70
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
2 Relief candi Borobudur menceritakan Kormanibhangga, menggambarkan perbuatan manusia serta hukum-hukumnya sesuai dengan Ganda-wyuha Sudhana mencari
ilmu. 3 Relief candi bergaya Jawa Timur menceritakan Kresnayana, Partayama, Kerajaan
Karna candi Uga dan Panataran, dan Sudamala candi Tigawangi dan Sukuh. Contoh seni patung hasil kebudayaan Hindu-Buddha kini dapat kita saksikan di
candi Prambanan patung Roro Jonggrang dan di Museum Mojokerto Jawa Timur. Salah satu koleksi museum tersebut yang terindah adalah patung Airlangga perwujudan
Wisnu dan patung Ken Dedes.
c. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap bahasa dan sastra
1 Bahasa dan aksara Lamanya rentang waktu masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
membuat pengaruh kebudayaannya sangat berakar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Kebudayaan Hindu lebih menonjol daripada kebudayaan Buddha karena
pengaruhnya lebih kuat dan mendapat dukungan dari kaum bangsawan. Kuatnya pengaruh ini berawal dari sejarah tulisan. Sebelum pengaruh hinduisme masuk ke
Nusantara, masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan atau aksara. Dengan masuknya hinduisme dari India, huruf-huruf tulisan yang dikenal pertama kali
adalah huruf-huruf dalam aksara India. Terbukti dari penemuan prasasti Kutai di Kalimantan Timur. Prasasti yang berasal dari abad ke-5 Masehi ini berhuruf
Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
Huruf-huruf India yang dikenal di Nusantara adalah huruf Pranagari, Dewanagari, dan Pallawa. Huruf Pallawa paling banyak digunakan untuk menulis
catatan peringatan peristiwa dan prasasti. Dalam perkembangannya, huruf-huruf tersebut menjadi huruf Jawa Kuno, Jawa Bali, dan berkembang lagi menjadi tulisan
Jawa Baru.
Sumber: Indonesia Indah, Aksara
Gambar 3.5 Aksara Pranagari, dituliskan di bagian
belakang arca Amogapasha
Sumber: Indonesia Indah, Aksara
Gambar 3.4
Prasasti Ciaruteun menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta
Di unduh dari : Bukupaket.com
Perkembangan Kebudayaan Masa Hindu-Buddha ....
71 Inskripsi
Kitab Mahabharata yang asli ditulis oleh Resi Walmiki
dan Resi Wyasa dari India.
Konsep dan Aktualita
Prasasti-prasasti di Indonesia yang berbahasa Sanskerta dan menggunakan huruf Pallawa
1. Prasasti Kutai. 2. Prasasti-prasasti Kerajaan Tarumanegara, yakni prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi,
Tugu, Muara Cianten, dan Cidangiang. 3. Prasasti-prasasti dari Mataram Kuno dinasti Sanjaya, yakni prasasti Canggal dan Mantyasih Kedu.
Prasasti-prasasti yang telah mengalami pengaruh budaya asli
1. Prasasti-prasasti Kerajaan Sriwijaya berbahasa Melayu Kuno dengan huruf Pallawa, yakni prasasti- prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, Karang Berahi, dan prasasti
Adityawarman yang ditemukan di Suroaso, Batusangkar, Sumatra Barat. 2. Prasasti Ritihang dari Mataram Kuno menggunakan bahasa Jawa Kuno dan huruf Pallawa.
Setelah agama Buddha masuk, terjadi pergeseran budaya dalam penggunaan tulisan dan bahasa. Misalnya, prasasti-prasasti peninggalan dinasti Syailendra Mataram, yakni prasasti kalasan 778 M dan Kelurak,
menggunakan bahasa Sanskerta dengan huruf Pranagari.
Bahasa Sanskerta dari India juga masuk ke Nusantara dan dipergunakan dalam karya-karya sastra Indonesia lama. Contoh sastra lisan Hindu yang masuk ke
Indonesia dapat digolongkan menjadi:
a cerita yang langsung datang dari India, yaitu Mahabharata dan
Ramayana ;
b cerita yang masuk ke Indonesia melalui Persia, misalnya, Panca-
tantra , Hitopadesa, dan Syakasap-
tati , ketiganya merupakan jenis
cerita berbingkai; c cerita yang tema atau motifnya
mirip Hikayat Melayu dengan motif India bernama Dewa Hindu.
Perkembangan bahasa lisan dan tertulis karya-karya sastra sangat beragam sifatnya. Pengaruh Hindu-Buddha pada kitab Ramayana Jawa Kuno yang ditulis
pada masa Raja Balitung dari Mataram Hindu, kitab Mahabharata Jawa Kuno yang ditulis pada masa Raja Dharmawangsa, kitab Arjunawiwaha di zaman Airlangga,
dan Bharatayudha di zaman Jayabaya, yang semuanya bersumber pada karya sastra asli India yang berbahasa Sanskerta.
