Observasi langsung Wawancara Metode Penelitian

1.5.1. Observasi langsung

Observasi pengamatan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti dan dibantu dengan alat dokumentasi gambar yaitu kamera. Dengan demikian yang kegiatan yang dilakukan ialah dengan melihat serta memperhatikan para pekerja dalam membuat serta mengerjakan lampion tersebut. Observasi juga dilakukan di rumah para pekerja saat pekerja mulai bekerja serta hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka, suasana rumah pekerja, serta keterlibatan anggota keluarga dalam pembuatan lampion selendang.

1.5.2. Wawancara

Wawancara adalah teknik selanjutnya yang dapat digunakan untuk memperoleh keterangan mengenai kejadian yang akan diteliti. Wawancara pada umumnya digunakan untuk mengali keterangan mengenai: cara berlaku yang sudah menjadi kebiasaan, hal-hal yang dipercayai, dan nilai-nilai yang dianut Ihromi, 2006. Wawancara yang dilakukan ini adalah wawancara mendalam 9 dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara interview guide yang berhubungan dengan masalah penelitian serta bantuan alat rekam berupa tape recorder. Dalam melakukan wawancara, maka akan dilakukan pemilihan informan.. Informan adalah orang yang dijadikan sebagai sumber informasi. Informan dalam 9 Wawancara mendalam berbeda dengan wawancara pada umumnya hal dikarenakan dengan kekhasan dari wawancara mendalam tersebut ialah keterlibatan peneliti dalam kehidupan informan sehingga data yang ingin diperoleh dapat lebih mendalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu informan pangkal dan informan kunci. Informan pangkal ialah diartikan sebagai orang yang pertama kali memberitahukan informasi kepada peneliti, serta yang membawa peneliti kepada informan kunci dalam penelitian ini yang menjadi informan pangkal ialah para pekerja diantaranya Ibu Juni Pasaribu, Ibu S. Tambunan, Ibu E. Simanjuntak, Ibu Napitupulu, Ibu N. Sihombing, Ibu P. Nababan, Opung Manahan, dan Gaul. Informan kunci ialah orang yang mengetahui banyak tentang masalah yang diteliti dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci ialah Toke pemilik modal yaitu Ibu Yuni dan ibu Yanti dan koordinator pekerja yaitu Ibu P. Pasaribu. Akan tetapi dalam peneliti tidak membatasi jumlah informan informan pangkal maupun informan kunci, selama orang yang diwawancarai memberikan informasi yang dibutuhkan maka orang tersebut layak dijadikan informan. Wawancara saya dengan salah satu toke pada tanggal 20 Maret 2014, berawal dari tetangga saya yang bernama kak Juni yang juga pekerja lampion selendang ini mengenalkan pada seorang toke yang bernama Ibu Yuni. Saya pun membuat rencana dengan kak juni untuk bertemu dengan Ibu Yuni. Dikarenakan ibu Yuni ini punya kesibukkan lain, maka waktu yang tepat untuk menemuinya ialah jam 10 malam. Waktu itu pun tiba, saya dan ibu Juni berangkat ke rumah Ibu Yuni yang ternyata cukup jauh dari tempat tinggal saya. Sesampainya di rumahnya, Ibu Juni mulai menyapa dan saling berbicara mengenai lampion. Awalnya ibu itu mengira bahwa Ibu Juni datang untuk meminta kerjaan, tapi setelah dijelaskan oleh Ibu Juni bahwa kedatangan kami ialah untuk berbicara mengenai industri lampion selendang, akhirnya dia pun mengerti. Universitas Sumatera Utara Pada saat itu juga, ada pekerja yang lagi datang untuk meminta kerjaan, terlebih dahulu ibu itu mengurusi pekerjanya, kami harus menunggu beberapa lama sampai ibu itu bersedia untuk di wawancarai. Sambutan ibu Yuni terhadap saya dapat dikatakan baik, apalagi baru satu kali itu saya bertemu dengan dia, biasanya saya hanya mendengar namanya saja yang sering diceritakan oleh para pekerja. Dan baru hari itulah saya bertemu dengan orangnya, Ibu itu masih muda, ramah, dan saat diwawancara suaranya pelan. Waktu saya pun tiba untuk mulai bertanya kepada Ibu Yuni, saya memperkenalkan diri, dan ibu Yuni itu bersedia untuk diwawancarai. Disela-sela wawancara ibu itu terkadang menceritakan pengalamanya dan hal itu yang membuat saya berpikir ternyata ibu ini mau menceritakan pengalamanya semenatara saya baru kenal dengan dia begitu juga dengan sebaliknya. Hal ini menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi saya dengan sikap terbuka dari Ibu itu. Selesai wawancara saya pun berpamitan dengan Ibu Yuni. Wawancara dengan para pekerja, saya lakukan di saat mereka membuat lampion tersebut, maupun pada saat mereka mengambil bahan dari toke maupun dari koordinator pekerja. Saat melakukan wawancara ada perasaan segan takutnya mereka terganggu dengan kedatangan saya untuk mewawancarai mereka. Tetapi semua perasaan takut itu hilang saat mereka dengan baik dan terbuka mau untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan. Disamping itu juga sebagian para pekerja sudah saya kenal sebelumnya dikarenakan satu gereja selain itu juga ada pekerja yang memiliki marga yang sama dengan saya, sehingga membuat wawancara terasa lebih menyenangkan. Universitas Sumatera Utara

1.5.3. Studi Literatur