Tinjauan Pustaka Lampion Selendang (Studi Etnografi Industri Rumah Tangga di Jalan Rawa II Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai)

1.2. Tinjauan Pustaka

Menurut Malinowski dalam Sairin 2002: 2 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga ketegori besar yaitu kebutuhan kebutuhan yang berkaitan dengan biologis, sosial, dan psikologis. Walaupun ketiga kebutuhan itu tampak terpisah namun sebenarnya ketiganya adalah tiga serangkai yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Tiga kebutuhan manusia tersebut ialah: 1. Kebutuhan alamiah-biologi manusia harus makan dan minum untuk menjaga kestabilan temperatur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman yang merupakan salah satu dari kebutuhan biologis, manusia terikat dengan gagasan makanan yang dapat dikonsumsi dan makanan mana pula yang diharamkan untuk dimakan 2. Kebutuhan kejiwaan manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh dri rasa takut, keterpencilan, gelisah, dan lain-lain. 3. Kebutuhan sosial manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan, untuk tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai budayanya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh dan lain-lain. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup juga manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut pemenuhan akan kebutuhan tersebut, kegiatan inilah yang disebut dengan kegiatan ekonomi Putong, 2012: 16. Adanya kebutuhan inilah maka manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan ekonomi. Karl Polany menyatakan bahwa ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah upaya yang dilakukan manusia untuk pemenuhan kebutuhan hidup ditengah- tengah lingkungan sosialnya Sairin, dkk 2002: 16-17. Pada dasarnya konsep ekonomi adalah alokasi sumber daya yang banyak dan sesuai antara keinginan manusia yang dapat didasari, dengan pengakuan bahwa alternatif-alternatif sangat memungkinkan pada tiap bidang. Tidak hanya itu saja ekonomi juga berkaitan dengan implikasi-implikasi pilihan-pilihan manusia dengan hasil keputusan-keputusan. Pilihan-pilhan, keinginan-keinginan serta impilkasinya dalam melibatkan hubungan-hubungan sosial. Serta mendalami adanya suatu hubungan manusia dengan kebutuhan hidupnya secara luas Sairin, dkk 2002 : 13. Hal ini sejalan dengan penelitian Malinowski pada masyarakat Trobriand yang menyatakan bahwa : “Aktifitas ekonomi orang trobriand bukan dibimbing oleh hasrat untuk memuaskan kemauannya, tetapi oleh seperangkat kekuatan-kekuatan tradisi yang kompleks, tugas-tugas dan kewajiban, kepercayaan akan magis, ambisi-ambisi dan kesombongan sosial” Pada awal perkembangan aktifitas ekonomi dengan gejala pertukaran. Pertukaran tradisional yang tidak menggunakan mekanisme uang, pertukaran tersebut terdapat pada masyarakat tradisional misalnya pertukaran hadiah, perdagangan kula dan sebagainya. Saat ini pertukaran tidak hanya dipandang sebagai sesuatu hal sederhana seperti hal di atas, sistem pertukaran mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa Sairin, dkk 2002: 40. Menurut Polany motif-motif yang mendasari pertukaran ialah kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan ekonomi, tetapi kebutuhan ekonomi dalam Universitas Sumatera Utara hal ini tidak dimaksudkan untuk mendapat keuntungan komersial. Sebaliknya, usaha mendapatkan keuntungan komersial, suatu keuntungan yang diperoleh berdasarkan proses tawar-menawar. Polany juga membagi sistem pertukaran menjadi dua bagian yaitu resiprositas 4 dan redistribusi Sairin, dkk 2002: 39. Resiprositas terbagi atas beberapa jenis, salah satunya ialah resiprositas secara umum. Menurut Swartz dan Jordan resiprositas umum pada dasarnya berlaku pada orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat Dalam Sairin, dkk 2002: 50. Meskipun berlaku di kalangan keluarga dekat, namun terdapat variasi yang cukup penting antara resiprositas di kalangan masyarakat sederhana dan masyarakat industri. Pada masyarakat industri, resiprositas umum tetap berlaku dikalangan orang- orang yang sekerabat, namun terbuka kemungkinan