30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Para-phenylenediamine PPD adalah salah satu senyawa yang
digunakan dalam pewarna rambut tipe oksidasi. Penggunaan PPD dalam pewarna rambut dapat menimbulkan alergi dan bahkan kanker. Menurut Dirjen POM RI
2008, batas konsentrasi kandungan PPD dalam sediaan pewarna rambut sebesar 6, namun konsentrasi kandungan PPD dalam pewarna rambut tidak
dicantumkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin menetapkan validasi metode analisis PPD dalam pewarna rambut oksidatif. Penetapan kadar
PPD dalam pewarna rambut oksidatif diawali dengan ekstraksi dengan solven air kemudian dilakukan clean-up dengan SPE C18 dan diinjeksikan dalam KCKT.
Menurut Emelia 2015, metode KCKT memiliki validitas yang baik dengan persamaan regresi linear y= 2267,62792 x
– 46155,41523; koefisien korelasi r = 0,9922, CV= 2-11 ; LOD= 489 ngmL.
A. Penyiapan sampel pewarna rambut oksidatif
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari enam toko yang ada di Yogyakarta. Sampel yang diambil berasal dari batch yang sama
dengan tujuan sampel mengalami proses produksi yang sama sehingga lebih homogen. Sebelum sampel dianalisis, dilakukan uji keseragaman bobot untuk
memastikan bahwa kadar senyawa PPD yang terkandung dalam setiap sediaan pewarna rambut seragam.
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan cara menimbang satu per satu isi dari 20 bungkus, mencampurkan isi 20 bungkus tersebut dan ditimbang,
kemudian dihitung bobot rata-ratanya. Syarat penyimpangan terhadap penimbangan satu per satu terhadap bobot rata-rata tidak lebih dari 15 untuk 2
bungkus dan dan tidak lebih dari 10 untuk 18 bungkus Syamsuni, 2005. Bobot rata-rata hasil penimbangan 20 bungkus yaitu 9,0 g. Data hasil
penimbangan Lampiran 2 menunjukkan ada 7 kemasan yang bobotnya menyimpang lebih dari 10 dari bobot rata-rata dan 3 kemasan yang bobotnya
lebih dari 15 dari bobot rata-rata. Oleh karena itu, pewarna rambut oksidatif yang digunakan dalam penelitian ini tidak memenuhi syarat keseragaman bobot.
PPD merupakan senyawa yang mudah teroksidasi tidak stabil saat terpapar dengan udara. Sehingga perlu dilakukan penjaminan agar metode tetap
robust dengan cara sampel disimpan dengan mengalirkan gas nitrogen ke dalam
wadah kemudian ditutup dengan rapat dan disimpan dalam lemari pendingin. PPD akan teroksidasi saat terpapar udara, sehingga diperlukan nitrogen untuk
menggantikan posisi udara dalam wadah dan ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara. Wadah disimpan dalam lemari pendingin untuk menjaga
kestabilan sampel.
B. Validasi metode pengukuran PPD dengan KCKT
Validasi metode pengukuran adalah suatu prosedur penjaminan bahwa metode pengukuran yang digunakan dapat dipercaya dan diterima sehingga dapat
digunakan untuk pengukuran tertentu. Validasi metode pengukuran dilakukan dengan pembuatan kurva baku PPD. Parameter validasi yang digunakan yaitu
linearitas dan sensitivitas.
Pembuatan kurva baku PPD bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara massa analit dan respon instrumen linear. Larutan seri
konsentrasi PPD yang digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 6, 8, dan 10 ngµL. Pelarut yang digunakan dalam pembuatan kurva baku adalah air yang diberi antioksidan
sodium metabisulfit untuk mencegah oksidasi PPD. Persamaan regresi linear yang didapat merupakan hubungan antara massa PPD dan respon instrumen.
Hubungan antara seri massa baku dan respon instrumen ditunjukkan oleh Gambar 1 dengan nilai slope = 2699,1; intercept = - 101178 dan r = 0,9855. Hasil
tersebut menunjukkan hubungan antara massa baku PPD dan respon instrumen linear dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 6. Kurva hubungan seri massa baku PPD dan respon instrumen AUC
Linearitas merupakan kemampuan metode analisis dalam memberikan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang diberikan Gandjar dan Rohman, 2007. Batasan koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan batasan dari
Pearson’s correlation coefficient test
yang dapat dilihat pada Lampiran. Linearitas dinyatakan dalam nilai koefisien korelasi r, dimana koefisien korelasi memiliki hubungan dengan
-100000 100000
200000 300000
400000 500000
600000 700000
800000 900000
100 200
300 400
AUC
Massa adisi PPD ng20 µL
banyaknya determinasi yang dilakukan n. Bila r yang didapat dari regresi linear nilainya lebih besar daripada yang ada pada tabel, maka secara statistik hubungan
linearitas pada kurva baku sudah terpenuhi. Pada penelitian ini juga dilakukan uji linearitas pada hari yang berbeda
untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan tetap valid meskipun dilakukan pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan karena berdasarkan
pengalaman selama penelitian PPD mudah teroksidasi. Hasil uji linearitas ditunjukkan pada Tabel I.
Tabel I. Nilai r dan n kurva baku eksternal PPD
Replikasi r penelitian n r tabel
1 0,9941
7 0,754
2 0,9974
6 0,811
3 0,9925
6 4
0,9956 5
0,878 r kumulatif
0,9855 24 0,404
Tabel I menunjukkan bahwa r kurva baku PPD sudah memenuhi parameter linearitas dalam tabel
Pearson’s correlation coefficient test, sehingga hubungan antara massa PPD dan respon instrumen dinyatakan linear secara statistik.
Sensitivitas dapat dinyatakan dengan nilai slope, paramater detection limit DL dan quantification limit QL. Semakin besar nilai slope maka semakin baik
sensitivitas, semakin kecil nilai DL dan QL semakin baik sensitivitas. Nilai slope kumulatif yang diperoleh yaitu 2699,1. Nilai DL dan QL yang didapat secara
berturut-turut yaitu 686 - 942 ngmL dan 2288 – 3138 ngmL.
C. Identifikasi para-phenylenediamine dalam pewarna rambut oksidatif