Kehidupan ekonomi Kemunduran Mataram Kuno

Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara 23 b Prasasti Kalasan 778 M menyebutkan desakan dinasti Syailendra terhadap Panangkaran. c Prasasti Ratu Boko 778 M menyebutkan nama Raja Dharmatunggasraya. 3 Indra 782 – 812 M Raja Indra mengeluarkan prasasti Kelurak 782 M yang menyebutkan pendirian patung Boddhisatwa Manjusri, yang mencakup Triratna candi Lumbung, Vajradhatu candi Sewu, dan Trimurti candi Roro Jongrang. Setelah wafat, Raja Indra dimakamkan di candi Pawon. Nama lain candi ini adalah candi Brajanala atau Wrajanala. Wrajanala artinya petir yang menjadi senjata dewa Indra. 4 Samaratungga 812 – 832 M Raja ini adalah raja terakhir keturunan Syailendra yang memerintah di Mataram. Ia mengeluarkan prasasti Karang Tengah yang berangka tahun Rasa Segara Krtidhasa atau 746 Saka 824 M. Dalam prasasti tersebut disebutkan nama Samaratungga dan putrinya, Pramodhawardhani. Disebutkan pula mengenai pendirian bangunan Jimalaya candi Prambanan oleh Pramodhawardhani. Nama Samaratungga juga disebutkan dalam prasasti Nalanda 860 M yang menceritakan pendirian biara di Nalanda pada masa pemerintahan Raja Dewapaladewa Kerajaan Pala, India. Pada masa pemerintahannya, Samaratungga membangun candi Borobudur yang merupakan candi besar agama Buddha. Samaratungga kemudian digantikan oleh Rakai Pikatan, suami Pramodha- wardhani yang berasal dari wangsa Sanjaya. Kembalilah kekuasaan wangsa Sanjaya atas Mataram Kuno sepenuhnya.

e. Kehidupan ekonomi

Kerajaan Mataram Kuno merupakan negara agraris yang bersifat tertutup. Akibatnya, kerajaan ini sulit berkembang secara ekonomi, terutama karena segi perdagangan dan pelayaran sangat kering. Kejayaan baru diperoleh pada masa pemerintahan Balitung. Ia membangun pusat perdagangan seperti disebutkan dalam prasasti Purworejo 900 M. Dalam prasasti Wonogiri 903 M diterangkan bahwa desa-desa yang terletak di kanan-kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan dari pajak dengan syarat penduduk desa tersebut harus menjamin kelancaran hubungan lalu lintas melalui sungai.

f. Kemunduran Mataram Kuno

Peranan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mundur ketika pusat kekua- saannya pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ada beberapa pendapat mengenai pemindahan pusat kerajaan ini. Pendapat lama mengatakan bahwa pemindahan pusat kerajaan ini sehubungan dengan adanya bencana alam berupa banjir atau gunung meletus atau adanya wabah penyakit. Namun, pendapat ini tidak dapat dibuktikan sebab tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah. Pendapat lain menyebutkan bahwa rakyat menyingkir ke Jawa Timur akibat adanya paksaan terhadap para penganut Hindu untuk membangun candi Buddha. Di unduh dari : Bukupaket.com 24 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa Pendapat baru menyebutkan dua faktor berikut. 1 Keadaan alam bumi Mataram yang tertutup secara alamiah berakibat negara ini sulit berkembang. Sementara, keadaan alam Jawa Timur lebih terbuka untuk perdagangan luar, tidak ada pegunungan atau gunung yang merintangi, bahkan didukung adanya Sungai Bengawan Solo dan Brantas yang memperlancar lalu lintas dari pedalaman ke pantai. Apalagi, alam Jawa Timur belum banyak diusahakan sehingga tanahnya lebih subur dibandingkan dengan tanah di Jawa Tengah. 2 Dari segi politik, ada kebutuhan untuk mewaspadai ancaman Sriwijaya, terutama karena Sriwijaya pada saat itu dikuasai dinasti Syailendra. Sebagai antisipasinya, pusat kerajaan perlu dijauhkan dari tekanan Sriwijaya. Ketika Sriwijaya sungguh- sungguh menyerang pada pertengahan abad ke-10, Mpu Sindok dapat mema- tahkannya. Tetapi, serangan Sriwijaya berikutnya dibantu Raja Wurawari pada tahun 1017 menghancurkan Mataram yang saat itu dipimpin Dharmawangsa. Kerajaan Mataram yang kedua berdiri kembali di Jawa Tengah pada abad ke-16, kali ini telah beragama Islam.

9. Kerajaan Medang Mataram a. Pusat pemerintahan