yang lebih luas terjadi diantara orang-orang yang berhubungan karib Sairin, dkk 2002: 52. Hal ini sesuai dengan industri rumah tangga, kebanyakan industi rumah tangga, para pekerja maupun yang menjadi orang kepercayaan nya ialah kerabat dari yang pemilik modal ataupun orang yang dekat dengan pemilik modal. Selain resiprositas, konsep pertukaran yang lain ialah Redistribusi 5 . Fungsi ekonomi dari redistribusi cukup beragam: pertama, redistribusi merupakan kerja sama ekonomi yang bersifat saling menguntungkan. Fungsi ini memperhatikan bahwa kedua belah pihak antar pemegang otoritas dan masyarakat saling mendapatkan keuntungan dari aktivitas redistribusi yang mereka lakukan. Sama halnya dengan industri rumah 4 Resiprositas ialah rasa timbal balik resiprokal sangat besar yang difasilitasi oleh bentuk simetri tradisional, cirri utama organisasi orang-orang yang tidak terpelajar Sjafri Sairin, 2002 : 44 5 Redistribusi merupakan suatu bentuk kerja sama individu-individu anggota suatu masyrakat, atau suatu kelompok dalam memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki atau kuasai Sjafri Sairin, 2002 : 67 Universitas Sumatera Utara tangga, adanya pihak-pihak yang saling menguntungkan satu sama lain yaitu antara pemilik modal dengan para pekerja yang masing-masing memperoleh keuntungan berupa uang. Menurut Cook pendekatan substantif menempatkan perekonomian sebagai rangkaian dari aturan-aturan dari organisasi sosial, dimana setiap individu dilahirkan dan diatur dalam suatu sistem organisasi tersebut. Dengan kata lain pendekatan substantif melihat hal-hal yang lebih dalam yang tidak hanya melihat kegiatan ekonomi sebagi suatu yang sederhana yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi pendekatan ini melihat hal-hal yang berkaitan di dalam suatu kegiatan ekonomi yang dapat memperngaruhi kegiatan ekonomi tersebut Sairin, dkk 2003: 105. Menurut Polany setiap perekonomian terkait dengan organisasi sosial dan kebudayaan. Dalam hal ini ada proses yang melibatkan berbagai aspek dalam kehidupan manusia baik itu aspek organisasi sosial maupun kebudayaan. Hal ini ditujukan pada bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa, untuk memnuhi kebutuhan biologis dan makna sosial. Dengan kata lain substatntif berbicara tentang apa yang sebenarnya terjadi bukan apa yang seharusnya Sairin, dkk 2003: 114-115. Kegiatan industri merupakan aktifitas manusia di bidang ekonomi produktif untuk mengolah suatu bahan menjadi barang yang bernilai untuk di jual. Sebagian dari sistem perekonomian, kegiatan industri identik dengan proses produksi untuk kelangsungannya perlu ditunjang dengan pengelolaan serta pemasaran hasil-hasil produksi. Sebuah sistem industri terdiri dari unsur-unsur fisik dan unsur perilaku manusia. Unsur pertama meliputi kondisi peralatan dan barang utama, sedang unsur Universitas Sumatera Utara perilaku manusia meliputi komponen tenaga kerja, keterampilan, tradisi, transportasi, serta komunikasi. Perpaduan antar unsur fisik dan perilaku manusia membuat aktifitas industri harus melibatkan berbagai faktor Hendro, 2000: 15. Dalam melakukan kegiatan perekonomian guna memenuhi kebutuhan hidup, manusia bekerja yaitu dengan melakukan suatu kegiatan. Menurut Karl Max bahwa yang membedakan manusia dengan mahkluk lain ialah kerja. Hanya manusialah mahluk yang mampu melakukan kerja Damsar, 2009: 68. Banyak pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti halnya dalam membuat usaha sendiri atau dalam bidang perindustrian. Industri menjadi salah satu aktifitas ekonomi pada masyarakat modern. Menurut Azhary 1986: 17, industri adalah bagian dari proses produksi yang tidak mengambil bahan langsung dari alam tetapi barang itu diolah dahulu menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat. Direktorat Jenderal Industri Kecil 1984: 4 memberikan definisi tersendiri mengenai pengertian industri. Industri merupakan usaha untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan serendah mungkin dengan mutu setinggi mungkin. Fenomena industri rumah tangga dapat dipandang sebagai salah satu tahap dari