Latar Belakang Masalah Lampion Selendang (Studi Etnografi Industri Rumah Tangga di Jalan Rawa II Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini akan mengkaji tentang industri rumah tangga berupa lampion selendang. Ketertarikan penulis berawal dari kegiatan ekonomi kreatif yang banyak diminati oleh masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga dalam membantu perekonomian keluarga. Termasuk juga dengan industri rumah tangga lampion selendang ini, industri ini sudah berlangsung mulai dari tahun 2004 dengan demikian industri ini sudah berjalan selama 10 tahun. Industri ini mampu menarik perhatian masyarakat untuk menekuni industri rumah tangga lampion selendang ini. Lampion selendang ini biasanya digunakan pada songket selendang juga pada ulos. Songket yang digunakan biasanya buatan pabrik biasa juga disebut sebagai tiruan dari songket Palembang Selain itu industri lampion ini mampu bertahan dikala industri rumah tangga yang lain mulai bermunculan. Selain hal tersebut penulis juga melihat bahwa industri lampion ini bukanlah industri yang termasuk hasil produksinya yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, tetapi hanya diwaktu-waktu yang tertentu, tetapi industri ini mampu bertahan selama 6 tahun sampai dengan sekarang dan industri mampu dipasarkan sampai ke seluruh Indonesia. Universitas Sumatera Utara Awalnya mata pencaharian berpusat pada kegiatan non industri. Menurut E. Hahn sistem mata pencaharian hidup manusia pada awalnya berburu dan meramu tumbuh-tumbuhan liar sehingga ditemukanlah cangkul hack untuk menggali tanah. serta mencabut tumbuh-tumbuhan bersama akarnya yang kemudian berevolusi menjadi berkebun. Karena mengetahui bahan tanaman yang masih berakar tidak mati maka manusia menemukan teknologi untuk menguasai kehidupan tumbuh-tumbuhan yang kemudian menjadi tercipta teknologi bercocok tanam dalam Koenjaraningrat, 1990: 171. Menurut Jones dan Darkenwald dalam Soedjito, 1987: 65 membagi urutan mata pencaharian sebagai berikut : 1. Pengumpulan 2. Perburuan 3. Perikanan 4. Peternakan dan pertanian farming 5. Kehutanan 6. Kerajinan dan perusahaan rumah tangga manufacturing 7. Industri, pertanbangan dan pengangkutan 8. Perdagangan Menurut Geertz menurunnya daya serap tenaga kerja sektor pertanian sebagai dampak involusi, telah menyebabkan peranan di luar sektor-sektor luar pertanian menjadi semkain penting. Sektor pertanian yang merupakan sumber nafkah tradisional Universitas Sumatera Utara tidak mampu lagi menampung melimpahnya tenaga kerja di pedesaan. Salah satu tujuan keluar yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah ini adalah industri terutama sektor pengolahan dalam Ahimsa-Putra, 2003: 253. Menurut Weber Strategi industrialisasi ini diharapkan mampu mengurangi arus migrasi penduduk serta memecahkan masalah kemiskinan. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa Negara yang menepatkan industri kecil sebagai basis modernisasi akan berhasil dalam industrialisasi sehingga akan dapat masuk dalam jajaran Negara industri baru dalam Sutanto, 1996: 79. Pada umumnya, industri lahir dari skala kecil menuju ke skala yang besar. Memulai bidang industri dapat dimulai dengan membuka industri kecil ataupun dengan melakukan kegiatan produktif dalam skala rumah tangga Home Industry. Industri rumah tangga ini memiliki peran yang sangat besar dalam hal pengembangan perekonomian bangsa. Salah satu contoh dari industri rumah tangga ini yaitu usaha kerajinan, usaha makanan ringan, serta usaha-usaha kecil lainnya. Industri kecil seperti ini ternyata ikut berperan dalam mengembangkan perekonomian bangsa 1 . Munculnya industri kecil berawal dari tradisi kerajinan industri rumah tangga yang menggunakan bahan, keterampilan dan keahlian setempat, sedangkan hasil produksinya hanya melayani kepentingan pasar sekitarnya. Industri ini kemudian berkembang sehingga mampu melayani permintaan pasar regional maupun nasional 1 http:usaharumah.comindustri-kecilseluruh-industri-besar-selalu-lahir-dari-industri-kecil diakses tanggal 12 Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara melalui jaringan distribusi pedagang borongan maupun pengecer Ahimsa-Putra, 