adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik 44 Uno, 2016:23. Motivasi belajar ini dicakup dalam beberapa indikator, sebagai berikut: Tabel 3.5 Operasional Variabel Motivasi Belajar Aspek Indikator No Item Dorongan Internal 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 6, 9, 10, 22 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 1, 3, 4, 23 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 2, 5, 7, 24 Dorongan Eksternal 1. Adanya penghargaan dalam belajar. 12, 13, 25 2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 15, 17, 18 3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. 8, 19, 21 c. Kecerdasan Emosional Siswa Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Ada lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, 45 memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain Goleman, 2009:58-59. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional: Tabel 3.6 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional Dimensi Indikator Item Mengenali emosi diri a. Mengetahui keterbatasan diri. 1 b. Keyakinan akan kemampuan sendiri. 2 c. Mengetahui ketakutan. 3 d. Mengenali emosi diri. 4 Mengelola emosi a. Menahan emosi dan dorongan negatif. 5 b. Menjunjung norma kejujuran dan integritas. 6 c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri. 7 d. Luwes terhadap perubahan. 8 e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi baru. 9 Memotivasi diri a. Dorongan untuk menjadi lebih baik. 10 b. Menyesuaikan dengan sasaran kelompok dan organisasi. 11 c. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. 12 d. Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan. 13 Mengenali emosi orang lain a. Memahami perasaan orang lain 14 b. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain. 17 c. Mangerti perasaan orang lain. 18 d. Siap sedia melayani. 16 Membina a. Kemampuan persuasi. 19, 15 46 Dimensi Indikator Item hubungan dengan orang lain b. Terbuka mendengarkan orang lain dan memberi kesan yang jelas. 20 c. Kemampuan menyesuaikan tanggung jawab. 21 d. Memiliki semangat leadership. 22 e. Kolaborasi dan kooperasi. 23 f. Ada kemampuan untuk membangun tim. 24 2. Pengukuran Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan persepsi siswa kelas XII IIS yang menerapkan kurikulum 2013 berdasarkan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif terhadap motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa menggunakan skala Likert. Skala Likert Sugiyono 2012: 136 adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dalam penelitian ini diberi skor: Tabel 3.7 Bobot Skor Butir PertanyaanPernyataan Kriteria Jawaban Bobot Skor Pertanyaan Pernyataan Positif Pertanyaan Pernyataan Negatif Sangat Setuju SS 5 1 Setuju S 4 2 Ragu-Ragu R 3 3

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

1 2 20

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif dan efikasi diri

0 4 189