52
No. Item Keterangan
22 0,329
0,1909 Valid
23 0,623
0,1909 Valid
24 0,536
0,1909 Valid
25 0,598
0,1909 Valid
Output Pengujian Kedua Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa Terlampir
Tabel 3.10 menunjukkan hasil pengujian kembali setelah butir 14, 16 dan 20 dikeluarkan, tabel menunjukkan keseluruhan butir
pernyataan tentang motivasi belajar siswa adalah valid dengan nilai keseluruhan nilai
corrected item-total correlation
= 0,1909.
c. Variabel Kecerdasan Emosional Siswa
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kecerdasan Emosional Siswa
No. Item Keterangan
1 0,218
0,1909 Valid
2 0,553
0,1909 Valid
3 0,549
0,1909 Valid
4 0,566
0,1909 Valid
5 0,518
0,1909 Valid
6 0,527
0,1909 Valid
7 0,569
0,1909 Valid
8 0,658
0,1909 Valid
9 0,501
0,1909 Valid
10 0,642
0,1909 Valid
11 0,615
0,1909 Valid
12 0,602
0,1909 Valid
13 0,699
0,1909 Valid
14 0,604
0,1909 Valid
15 0,604
0,1909 Valid
16 0,433
0,1909 Valid
53
No. Item Keterangan
17 0,579
0,1909 Valid
18 0,556
0,1909 Valid
19 0,339
0,1909 Valid
20 0,493
0,1909 Valid
21 0,558
0,1909 Valid
22 0,428
0,1909 Valid
23 0,505
0,1909 Valid
24 0,521
0,1909 Valid
Output Pengujian Kedua Validitas Variabel Kecerdasan Emosional
Siswa Terlampir
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan tentang kecerdasan emosional siswa adalah valid, dimana seluruh
nilai
corrected item-total correlation
= 0,1909. 2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang
mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu tes dikatakan sudah
reliable
Suprapto, 2013: 141 jika tes tersebut mampu mengukur secara akurat dan konsisten. Menurut Siregar 2013: 87, reliabilitas
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konstan, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik
Alfa Cronbach
α.
Alfa Cronbach
Noor, 2014:24 adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baiknya item butir dalam suatu kumpulan
54 secara positif berkoelasi satu sama lain. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha
0,60. Jadi apabila nilai
Cronbach Alpha
dari variabel lebih dari 0,60 maka variabel tersebut dinilai
reliable
. Rumus yang dapat digunakan adalah rumus sebagai berikut:
= [ 1 -
]
Dimana rumus =
Keterangan: = Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan = jumlah butir pertanyaan
= varians total
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel
Cronbach Alpha
Parameter Status
Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif
0,948 0,60
Reliabel Motivasi Belajar
Siswa 0,931
0,60 Reliabel
Kecerdasan Emosional Siswa
0,916 0,60
Reliabel
55 Tabel 3.12 diatas menunjukkan bahwa penelitian untuk variabel
tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi, variabel motivasi belajar siswa dan variabel kecerdasan emosional siswa adalah
reliabel, karena nilai r hitung dari semua variabel atau cronbach’s alpha
0,60.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif Sugiyono, 2008: 29 adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Pengujian statistik deskriptif ini dilakukan untuk memaparkan persepsi siswa tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan motivasi belajar siswa dan kecerdasan emosional siswa, deskripsi ini menggunakan patokan penelitian dengan PAP II. Dalam PAP
Tipe II terdapat batasan atau patokan yang paling rendah
passing score
yaitu 56 dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup. Untuk keperluan deskripsi data, digunakan tabel distribusi frekuensi
Masidjo, 1995: 157:
56
Tabel 3.13 Nilai Persentil PAP Tipe II
Nilai Persentil Kategori Kecenderungan Variabel
81 - 100 Sangat Tinggi
66 - 80 Tinggi
56 - 65 Cukup
46 - 55 Rendah
46 Sangat Rendah
PAP II pada umunya merupakan cara menghitung dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Pada penelitian ini, peneliti telah
menetapkan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5, maka dari itu untuk mendeskripsikan kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan
adalah menemukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP II dengan rumus:
Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai presentil x skor tertinggi yang mungkin dicapai item
– skor terendah yang mungkin dicapai]. Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 5 x 25 = 125 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 25 = 25
Skor : 25 + 81 125-25 = 106
25 + 66 125-25 = 91
57 25 + 56 125-25 = 81
25 + 46 125-25 = 71 Data perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori
kecenderungan variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif sebagai berikut:
Tabel 3.14 Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
106 – 125
Sangat Tinggi 91
– 105 Tinggi
81 – 90
Cukup 71
– 80 Rendah
25 – 70
Sangat Rendah
b. Variabel Motivasi Belajar Siswa
Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 5 x 22 = 110 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 22 = 22
Skor : 22 + 81 110-22 = 93,28 dibulatkan menjadi 93
22 + 66 110-22 = 80,08 dibulatkan menjadi 80 22 + 56 110-22 = 71,28 dibulatkan menjadi 71
22 + 46 110-22 = 62,48 dibulatkan menjadi 63 Data perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori
kecenderungan variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut:
58
Tabel 3.15 Motivasi Belajar Siswa
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
93 – 110
Sangat Tinggi 80
– 92 Tinggi
71 – 79
Cukup 63
– 70 Rendah
22 – 62
Sangat Rendah
c. Variabel Kecerdasan Emosional Siswa
Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 5 x 24 = 120 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 24 = 24
Skor : 24 + 81 120-24 = 101,76 dibulatkan 102
24 + 66 120-24 = 87,36 dibulatkan 87 24 + 56 120-24 = 77,76 dibulatkan 78
24 + 46 120-24 = 68,16 dibulatkan 68 Data perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori
kecenderungan variabel kecerdasan emosional siswa sebagai berikut:
Tabel 3.16 Kecerdasan Emosional Siswa
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
102 – 120
Sangat Tinggi 87
– 101 Tinggi
78 – 86
Cukup 68
– 77 Rendah
25 – 67
Sangat Rendah
59 2.
Pengujian Prasyarat Analisis a.
Pengujian Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
ada berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Pengujian didasarkan pada pengujian normalitas
bivariat yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 22. Ketentuannya adalah sebagai berikut: Jika
lebih besar dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika
lebih kecil dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi tidak normal. b.
Pengujian Hipotesis 1
Rumusan Hipotesis a
Hipotesis Pertama = Tidak
ada hubungan
positif antara
tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif
pada materi
akuntansi dengan motivasi belajar siswa. = Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar siswa.
60 b
Hipotesis Kedua = Tidak
ada hubungan
positif antara
tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif
pada materi
akuntansi dengan kecerdasan emosional siswa. = Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan kecerdasan emosional siswa.
2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama hingga keempat ini dilakukan berdasarkan rumus-rumus korelasi
product moment
yaitu dengan Noor, 2014:77:
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑ Keterangan:
N = jumlah responden x = nilai tiap item
y = nilai total item Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan juga dapat menentukan arah dari variabel tersebut. Nilai koefisien korelasi
tersebut berkisar = -
1 ≤ 0 ≤ 1.