sebuah proses besar, munculnya industri ini dalam masyarakat boleh dikatakan merupakan awal dari sebuah proses perubahan menuju sebuah masyarakat industri dengan skala besar di masa-masa yang akan datang, jika proses ini tidak terganggu oleh berbagai peristiwa lain dalam masyarakat tersebut. Universitas Sumatera Utara Dilihat dari sudut pandang teori evolusi, masyarakat yang mengenal industri kecil, industri rumah tangga, seakan akan sebuah masyarakat yang tengah berada pada tahap peralihan transitional, yang lahir ketika sebuah masyarakat agraris ingin atau harus mengubah dirinya menjadi sebuah masyarakat industri. Masyarakat ini tidak sepenuhnya agraris lagi, namun juga belum sepenuhnya industrial. Geertz 1989 mengenai industri rumah tangga yang ada di Mojokuto mengatakan “Bahwa pada umumnya, industri rumah tangga yang tradisional pada hakekatnya adalah serupa dengan pertanian tradisional : sangat padat karya, sangat naik turun kegiatannya menurut musim-musim tertentu, pada dasarnya lemah dan tidak dimanis organisasinya, dan karena tingkat operasinya sangat kerdil sangat sukar untuk memodalinya dengan efektif”. Industri rumah tangga merupakan suatu sistem produksi, yang berarti ada produk yang dihasilkan melalui proses nilai tambah dari bahan baku tertentu, yang dilakukan di tempat rumah perorangan dan bukan di suatu pabrik Adapun yang menjadi ciri-ciri dari industri rumah tangga Azhary, 1986:21 1 Dilakukan di rumah 2 Umumnya merupakan tambahan mata pencaharian disamping usaha agraria 3 Memerlukan banyak tenaga tangan 4 Menggunakan alat-alat dan cara sederhana 5 Pengetahuan yang sangat terbatas 6 Upah sedikit rendah 7 Membuat barang untuk keperluan sehari-hari. Universitas Sumatera Utara Industri rumah tangga masuk dalam beberapa program pengembangan pada bidang perindustrian, Industri Kecil dan Menengah UKM dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan kegiatan usaha ekonomi skala kecil dan menengah yang produktif, mendukung per- luasan kesempatan kerja dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan, serta meningkatkan perolehan devisa. Industri kecil termasuk industri kerajinan dan rumah tangga, telah berkembang menjadi bagian integral dari industri nasional sehingga mempunyai potensi besar sebagai sumber pertumbuhan industri dalam jangka panjang Sutanto, 1996: 89. Dari sisi kebijakan, usaha kecilrumah tangga sangat perlu mendapat perhatian karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi sebagian besar angkatan kerja Indonesia, namun juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan kemiskinan. Peran penting usaha rumah tangga menjadi alternatif penambahan pendapatan keluarga yang paling mudah, mereka hanya memerlukan modal yang kecil, apa yang mereka usahakan adalah sesuatu yang mereka sudah jalani bukan merintis usaha yang baru sama sekali, dikarenakan sifat flexibility-nya, usaha kecilrumah tangga sesungguhnya tidak memerlukan perlakuan khusus. Usaha kecilrumah tangga merupakan seedbedpersemaian bagi pengembangan industri dan sebagai pelengkap produksi pertanian bagi penduduk miskin. Boleh dikatakan, ia juga berfungsi sebagai strategi mempertahankan hidup di tengah kesulitan ekonomi Sutanto, 1996: 20. Universitas Sumatera Utara Pendapatan dapat dikatakan sebagai sejumlah uang yang telah diterima pada pelanggan dari perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Untuk memudahkan dalam mengartikan, maka pendapatan dapat dibagi dalam beberapa bagian 6 :  Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan berupa uang yang biasanya diterima sebagai balasan jasa. Sumber-sumber yang utama ialah gaji atau upah.  Pendapatan berupa barang yaitu segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diserahterimakan dalam bentuk barang dan jasa. Barang yang diperoleh dinilai dengan harga sekali pun tidak imbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang secara cuma-cuma.  