82
Correlation Coefficient
menunjukkan bahwa variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntasi dengan
kecerdasan emosional siswa mempunyai hubungan yang searah dengan kategori yang cukup. Hubungan searah yang dimaksud
adalah semakin tinggi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi maka semakin tinggi pula kecerdasan
emosional siswa. Hubungan ini juga dikatakan berkategori cukup karena nilai korelasi sebesar 0,494, dimana berada dalam rentang
frekuensi dari 0,40 – 0,599. Tabel 5.10 pada kolom Sig.
1-tailed
menunjukkan angka probabilitas sebesar 0,000 dimana jika Sig.
1- tailed
α = 0,01 maka dapat disimpulkan bahwa ditolak dan
diterima. Artinya, terdapat hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
kecerdasan emosional siswa. Dan kesimpulan ini dapat digeneralisasi untuk keseluruhan populasi.
C. Pembahasan
1. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi
Akuntansi dengan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data dari 106 siswa yang menjadi
responden dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi
belajar siswa memiliki hubungan positif dengan kategori yang kuat. Hal ini diketahui berdasarkan perhitungan hipotesis dengan korelasi Spearman
83 dengan nilai Sig.
1-tailed
yang menunjukkan angka probabilitas sebesar 0,000 yang α = 0,01. Dan didapatkan juga nilai koefisien korelasi
sebesar +0,643. Persepsi siswa tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi dengan kategori sangat tinggi sebanyak 25 siswa 23,6, kategori tinggi sebanyak 47 siswa 44,3, kategori cukup
sebanyak 18 siswa 17, kategori rendah sebanyak 9 siswa 8,5 dan juga kategori sangat rendah sebanyak 7 siswa 6,6. Dalam variabel ini
diperoleh hasil perhitungan rata-rata
mean
= 95,69; perhitungan nilai tengah
median
= 97,50; dan nilai yang sering muncul
modus
= 97. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif yang
dialami sebagian besar responden tinggi. Sementara itu, siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kategori sangat tinggi sebanyak 41 siswa
38,7, kategori tinggi sebanyak 44 siswa 41,5, kategori cukup sebanyak 16 siswa 15,1, kategori rendah sebanyak 1 siswa 0,9 dan
juga kategori sangat rendah sebanyak 4 siswa 3,8. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan rata-rata
mean
= 88,30; perhitungan nilai tengah
median
= 89,50; dan nilai yang sering muncul
modus
= 88. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi
belajar yang sudah tinggi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa mengenai
tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif termasuk dalam kategori tinggi, begitu pula untuk motivasi belajar siswa yang juga termasuk kategori
84 tinggi. Dan derajat hubungan variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif dan motivasi belajar siswa ini memiliki nilai koefisien korelasi positif dengan kategori yang kuat. Hal ini disebabkan karena hubungan yang
sensitif antara kedua variabel, hubungan sensitif ini dikarenakan sebagian besar responden memiliki persepsi yang konsisten dan responden
menjawab setiap butir pernyataan pada masing-masing variabel sehingga menghasilkan skor yang tinggi yang membuat koefisien korelasi menjadi
kuat. Sesuai dengan salah satu karakteristik pembelajaran aktif
Zulfahmi, 2013: 281-283, yaitu pembelajaran dengan menggunakan media yang layak. Dengan penggunaan media oleh para guru dapat
meningkatkan ketertarikan para siswa untuk lebih fokus dalam proses pembelajaran di kelas. Contoh yang dapat dilakukan oleh para guru adalah
memberikan video tentang topik yang sesuai dengan pembelajaran yang diajarkan supaya menarik perhatian para siswa dalam proses pembelajaran.
