Modal Usaha Lampion Selendang (Studi Etnografi Industri Rumah Tangga di Jalan Rawa II Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai)

“Harga telekung turun membuat ibu harus mencari usaha lain, kebutulan ibu kan bisa membordir maka dari itu ibu bordir kain itu trus kan ibu tanya ke pasar ibu bilang gini: “ini aku bisa bordir kalau mau nanti hubungi aku ya ni no hp nya” Ibu Yuni, 38 Tahun Setelah menjalin hubungan dengan beberapa toko yang ada di pasar, maka terjadilah nego harga antara toke dengan pengusaha di pasar. Harga yang disepakati pun telah mencapai kata sepakat, maka para pengusaha di pasar mulai memberikan kain kepada para toke untuk dikerjakan mulai dari membordir, membuat hingga memasang lampionnya. Usaha lampion ini yang dijalani sudah sekitar 10 tahun.

3.2. Modal Usaha

Usaha tanpa modal, sama saja dengan tidak adanya usaha tersebut. Modal dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diperlukan untuk mengawali usaha, seperti uang, bahan baku, dan peralatan produksi. Bagi pengusaha, modal merupakan persoalan mendasar pada saat mengawali usaha. Dari mana modal usaha diperoleh? Apakah milik sendiri? Apakah modal yang dimiliki sudah cukup untuk berproduksi dan sebagainya?. Hal-hal inilah yang harus diperhatikan oleh seorang pengusaha Ahimsa-Putra, 2003: 113 Universitas Sumatera Utara Dalam usaha lampion selendang ini diperlukan modal yang besar, modal dalam usaha ini berbicara mengenai uang dalam hal pembelian bahan baku untuk pembuatan lampion selendang. Berikut ini tabel mengenal daftar harga bahan baku yang wajib dipenuhi oleh toke Tabel 3.2 Daftar Harga Bahan Baku No Jenis Barang Harga 1 Benang Warna Rp 9.000buah 2 Benang Mas Rp 20.000buah 3 Bola lampion Rp 8.000bungkus Pembelian bahan baku inilah yang membutuhkan modal yang besar, dalam satu selendang itu dibutuhkan sekitar setengah lusin benang, satu benang mas serta 2 bungkus bola lampion. Sehingga dapat diperkirakan Rp 90.000 dana yang dikeluarkan oleh toke untuk satu selendang dalam pembuatan lampion selendang ini. Kendala kebanyakkan para toke ialah dalam memperoleh modal, sedangkan permintaan dari pihak pasar tinggi. Gaji yang dibayarkan oleh pihak pasar kepada toke tidak menentu, saat barang sudah selesai dikerjakan maka gaji pun dibayarkan, tetapi ada kalanya dimana toke harus menunggu sampai barang itu laku baru gaji di bayarkan. Hal inilah menjadi kendala, ketika pihak pasar terlambat dalam memberikan gajinya maka toke kesulitan untuk membeli bahan baku sementara pihak pasar terus memberikan barang kepada toke. Universitas Sumatera Utara Untuk mengatasi hal ini, maka para toke melakukan beberapa taktik yaitu dengan mengutang pada toko benang. Biasanya ini dilakukan dengan toko benang yang telah menjadi langganan toke dalam membeli benang. Adanya sikap saling mempercayai antara toko benang dengan toke tersebut maka peminjaman ini dapat berlangsung. Menurut Alexander dalam Ahimsa Putra, 2003: 115 hubungan langganan merujuk pada hubungan antara kreditur dan debitur, yaitu orang yang memberi pinjaman dengan mereka yang meminjam uangbarang. Pihak toko dapat memberikan bahan baku tersebut dengan adanya janji yang diberikan oleh toke. Toke biasanya mengatakan: “Uangnya belum turun, nantilah tanggal sekian uangnya akan turun, p asti akan ku bayarlah”. ibu Yuni, 38 tahun. Langkah lainnya yang dilakukan ialah dengan meminjam uang dari bank. Dalam peminjaman ini dilakukan untuk permintaan dari pasar dalam jumlah barang dengan kapasitas yang besar. Langkah ini diambil, apabila toko benang tidak sanggup untuk memenuhi permintaan bahan baku yang dari toke. Sehingga toke harus membeli bahan baku yang diperlukan melalui uang yang telah dipinjam melalui bank. Tidak semua toke mau meminjam uang dari bank, sebagian toke lebih memilih untuk meminjam dari kerabat mereka. Hal dikarenakan sistem peminjaman dari bank yang miliki bunga yang cukup tinggi. Serta syarat yang banyak yang harus dipenuhi oleh toke. Hal inilah yang membuat sebagian toke lebih memilih melakukan pinjaman dengan Universitas Sumatera Utara kerabatnya. Selain itu peminjaman dengan kerabat tidak memiliki syarat serta tidak adanya bunga pinjaman.

3.3. Proses Produksi