Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

60 b Hipotesis Kedua = Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan kecerdasan emosional siswa. = Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan kecerdasan emosional siswa. 2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pertama hingga keempat ini dilakukan berdasarkan rumus-rumus korelasi product moment yaitu dengan Noor, 2014:77: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: N = jumlah responden x = nilai tiap item y = nilai total item Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan juga dapat menentukan arah dari variabel tersebut. Nilai koefisien korelasi tersebut berkisar = - 1 ≤ 0 ≤ 1. 61 Berikut ini disajikan tabel tentang korelasi dan kekuatan hubungan variabel menurut Sugiyono 2008: 231 : Tabel 3.17 Tingkat Hubungan Variabel No Nilai Korelasi Tingkat Hubungan 1. 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 2. 0,20 – 0,399 Lemah 3. 0,40 – 0,599 Cukup 4. 0,60 – 0,799 Kuat 5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 3 Penarikan Kesimpulan a. Jika nilai Sig. 1-tailed α = 0,01, maka ditolak dan diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, jika nilai Sig. 1-tailed α = 0,01, maka diterima dan ditolak. Artinya, tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan motivasi belajar siswa. b. Jika nilai Sig. 1-tailed α = 0,01, maka ditolak dan diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan kecerdasan emosional siswa. Sebaliknya, jika nilai Sig. 1- tailed α = 0,01, maka diterima dan ditolak. Artinya, 62 tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan kecerdasan emosional siswa. 63

BAB IV GAMBARAN UMUM

Penelitian ini dilaksanakan di SMA pada wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013 yaitu SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta dan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Berikut ini gambaran umum dari masing-masing sekolah yang diteliti:

A. Identitas SMA Negeri 3 Yogyakarta

1. Alamat Jalan Laksda Laut Yos Sudarso No. 7, Kotabaru, Gondokusuman, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55224. 2. Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya SMA Negeri 3 Yogyakarta sebagai sekolah berwawasan global, berbudaya dan berkepribadian nasional, berbasis teknologi informasi yang mampu menyiapkan generasi penerus yang memiliki iman, taqwa, budi pekerti luhur, terdidik dan kemampuan sebagai kekuatan garda terdepan dalam membangun Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 64 b. Misi 1 Memberikan pendidikan dan pengajaran yang terbaik kepada siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah menengah atas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2 Memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta untuk menguasai ilmu pengetahuan sebagai dasar untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, baik nasional maupun internasional. 3 Menumbuhkan siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta sebagai anak Indonesia yang memiliki intaq, budi pekerti luhur, jiwa kepemimpinan, mandiri, berwawasan kebangsaan, saling menghargai dan menghormati serta hidup berkerukunan dalam kebhinekaan, baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional. 3. Sejarah Singkat SMA Negeri 3 Yogyakarta sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda . Bahkan, sekolah ini telah ada sejak tahun 1918, karena sebuah dokumen menunjukkan bahwa pada tanggal 30 Februari 1938 , sekolah ini merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Sampai dengan pecahnya Perang Dunia II Desember 1941, sekolah ini dikenal dengan nama AMS 65 Algemeene Middelbare School afdeling B. Saat itu, sekolah ini hanya diisi oleh mereka dari golongan elite pribumi . AMS afd. B berganti nama menjadi SMT Sekolah Menengah Tinggi bagian A dan bagian B pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942 . Hingga akhirnya, tanggal 19 September 1942, didukung oleh Kepala Sekolah saat itu Alm. RJ. Katamsi berdiri organisasi pelajar sekolah ini yang diberi nama PADMANABA. Padma dalam bahasa Sanskerta berarti teratai merah atau dalam Bahasa Latin adalah Nelumbium speciosum . Pada masa itu, sekolah ini juga biasa dikenal dengan nama SMT Kotabaru. Hingga sekarang, tanggal 19 September selalu diperingati sebagai Hari Lahir Padmanaba dengan serangkaian acara yang diselenggarakan oleh para peserta didik aktif, alumni, guru dan karyawan, dan segenap keluarga besar Padmanaba yang dikenal sebagai Pekan Peringatan Hari Padmanaba PPHP, yang pada tahun 2013 ini adalah PPHP ke-71. Tahun 1948 , sekolah ini terbagi menjadi dua, yaitu SMA A di Jalan Pakem 2 dan SMA B di Jalan Taman Krida 7. Pada tanggal 21 Desember 1948, sekolah ini diduduki Belanda . Tanggal 6 Juni 1949, SMA B berhasil dibuka kembali dengan pendidikan yang lebih berkualitas. Tahun 1956, SMA ini berubah nama menjadi SMA IIIB, dan berubah lagi menjadi SMA Negeri 3 pada tahun 1964 , di bawah pimpinan kepala Sekolah Ibu Mujono Probopranowo . 66 Dengan diberlakukannya Kurikulum 1994 , sekolah ini bernama SMU Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Yogyakarta, tetapi sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mulai tahun 2004, diubah lagi menjadi SMA Negeri 3 Yogyakarta. Walaupun demikian, masyarakat luas sampai sekarang masih men genalnya sebagai “SMA Padmanaba” atau “SMA 3 Bhe”.