Selain itu, karya-karya sastra yang berisi ajaran agama juga banyak dikutip dan diterjemahkan ke
dalam bahasa Jawa Kuno, seperti kitab Sang Hyang Kamahayanikan
di zaman Mpu Sindok yang berisi ajaran agama Buddha Mahayana, kitab Agastyapawa berisi ajaran agama Syiwa,
kitab Brahmandapurana berisi ajaran agama Brahma Syiwa, kitab Sutasoma berisi ajaran agama Buddha, dan kitab Harimurti yang berisi ajaran agama Wisnu.
Inskripsi
Kita mengenal adanya cerita berbingkai, yaitu cerita yang di dalamnya mengandung cerita lagi.
Contoh sastra kuno yang termasuk cerita berbingkai adalah
1. cerita-cerita yang dimaksudkan untuk
menyelamatkan diri dari hukuman mati atau memberi peringatan, misalnya, Hikayat
Seribu Satu Malam dan Hikayat Bayan Budiman;
2. cerita-cerita berbingkai untuk mendidik
anak-anak raja, misalnya, Pancatantra, Hitopadesa, dan Syukasaptati.
Di unduh dari : Bukupaket.com
72
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
Karya-karya sastra tersebut kemudian diolahkembangkan sesuai kondisi situasi Indonesia. Melalui proses akulturasi dan sinkretisasi budaya yang melahirkan
budaya Indonesia-Hindu, terciptalah karya-karya sastra berikut. a Cerita Panji, berisi cerita perkawinan Panji Asmoro Bangun dan Galuh Candra
Kirana yang menggambarkan persatuan Jenggala-Panjalu. b Cerita Damarwulan, berisi kisah peperangan Damarwulan melawan Minak
Jinggo Raja Blambangan yang dimenangkan oleh Damarwulan berkat bantuan Waito dan Puyengan serta Anjasmara, putra Patih Logender. Dikisahkan bahwa
akhirnya Damarwulan mempersunting Ratu Ayu Kencanawungu Raja Majapahit.
c Cerita Aji Saka, merupakan contoh fakta perkembangan budaya India yang telah mengalami kemajuan perubahan di Nusantara menjadi Sastra kejawen. Cerita ini
mengisahkan asal-usul huruf Jawa Carakan Jawa yang di dalamnya mengandung filsafat hidup manusia.
d Kitab Gatotkacasraya yang ditulis pada zaman Jayabaya membuktikan adanya unsur Jawanisasi, yakni munculnya tokoh-tokoh dewa asli Jawa yang disebut
Punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.
Konsep dan Aktualita
Wiracarita atau kisah kepahlawanan India yang memasyarakat di Indonesia dan memengaruhi kehidupan serta perkembangan sosial budaya adalah cerita Mahabharata dan Ramayana. Kitab Mahabharata
terdiri atas delapan belas jilid parwa. Setiap jilid terbagi lagi menjadi beberapa bagian juga disebut parwa
yang digubah dalam bentuk syair. Cerita pokoknya meliputi 24.000 seloka. Sebagian besar isi kitab ini menceritakan peperangan sengit selama delapan hari antara Pandawa dan Kurawa. Kata
Mahabharatayudha sendiri berarti peperangan besar antarkeluarga Bharata. Menurut cerita, kitab ini dihimpun oleh Wiyasa Dwipayana. Akan tetapi, para ahli sejarah beranggapan bahwa lebih masuk akal jika
kitab itu merupakan kumpulan berbagai cerita brahmana antara tahun 400 SM sampai 400 M.
Kitab Ramayana dikarang oleh Walmiki. Kitab ini terdiri atas tujuh jilid kanda dan di-gubah dalam bentuk syair sebanyak 24.000 seloka. Kitab ini berisi perjuangan Rama dalam merebut kembali istrinya,
Dewi Sinta Sita, yang diculik oleh Rahwana. Dalam perjuangannya, Rama yang selalu ditemani Laksmana adiknya itu mendapat bantuan dari pasukan kera yang dipimpin oleh Sugriwa. Selain itu, Rama
juga dibantu oleh Gunawan Wibhisana, adik Rahwana yang diusir oleh kakaknya itu karena bermaksud membela kebenaran Rama. Perjuangan tersebut menimbulkan peperangan besar dan banyak korban
berjatuhan. Di akhir cerita, Rahwana beserta anak buahnya gugur dan Dewi Sinta kembali kepada Rama.
d. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem pemerintahan