Primbon Akulturasi Kebudayaan Nusantara dengan Kebudayaan Islam dalam Aksara dan Seni Sastra

Perkembangan Kebudayaan Masa Hindu-Buddha .... 87 Sunan Bonang mengembangkan suluk yang ditulisnya dalam Kitab Bonang. Namanya Suluk Wujil , isinya adalah nasihat Sunan Bonang kepada Wujil, yaitu seorang kerdil bekas abdi raja Majapahit. Seorang pujangga dari Mataram juga menulis kitab suluk, yakni Serat Wirit yang di dalamnya terkandung ajaran agama.

5. Primbon

Primbon merupakan kitab bentuk suluk yang diuraikan panjang lebar, ditambah dengan ramalan jangka, petangan, dan segala hal yang ajaib. Misalnya, Suluk Sukarsa, primbon Betal Janur, primbon Adam Makna, primbon Jawa, dan Serat Kanda yang berisi campuran cerita Hindu dan Islam. Selain bentuk-bentuk sastra tersebut, masih ada hasil- hasil sastra bercorak Islam lainnya, yaitu syair, tambo, dan kronik. Adapun kitab-kitab sastra Nusantara yang terpengaruh budaya Persia penuh dengan hal-hal yang berbau mistik. Karya-karya semacam ini banyak ditemukan di Sumatra Utara, misalnya Hikayat Amir Hamzah, Tajussalatina, dan Kisah Seribu Satu Malam. Buku-buku yang penting untuk pengajaran agama Islam adalah Tajussalatina karya Bukhori al Jauhari dan Bustanus Salatina karya Nuruddin ar-Raniri. Kedua buku tersebut memberi petunjuk keagamaan bagi raja-raja dan para bangsawan pada zaman dahulu. Tajussalatina artinya mahkota raja-raja, merupakan cermin bagi raja-raja. Buku ini ditulis Bukhori al Jauhari, penulis dari Johor. Buku ini terdiri dari 24 pasal disertai pendahuluan. Dalam pendahuluannya, termuat bermacam-macam kewajiban yang harus diperhatikan oleh raja-raja, opsir, pegawai, dan rakyat. Berikut hal-hal yang dijelaskan dalam kitab Tajussalatina. 1. Kewajiban tiap-tiap muslim kepada Allah. 2. Perbuatan baik yang dilakukan raja-raja dan alim ulama pada masa lalu. 3. Hukuman dan kutukan yang menimpa siapa yang melanggar hukum agama. Menurut Tajussalatina, raja-raja pada zaman Islam membagi waktunya untuk melakukan ibadah, menjalankan pemerintahan, makan dan tidur, serta istirahat dan rekreasi. Buku tersebut juga memuat pendidikan putra-putri raja. Pendidikan paling dasar dimulai dengan seorang anak sesudah lahir harus dimandikan dengan air suci, diberi pakaian, lalu di telinga kanan dibisikkan doa azan dan di telinga kiri dibisikkan doa iqamat. Pada hari ketujuh, diadakan pencukuran rambut. Pada tahun keenam, ia harus diislamkan dan mulai diajarkan tata tertib kerajaan. Pada usia tujuh tahun, ia mulai tidur sendiri dan diajari salat. Pada usia 13 tahun, ia mulai mengambil bagian dalam upacara-upacara keagamaan. Pada usia 17 tahun, seorang istri diberikan kepadanya. Naskah Tajussalatina sekarang disimpan di perpustakaan Leiden dan perpustakaan London Raffles Library. Sumber: Indonesia Indah, Aksara Gambar 3.11 Aksara Arab sebagai motif hias pada kain Di unduh dari : Bukupaket.com 88 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa Inskripsi Budaya Islam berkembang pesat di Nusantara dalam berbagai segi kehidupan. Terbukti dari adanya masjid bangunan untuk melakukan salat, keraton tempat raja-raja Islam berkuasa dan menyebarkan agama di wilayah kekuasaannya, serta seni tulisan Arab yang disebut kaligrafi. Kaligrafi-kaligrafi adalah seni menulis indah yang berfungsi sebagai hiasan. Umumnya terdapat di masjid-masjid. Buku Bustanus Salatina atau Taman Raja-Raja ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri, seorang penulis dari Gujarat, atas perintah Sultan Iskandar II dari Aceh pada tahun 1638. Buku ini terbagi dalam tujuh bab. 1. Perihal penciptaan bumi dan langit. 2. Perihal nabi-nabi dan raja-raja. 3. Perihal raja yang adil dan pejabat negeri yang bijaksana. 4. Perihal raja dan orang suci beriman. 5. Perihal raja zalim dan pegawai yang durhaka kepada raja. 6. Perihal orang dan pahlawan yang budiman serta murah hati. 7. Perihal akal dan pelbagai macam pengetahuan. Seorang tokoh Islam bernama Abdul Rauf dari Singkel terkenal dengan nama Teuku di Kuala karena dimakamkan di Kuala. Makamnya ini dianggap keramat. Ia pernah belajar selama empat tahun di Mekkah dan banyak hal yang diajarkannya untuk masyarakat sekembalinya ke Aceh. Abdul Rauf mengarang beberapa buku, antara lain, 1. Mirat al Tulat Cermin dari Murid-Murid berisi tentang agama, sosial, dan politik; 2. Umdat al Muhtajin Tiang dari Orang Jahat berisi ajaran-ajaran mistik, terutama zikir untuk menyatukan diri dengan Tuhan; 3. Mukjizat al Badi tentang teologi; 4. Kifarat al Muhtajin berisi tentang hal-hal mistik seperti halnya Umdat al Muhtajin. Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Riau, mengarang Gurindam Duabelas. Saleha, saudara perempuan Raja Ali Haji, mengarang Syair Abdul Muluk dan Syair Siti Zubaidah. Tun Sri Lanang menyusun Sejarah Melayu. Di Mataram, karya sastra Islam merupakan perkembangan dari masa sebelumnya. Naskah-naskahnya merupakan saduran dari karya bahasa Jawa Kuno, misalnya, Serat Ramayudha, Serat Bharatayudha, Serat Mintaraga dari Arjunawiwaha, dan Serat Arjuna- sasrabahu dari Arjunawiwaha. Di samping itu, berkembang juga cerita-cerita roman yang diilhami kisah Amir Hamzah, yakni Menak Amir Hamzah, Yusuf, dan Ahmad Hanafi. Ahli tasawuf dan ulama terkenal yang menyebarkan Islam di Sumatra, Hamzah Fansyuri, menulis buku sastra Syair Perahu dan Syair Sri Burung Pingai. Buku-buku tersebut banyak memuat ajaran tasawuf, yakni ajaran ketuhanan yang bercampur dengan hal-hal mistik. Diskusi Diskusikan apa sebab kesusastraan yang bercorak Islam pada mulanya berkembang di daerah Melayu Sumber: Indonesia Indah Aksara Gambar 3.12 Ragam hias pada serat Ambiya Di unduh dari : Bukupaket.com Perkembangan Kebudayaan Masa Hindu-Buddha .... 89 Sumber: Indonesia Indah, Aksara Gambar 3.13 Pintu gerbang masjid Kasepuhan Cirebon, salah satu contoh akulturasi Hindu- Buddha dan Islam

E. Perpaduan antara Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Nusantara