Pengaruh Industri Lampion Selendang pada Tingkat Pendapatan Pekerja

menyimpannya pada toke. Bila suatu hari pekerja tersebut memerlukan uangnya maka disitulah toke harus menyerahkan upah pekerja yang telah ditabung tadi. Biasanya pengambilan uang tabungan tersebut pada hari-hari besar seperti hari lebaran dan hari natal dimana keperluan pada saat hari-hari tersebut lebih besar.

3.5. Pengaruh Industri Lampion Selendang pada Tingkat Pendapatan Pekerja

Pekerjaan lampion selendang ini sangat membawa dampak yang begitu banyak baik dari segi ekonomi maupun sosial bagi kehidupan pihak yang terlibat di dalam industri ini. Dalam hal segi ekonomi, pekerjaan membuat lampion seledang ini seperti “angin segar” yang dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga. Ibu-ibu rumah tangga yang kebanyakan hanya mengurus rumah serta mengurus anak membuat mereka tidak memiliki pemasukan tersendiri, selain dari gaji yang diberikan oleh suami mereka. “Saya merasa beruntung bisa ngerjain benang ini, gaji dari benang ini bisa nambahin beli barang di rumah, udah gitu saya punya uang sendiri dari kerjaan saya. Juga buat tambah barang-barang dirumah, kalau diminta dari bapak nanti untuk uang makan berkurang makanya, belinya pakai uang sendirilah, seperti yang sudah saya bilang tadi untung lah saya bisa ngerjain benang ini” Ibu N. Sihombing, 35 tahun Upah yang diterima pekerja beranekaragam, salah satu pekerja yaitu Ibu Juni Pasaribu mengatakan bahwa satu minggu itu dia bisa mendapat gaji sebesar Rp 400.000 ribu rupiah. Sementara itu pekerja lainnya, Ibu P. Nababan juga mengatakan bila satu Universitas Sumatera Utara minggu dia bisa mendapat gaji sebesar Rp 250.000. Dengan demikian dalam satu bulannya bila dirata-ratakan Ibu P. Nababan bisa mendapat gaji sebesar Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 2.000.000. Dari upah yang diterima oleh para pekerja tersebut, maka dapat dikatakan bahwa industri lampion ini sangat membawa peningkatan pendapatan bagi para pekerjanya. Tidak hanya itu, hal lain juga terlihat dari pengaplikasian gaji yang diterima oleh para pekerja tersebut. “Suami saya kan gak kerja, jadi saya lah yang cari uang, untunglah ada lampion ini dari sinilah untuk kebutuhan makan kami sehari-hari, kalau gak lampion ini udah gak tau lagi lah, tau lah cari kerjakan susah saya juga udah tua, lampion inilah harapan kami sehari- hari”Ibu Napitupulu, 55 tahun Bentuk pengaplikasian upah yang diterima oleh para pekerja seperti : untuk sekolah anak, banyak dari para pekerja yang memberikan upah mereka untuk sekolah anak mereka. Tidak hanya itu, salah satu pekerja tambahan dari Ibu Juni Pasaribu yaitu keponakannya bernama Gaul mengatakan bahwa dengan adanya lampion ini dia bisa sekolah. “Dari kerja lampion aku bisa sekolah kak, aku kan udah ngerjain ini dari kelas 6 SD sampai sekarang aku kelas 2 SMP, jadi gaji ku itu ku simpan untuk bayar buku, untuk uang jajan sama untuk beli sepeda. Kan orang tua jauh di kampung, jadi aku harus pandai nyimpan uang ku, kalau misalnya aku minta dari orang tua ku gak ada uangnya, jadi sambil nunggu kiriman ya aku kerjain lampion ini”Gaul, 13 tahun Universitas Sumatera Utara Selain itu pengaplikasian upah yang diterima para pekerja ada yang menggunakannya untuk membayar kontrakkan, membeli perabotan di rumah serta ada juga pekerja yang menabungnya semua disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing para pekerja tersebut. Dengan demikian dapat terlihat bahwa, industri lampion selendang ini sangat membantu terutama bagi para pekerjanya untuk keperluan sehari- hari mereka. Serta pendapatan keluarga dari pekerja semakin meningkat dengan adanya industri lampion selendang ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pekerja mengatakan bahwa dengan mengerjakan lampion selendang ini pendapatan keluarga naik hingga 50 dari sebelum mengerjakan lampion selendang ini. Universitas Sumatera Utara BAB IV HUBUNGAN SOSIAL YANG TERJADI DALAM INDUSTRI LAMPION SELENDANG 4.1 Alasan Memilih Pekerjaan lampion selendang Karl Polany dalam Sairin 2002: 16-17 mengemukakan bahwa ekonomi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia hendaknya memiliki mata pencaharian hidup. Sistem mata pencaharian hidup merupakan salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan Koenjaraningrat, 2004: 2. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang individu maupun kelompok tentu memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, serta hal yang melatarbelakangi untuk memilih suatu pekerjaan yang dapat dijadikan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sama halnya dengan para pekerja lampion selendang memiliki alasan tertentu serta adanya tujuan- tujuan yang ingin dicapai oleh para pekerja tersebut. Salah satu alasan dari para pekerja memilih lampion selendang sebagai salah satu mata pencahariannya ialah dikarenakan pekerjaan membuat lampion ini dapat dikatakan sebagai pekerjaan yang mudah untuk dipelajari serta upah yang diterima dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan bagi ibu rumah tangga saat ini sudah cukup beranekaragam. Universitas Sumatera Utara “Saya lebih memilih untuk mengerjakan lampion selendang ini, karna mudah dipelajari terus bisa dikerjakan dirumah jadi pekerjaan rumah juga bisa sekalian dikerjakan, trus juga gajinya lumayanlah. Kalau kerjaan kayak ngupas bawang gtu kan gajinya juga gak seberapa trus kalau ngerjain lampion ini kita juga lebih bersih gak kotor” Ibu Juni Pasaribu, 38 Tahun Selain itu pekerja lain yang sudah tua seperti opung Manahan mengatakan bahwa dia memilih untuk ikut bekerja sebagai pembuat lampion ini adalah untuk mengisi kegiatannya sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orientasi dari opung Manahan bukanlah untuk upah, tetapi untuk mengisi kegitaan sehari-hari. Dalam hal ini juga opung Manahan tidak menuntut jumlah yang banyak untuk dikerjakan satu hari opung Manahan hanya diberikan 200 buah lampion saja. Yang terpenting bagi opung Manahan dia tetap diberikan pekerjaan walaupun tidak harus setiap hari. “Sebenarnya aku udah malas untuk kerja kalau soal makan sehari-hari kan anak ku yang memberikannya karna mereka kan sudah pada bekerja. Tetapi kalau nanti aku tidak bekerja maka anak-anak ku yang marah. Kata anak-anak aku harus bekerja biar aku ada kegiatan. Soal gaji dari buat lampion ini aku kasih ke cucu ku buat jajannya” opung Manahan 68 tahun. Universitas Sumatera Utara

4.2. Perekrutan Para Pekerja