B. Identitas SMA Negeri 8 Yogyakarta

1. Alamat Jalan Sidobali No. 1, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. 2. Visi dan Misi a. Visi Dengan semangat kerja keras dan dedikasi tinggi SMA Negeri 8 Yogyakarta bertekad untuk mempersiapkan dan mengantarkan anak didik mencapai cita-cita luhur. b. Misi 1 Meningkatkan mutu pembelajaran. 2 Memberdayakan peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya. 3 Meningkatkan komitmen dan profesionalisme tenaga kependidikan. 67 4 Menciptakan lingkungan yang kondusif. 5 Menciptakan budaya damai dan anti kekerasan. 3. Sejarah Singkat Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 235O1973 tertanggal 18 Desember 1973, Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan SMPP di Indonesia sejumlah 34 buah sekolah termasuk SMPP 10 Yogyakarta pada Selasa Pahing, 8 Januari 1974, kegiatan belajar mengajar SMPP 10 Yogyakarta dengan menempati gedung baru berlantai dua. Sebagai penyelenggara kegiatan proses belajar mengajar di serahkan SMA Negeri 5 Yogyakarta yang waktu itu dipimpin oleh Bapak R. Muh. Solihin, dengan jumlah siswa 196 orang terbagi dalam 5 kelas. Pada tanggal 1 April 1975 sejumlah 21 orang guru dan 12 orang karyawan tata usaha dengan resmi dimutasi dari SMA Negeri 5 Yogyakarta ke SMPP 10 Yogyakarta. Pada tahun pelajaran 1976 SMA 5 Yogyakarta dipindahkan ke lokasi baru yaitu Desa Tinalan, Kecamatan Kotagede Yogyakarta. Oleh karena itu SMPP 10 Yogyakarta harus berusaha melengkapi meja dan kursi siswa yang jumlahnya tidak sedikit. Namun kerjasama sekolah dengan BP-3 serta bantuan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maka kekurangan tersebut dapat diatasi. 68 Tahun pelajaran 1977 SMPP 10 Yogyakarta ditunjuk oleh Depdikbud menjadi sekolah Pradiseminasi untuk sistem pengajaran dengan modul. Pada tahun pelajaran 19801981, nama SMPP 10 Yogyakarta semakin terkenal dalam masyarakat. Akibatnya animo untuk masuk SMPP 10 Yogyakarta semakin besar. Pada tahun pelajaran 19821983 SMPP 10 Yogyakarta mendapat kepercayaan Dekdikbud untuk melaksanakan sistem belajar tuntas Mastery Learning pendekatan seluruh kelas pada waktu itu jumlah kelas 12 buah, masing-masing tingkat 4 kelas. Tahun pelajaran 19851986 terjadi perubahan nama SMPP 10 Yogyakarta menjadi SMA 8 Yogyakarta. Pada tahun ini juga diberlakukan kurikulum 1984 dengan penjurusan di kelas dua dengan 4 program pilihan yaitu A1 untuk program IPA, A2 program Biologi, A3 program IPS dan A4 program ilmu pengetahuan Bahasa. Riwayat singkat SMA Negeri 8 Yogyakarta tidak dapat meninggalkan riwayat SMPP 10 Yogyakarta, karena secara kelembagaan SMA Negeri 8 Yogyakarta adalah nama baru SMPP 10 Yogyakarta. Perubahan nama berdasarkan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0353O1985 tertanggal 8 Agustus 1985, tentang perubahan nama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan SMPP menjadi Sekolah Menengah Atas SMA. Selanjutnya dengan instruksi Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 01F96

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

1 2 20

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif dan efikasi diri

0 4 189