Prasasti Islam Hikayat Akulturasi Kebudayaan Nusantara dengan Kebudayaan Islam dalam Aksara dan Seni Sastra
Perkembangan Kebudayaan Masa Hindu-Buddha ....
85
Sumber: Indonesia Indah, Aksara
Gambar 3.8
Naskah I La Galigo, karya sastra monumental masyarakat
Bugis dalam bentuk hikayat. Ditulis dalam aksara dan berbahasa asli Bugis
Inskripsi
Dalam bidang kebudayaan, Makassar sebagai kerajaan yang bersifat maritim sedikit mening-
galkan hasil-hasil budaya. Peninggalan budaya Makassar yang menonjol adalah perahu pinisi,
lambo, dan bercadik. Dalam bidang sastra, diperkirakan sudah lahir beberapa karya sastra.
Hanya saja, karya-karya tersebut tidak sampai ke negara kita. Tetapi pada saat itu sudah ada sebuah
buku tentang hukum laut dan perniagaan, yaitu Ade Allopilopinng Bicaranna Pabbalue
dan naskah lontar karya Amanna Gappa.
Dalam perkembangan Islam, kesusastraan Jawa umumnya berbentuk tembang, sedangkan di Sumatra dan Semenanjung Malaya berbentuk tembang dan gancaran. Hikayat yang digubah
dalam tembang disebut syair. Syair yang tertua tertulis tahun 1380 terpahat pada batu nisan makam seorang Raja Puteri Pasai di Minye Tujoh, terdiri dari dua bait yang setiap bait terdiri
dari empat baris.
Tulisan yang dipakai dalam kesusastraan Jawa adalah Jawa Kuno, sedangkan
kesusastraan di Sumatra umumnya ditulis dengan huruf Arab. Hasil karya sastra yang
bernapaskan Islam, antara lain, buku tasawuf yang ditulis oleh Hamzah Fansyuri, Nur al-
Din al-Raniri Nuruddin ar- Raniri, Abdul al- Rauf, dan Sunan Bonang; buku suluk primbon,
pengantar fikih dan tafsir Alquran yang ditulis oleh Abdul al-Rauf.
Kesultanan Aceh memberi sumbangan besar bagi perkembangan kesusastraan Melayu. Sastrawan dari Aceh yang terkenal ialah Hamzah Fansuri, Syamsudin as-Samartani, Abdurrauf
dari Singkel, Nuruddin ar-Raniri. Karya Hamzah Fansyuri adalah Shambal Asyyiqin dan Asrar al Arifin, sedangkan karya Syamsudin adalah Nur ad-Daga dan Iqdan. Pada zaman
Sultan Iskandar Muda, sastrawan-sastrawan ini mendapat perlindungan raja.
Bersamaan dengan berkembangnya ajaran tasawuf, muncullah tarekat-tarekat, antara lain tarekat Qadariyah,
Naqsyabandiah, Sammaniah, Syattariah, dan Rifai. Tarekat ialah jalan atau cara yang ditempuh oleh kaum sufi untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan. Karya sastra lain yang dihasilkan pada masa Islam, antara lain Babad Tanah Jawi,
Babad Cirebon, Sejarah Melayu, Bustanus Salatin, dan Gurindam Dua-belas
. Dilihat dari corak dan isinya, kesusastraan yang berkembang sejak kedatangan Islam di
Indonesia zaman madya dapat dibedakan sebagai berikut.