Kerajaan Gowa – Tallo Anambas Johor

60 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa Inskripsi Faktor-faktor penyebab Kerajaan Makassar menjadi besar: 1. letaknya strategis, baik sekali untuk pelabuhan; 2. jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan pedagang Islam pindah ke Makassar. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh Abdul Fatah yang bergelar Sultan Ageng Tirtayasa 1651 – 1682. Pada masa pemerintahannya, Banten mencapai kejayaan. Sultan Ageng mengadakan pembangunan, seperti jalan, pelabuhan, pasar, masjid yang pada dasarnya untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Banten. Namun sejak VOC turut campur tangan dalam pemerintahan Banten, kehidupan sosial masyarakatnya mengalami kemerosotan. Keadaan semakin memburuk ketika terjadi pertentangan antara Sultan Ageng dan Sultan Haji, putranya dari selir. Pertentangan ini berawal ketika Sultan Ageng mengangkat Pangeran Purbaya putra kedua sebagai putra mahkota. Pengangkatan ini membuat iri Sultan Haji. Berbeda dengan ayahnya, Sultan Haji memihak VOC. Bahkan, dia meminta bantuan VOC untuk menyingkirkan Sultan Ageng dan Pangeran Purbaya. Sebagai imbalannya, VOC meminta Sultan Haji untuk menandatangani perjanjian pada tahun 1682 yang isinya, antara lain, Belanda mengakui Sultan Haji sebagai sultan di Banten; Banten harus melepaskan tuntutannya atas Cirebon; Banten tidak boleh berdagang lagi di daerah Maluku, hanya Belanda yang boleh mengekspor lada dan memasukkan kain ke wilayah kekuasaan Banten; Cisadane merupakan batas antara Banten dan Belanda. Perjanjian tersebut mengakibatkan Banten berada pada posisi yang sulit karena ia kehilangan peranannya sebagai pelabuhan bebas sejak adanya monopoli dari Belanda. Pada tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap oleh VOC sedangkan Pangeran Purbaya dapat meloloskan diri. Setelah menjadi tawanan Belanda selama delapan tahun, Sultan Ageng wafat 1692. Adapun Pangeran Purbaya tertangkap oleh Untung Suropati, utusan Belanda, dan wafat pada tahun 1689.

7. Kerajaan Gowa – Tallo

Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa, Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Datori Bandang dan Dato Sulaiman, Sultan Alauddin Raja Gowa masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam. Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin 1653 – 1669. Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok. Inskripsi Usaha-usaha yang dilakukan Sultan Ageng untuk mengembalikan Banten: 1. memajukan perdagangan Banten dengan meluaskan daerah kekuasaan, 2. menjadikan Banten sebagai bandar internasional, 3. memodernisasi bangunan istana dengan arsitektur Lukas Cardeel, 4. memajukan Islam, 5. menentang monopoli VOC dan mengusir VOC dari Banten, dan 6. membangun armada laut. Di unduh dari : Bukupaket.com Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara 61 Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya. Perkembangan Makassar menyebabkan VOC merasa tersaingi. Makassar tidak tunduk kepada VOC, bahkan Makassar membantu rakyat Maluku melawan VOC. Kondisi ini mendorong VOC untuk berkuasa di Makassar dengan menjalin kerja sama dengan Makassar, tetapi ditolak oleh Hasanuddin. Oleh karena itu, VOC menyerang Makassar dengan membantu Aru Palaka yang telah bermusuhan dengan Makassar. Akibatnya, benteng Borombong dan ibu kota Sombaopu jatuh ke tangan musuh, Hasanuddin ditangkap dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya 1667. Akibat kekalahannya, peranan Makassar sebagai penguasa pelayaran dan perdagang- an berakhir. Sebaliknya, VOC memperoleh tempat yang strategis di Indonesia bagian timur. Rakyat Makassar yang tidak mau menerima Perjanjian Bongaya, seperti Kraeng Galesung dan Monte Merano, melarikan diri ke Mataram. Selanjutnya, untuk memperlemah Makassar, benteng Sombaopu dihan- curkan oleh Speelman dan benteng Ujung Pandang dikuasai VOC diganti nama menjadi benteng Fort Rotterdam. Konsep dan Aktualita Birokrasi Pemerintahan Makassar Di Sulawesi, ditemukan buku kronik, antara lain, Lontara himpunan cerita yang memuat silsilah raja- raja Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan sebagainya, Sanggala himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Toraja, dan I La Galigo himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Bugis. Dari sekian banyak kerajaan di Sulawesi Selatan, ada tiga kerajaan besar, yaitu 1. Kerajaan Gowa, rajanya disebut Sombaya ri Gowa yang disembah di Gowa; 2. Kerajaan Luwu, rajanya disebut Pajunge ri Luwu atau Mapajunge ri Luwu; 3. Kerajaan Bone, rajanya disebut MangkauE ri Bone yang bertakhta di Bone. Setelah raja-raja Makassar masuk Islam, mereka bergelar sultan. Dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh suatu dewan yang disebut Kasuwiyang Salapanga pangabdi sembilan, kemudian diubah menjadi Bate Salapanga bendera sembilan. Sebagai pembantu raja yang menjalankan undang-undang pemerintahan, majelis diawasi oleh seorang pemimpin yang disebut Paccalaya hakim. Setelah raja, jabatan tertinggi di bawahnya adalah Pabbicarabutta yang dibantu oleh Tumailalang Matowa dan Tumailalang Malolo. Tumailalang Matowa bertugas sebagai pegawai tinggi yang menyampaikan perintah raja kepada majelis Bate Salapanga. Adapun Tumailalang Malolo adalah pegawai tinggi urusan istana. Panglima yang memimpin tentara dalam perang disebut Anrong Guru Lompona Tumakjannangang. Mereka bergelar Karaeng atau Gallareng. Ada lagi jabatan yang disebut Opu Bali Ranten, yaitu bendahara kerajaan. Selain sebagai bendahara, ia juga mengurus masalah perdagangan dan hubungan ke luar. Bidang agama diurus oleh seorang kadhi yang dibantu oleh imam, khatib, dan bilal. Inskripsi Isi Perjanjian Bongaya 1. VOC memperoleh hak monopoli di Makassar. 2. VOC diizinkan mendirikan benteng di Makassar. 3. Makassar harus melepaskan jajahan seperti Bone. 4. Semua bangsa asing diusir dari Makassar, kecuali VOC. 5. Kerajaan Makassar diperkecil hanya tinggal Gowa saja. 6. Makassar membayar semua utang perang. 7. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone. Di unduh dari : Bukupaket.com 62 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa

8. Kerajaan Ternate dan Tidore