Penerimaan barang dalam bentuk lain-lain, merupakan barang yang dipakai sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat redistribusi dan biasanya membawa perubahan keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang berupa warisan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendapatan adalah jumlah penghasilan baik dari keluarga maupun perorangan dalam bentuk uang, yang diperolehnya dari jasa 6 M.Tohar, Membuka Usaha Kecil. Kanisius, Yogyakarta 2000 hal 16-18 Universitas Sumatera Utara setiap bulan yang baik dari sebelumnya, atau dapat juga diartikan sebagai suatu hasil yang sedikit keberhasilan usaha, maka jumlah tersebut akan menjadi besar dan meningkat 7 . Berdasarkan jenisnya pendapat dapat dibagi dalam beberapa bagian salah satunya ialah pendapatan rumah tangga. Yang dimaksud dengan pendapatan rumah tangga ialah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalam rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari satu macam sumber pendapatan, sumber pendapatan yang beragam tersebut dapat terjadi karena anggota keluarga melakukan lebih dari satu jenis kegiatan yang berbeda satu sama lain 8 . Jaringan Sosial yaitu suatu pengelompokkan yang terdiri atas sejumlah orang masing-masing, mempunyai identitas sendiri, dan satu dengan yang lainnya dihubungkan melalui hubungan sosial Suparlan, 1988. Di dalam jaringan tersebut terjalin suatu kerjasama dimana masing-masing individu mempunyai sejumlah kepentingan. Pada dasarnya jaringan adalah ikatan-ikatan sosial dari berbagai individu yang berorientasi pada individu tertentu. Membangun jaringan hubungan memainkan peranan yang sangat penting bagi setiap usaha individu untuk memperoleh sumber daya tertentu Ahimsa Putra, 2003: 131. Sehingga jaringan sosial yang terbentuk dari hubungan yang berulang- ulang diantara individu yang mempunyai fungsi yang penting bagi individu-individu yang terlibat di dalamnya. 7 Ibid 8 Ibid, hal 20 Universitas Sumatera Utara Menurut Sumintarsih jaringan sosial dapat terlihat hubungan sosial yang terjadi pada suatu industri, termasuk industri lampion selendang ini, maka dua perspektif dari jaringan sosial ini yaitu: sebagai alat analitik untuk menjelaskan hubungan sosial, dan sebagai satu cara pengaturan hubungan antar pelaku-pelaku ekenomi Dalam Ahimsa- Putra, 2003: 266. Dalam hubungan sosial yang terdapat dalam industri rumah tangga lampion selendang ini ialah hubungan antar para pekerja dengan pekerja, serta hubungan antar toke dengan pekerja. Penelitian Dewey 1990: 267 menunjukkan pentingnya hubungan sosial. Seperti pada hubungan sosial para pedagang dengan berbagai pihak. Pedagang menjalin hubungan dengan pemilik sarana transportasi, tengkulak, penyimpang barang, penyalur barang pada pengecer, serta konsumen. Dalam lingkungan kerja hubungan sosial yang terjadi adalah antara toke, dan antar pekerja orang yang memproduksi. Taktik dapat dikatakan sebagai turunan dari strategi, Menurut Ahimsa-Putra 1994: 113 strategi merupakan pola-pola yang dibentuk oleh berbagai usaha yang direncanakan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Membahas mengenai taktik dalam produksi serta pemasaran lampion selendang maka, diperlu diketahui terlebih dahulu pengertian produksi. Menurut Damsar 2009: 67 kata produksi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu production. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata produksi yaitu hasil dan pembuatan. Pengertian produksi itu mencakup segala kegiatan, termasuk prosesnya, Universitas Sumatera Utara yang dapat menciptakan hasil, penghasilan dan pembuatan. Kegiatan produksi adalah suatu produk. Pengertian produk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah: 1. Barang atau jasa yang dibuat, ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu. 2. Benda atau yang bersifat kebendaan seperti: barang, bahan, atau bangunan yang merupakan hasil konstruksi. 3. Hasil, hasil kerja Berdasarkan hal tersbut dapat dikatakan bahwa produk berkait dengan suatu proses yang bernama kerja. Menurut Sunarto 2006: 4, kegiatan pemasaran ialah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai bagi pihak lain. Agar kegiatan dapat berjalan dengan baik haruslah memiliki cara-cara tertentu. Universitas Sumatera Utara

1.3. Perumusan Masalah