Masih banyak media yang menarik yang dapat disajikan kepada para siswa pada saat proses pembelajaran antara lain menyajikan materi dengan
power point
, video, dan juga artikel. Dengan menyajikan media seperti itu diharapkan supaya para siswa dapat terlibat aktif dan merasa senang dalam
pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran aktif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Selain itu, menurut Uno 2016:23 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar adalah salah satu unsur yang membuat siswa mempunyai
85 motivasi belajar. Dalam pembelajaran di kelas, pemberian media oleh guru
termasuk dalam kegiatan yang menarik bagi siswa, karena fokus siswa dalam pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton. Dengan
demikian, maka kegiatan pembelajaran dengan media ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas.
Dengan penjelasan yang telah diuraikan di atas, diketahui bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar siswa
memiliki hubungan positif yang tinggi. Maka dapat disimpulkan jika tingkat keterlaksaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar siswa
telah berjalan secara optimal. 2.
Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Kecerdasan Emosional Siswa
Berdasarkan hasil analisis data dari 106 siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan kecerdasan emosional siswa memiliki hubungan positif dengan kategori
yang cukup. Hal ini diketahui berdasarkan perhitungan hipotesis dengan korelasi Spearman dengan nilai Sig.
1-tailed
yang menunjukkan angka probabilitas sebesar 0,000 yang α = 0,01. Dan didapatkan juga nilai
koefisien korelasi sebesar +0,494. Persepsi siswa tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi dengan kategori sangat tinggi sebanyak 25 siswa 23,6, kategori tinggi sebanyak 47 siswa 44,3, kategori cukup
86 sebanyak 18 siswa 17, kategori rendah sebanyak 9 siswa 8,5 dan
juga kategori sangat rendah sebanyak 7 siswa 6,6. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan rata-rata
mean
= 95,69; perhitungan nilai tengah
median
= 97,50; dan nilai yang sering muncul
modus
= 97. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif yang
dialami sebagian besar responden sudah tinggi. Sementara itu, siswa yang memiliki kecerdasan emosional dengan kategori sangat tinggi sebesarnya
26 siswa 24,5, kategori tinggi sebanyak 68 siswa 64,2, kategori cukup sebanyak 9 siswa 8,5, kategori rendah sebanyak 3 siswa 2,8
dan tidak ada yang memiliki kategori sangat rendah dalam kecerdasan emosionalnya. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan rata-rata
mean
= 96,63; perhitungan nilai tengah
median
= 96; dan nilai yang sering muncul
modus
= 96. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif termasuk dalam kategori tinggi,
begitu pula untuk kecerdasan emosional siswa yang juga termasuk kategori tinggi. Dan derajat hubungan variabel tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif dan kecerdasan emosional siswa ini memiliki nilai koefisien korelasi positif dengan kategori yang cukup. Hal ini disebabkan
karena hubungan yang kurang sensitif antara kedua variabel, hubungan sensitif ini dikarenakan sebagian responden memiliki persepsi yang
konsisten dan responden menjawab setiap butir pernyataan pada masing-
87 masing variabel sehingga menghasilkan skor yang tinggi yang membuat
koefisien korelasi menjadi cukup. Sesuai dengan indikator pembelajaran aktif Zulfahmi, 2013: 281-
283 yaitu terdapat aktivitas individual dan juga faktor interaksi sosial juga menentukan. Interaksi sosial yang terjadi dalam pembelajaran baik antar
siswa maupun antara siswa dengan guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Terutama saat guru membagi siswa ke dalam kelompok-
kelompok untuk mengerjakan mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam diskusi tersebut, para siswa dilatih untuk bekerjasama dengan
kelompok dengan saling menghargai pendapat anggota kelompok dan dapat bertukar pikiran untuk mendapatkan jawaban yang mendekati
sempurna. Dengan melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok seperti itu diharapkan supaya para siswa dapat terlibat aktif dan merasa senang
dalam pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran aktif dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa.
Dengan penjelasan yang telah diuraikan di atas, diketahui bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan kecerdasan emosional
siswa memiliki hubungan positif yang cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat keterlaksaan pembelajaran aktif
maka semakin meningkat pula kecerdasan emosional siswa.