2003: 254. Industri rumah tangga termasuk suatu usaha kewirausahaan mulai banyak mendapat sorotan pada tahun-tahun 1960 an ketika, modernisasi menjadi perhatian besar bagi masyarakat, modernisasi dapat diartikan sebagai fenomena sosial budaya yang mencakup segala bentuk upaya suatu masyrakat untuk mengubah atau menggantikan pola-pola perilaku dan pemikiran dari generasi-generasi sebelumnya menjadi pola-pola perilaku baru yang lebih sesuai dengan keadaan lingkungan sosial, budaya dan teknologi yang ada dimasa sekarang Ahimsa-Putra, 2003: 390-391. Peradaban itu semakin terasa ketika tahun 1980-an memasuki dasawarsa 1990 an, kegiatan ekonomi bukan pertanian pedesaan menjadi salah satu subjek penting kebijakan dan penelitian, terutama industri kecil dan industri rumah tangga yang dipandang memainkan peran dalam proses industrliasasi pedesaan Mulyanto 2006 : 29. Menurut Mubyarto keterlibatan sektor industri dalam perekonomian Indonesia ternyata sangat berarti. Industri kecil memegang peranan penting dalam perekonomian rakyat karena dapat menjadi sumber penghasilan tambahan di luar sektor pertanian, mampu menyerap tenaga kerja, serta mendidik orang untuk berwiraswasta dan memiliki inisiatif untuk maju Mubyarto, 1979: 39. Industri rumah tangga juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari jumlah usahanya sangat banyak dan terdapat di semua sektor ekonomi, kontribusinya yang Universitas Sumatera Utara sangat besar terhadap kesempatan kerja dan pendapatan khususnya di daerah pedesaan dan berpendapatan rendah, tidak dapat dipungkiri lagi betapa pentingnya usaha kecil ini. Selain itu kelompok usaha tersebut juga berperan sebagai suatu motor penggerak yang sangat krusial bagi pembangunan ekonomi dan komunitas lokal 2 . Secara umum karakteristik industri rumah tangga adalah menyerap tenaga kerja yang cukup besar, menggunakan teknologi sederhana, membutuhkan modal yang relatif kecil, serta dapat dikelola dengan manajemen yang sederhana, bahkan pada industri rumah tangga bisa dikelola dengan manajemen keluarga karena lingkupnya yang kecil. Dengan demikian industri ini dapat memberikan kesempatan kerja. Bagi keluarga yang tidak mampu, bantuan perempuan untuk bekerja di sektor industri kecil sangat membantu, sebagai salah satu kegiatan ekonomi di luar sektor pertanian. Industri rumah tangga dan industri kecil diharapkan akan mampu mendorong dan meningkatkan pembangunan, kesejahteraan, serta peningkatan taraf hidup masyarakat 3 . Industri rumah tangga juga terdapat di kota Medan, industri rumah tangga mampu menarik perhatian banyak masyarakat untuk menekuni industri ini dalam kegiatan sehari-hari. Industri rumah tangga memiliki berbagai macam hasil produksi yang dihasilkan oleh industri ini, diantaranya dalam hal industri makanan, konveksi, 2 Deputi PUG Bidang Ekonomi. Perempuan dan Industri Rumahan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia: Jakarta 2011 hal 13-14. 3 Ibid, hal 16 Universitas Sumatera Utara sepatu, tas dan yang lainnya dan biasanya banyak industri yang menghasilkan produk- produk yang menjadi kebutuhan masyarakat. Tabel 1.1 Fokus Pengembangan Industri di Kota Medan Tahun 2010 – 2014 No Jenis Industri Pembagiaanya 1 Industri Padat Karya Industri Tekstil Industri Alas Kaki Industri Furniture 2 Industri Kecil dan Menengah Industri Fesyen Industri Kerajinan Industri Batu Mulia Industri Keramik 3 Industri Barang Modal Industri Penghasil Barang Modal Industri Perkapalan 4 Industri Berbasis Sumber Daya Alam Industri Makanan dan Minuman Industri Hilir Kelapa Sawit Industri Hilir Karet Industri Hilir Kakao Industri Hilir Baja Alumunium Hulu Industri Rumput Laut 5 Industri Pertumbuhan Tinggi Industri Otomotif, Elektronika dan Telematika 6 Industri Prioritas Khusus Industri Gula Industri Pupuk Industri Petrokimia Sumber : Disperindag Kota Medan Dinas Perindustrian dan Perdagangan menunjukkan jumlah UMKM di Kota Medan sampai 2013 berjumlah 222.133 pelaku usaha dengan jenis usaha perdagangan jasa, industri kerajinan dan aneka usaha sedangkan jumlah koperasi di Kota Medan sekitar 2.013 dan 1.220 merupakan koperasi aktif. Universitas Sumatera Utara

1.2. Tinjauan Pustaka