3000 rpm. Cairan supernatan diambil, dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Langkah ini diulang sebanyak 2 kali. Supernatan dalam labu takar 50 mL
diencerkan dengan larutan sodium metabisulfit 0,01 M hingga batas tanda. Sejumlah 1 mL larutan tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 10
mL kemudian diencerkan dengan larutan sodium metabisulfit 0,01 M hingga batas tanda. Clean-up dilakukan sesuai dengan hasil optimasi langkah 7. Eluat disaring
dengan menggunakan milipore dan diinjeksikan ke dalam KCKT. Penetapan kadar dilakukan dengan metode standar adisi dengan menambahkan 2, 4, 7, 10, 15 dan
20 mg baku PPD ke dalam masing-masing 300 mg sampel pewarna rambut.
G. Analisis Hasil
1. Validasi metode pengukuran PPD dengan KCKT
Parameter validasi yang ditetapkan yaitu linearitas dan sensitivitas dengan melihat dari kurva baku PPD.
a. Linearitas. Linearitas dinyatakan dengan koefisien korelasi r. Luas area
diplotkan terhadap massa PPD minimum 5 konsentrasi untuk memperoleh persamaan regresi linear dengan persamaan y = bx + a ICH Harmonised
Tripartite, 2005. b.
Sensitivitas. Sensitivitas dapat ditentukan dengan nilai slope, DL, dan QL. 1
Slope didapatkan dari persamaan regresi linear y= bx+a b = slope; a = intersep.
2 DL dapat dihitung dengan rumus:
DL = 3,3 ×
�
1
Keterangan: σ = standar deviasi dari respon
S = slope kurva baku eksternal
3 LOQ dapat dihitung dengan rumus:
QL= 10 ×
�
2 Keterangan:
σ = standar deviasi dari respon S = slope kurva baku eksternal
ICH Harmonised Tripartite, 2005.
2. Analisis hasil identifikasi PPD dalam sampel pewarna rambut oksidatif
Data kromatogram antara sampel dan baku PPD dibandingkan ICH Harmonised Tripartite, 2005.
3. Analisis hasil perbandingan sampel sebelum dan sesudah clean-up
dengan SPE C18
Data kromatogram antara sampel sebelum SPE dan sesudah SPE dibandingkan dan nilai resolusi antara puncak analit dan puncak terdekat dihitung
ICH Harmonised Tripartite, 2005. Dalam KCKT, resolusi didefinisikan sebagai perbedaan antara waktu
retensi dua puncak yang saling berdekatan dibagi dengan rata-rata lebar puncak. Resolusi Rs dapat dihitung dengan rumus:
Rs =
2 ∆
�1+�2
3 Ahuja and Dong, 2005.
4. Analisis hasil optimasi clean-up PPD dalam sampel dengan SPE C18
Data kromatogram antara volume loading sampel 100 µL dan volume loading sampel 1000 µ L dibandingkan ICH Harmonised Tripartite, 2005.
5. Validasi metode clean-up PPD dalam sampel dengan SPE C18
Parameter validasi yang ditetapkan yaitu linearitas, akurasi, dan presisi keterulangan.
a. Linearitas. Linearitas dinyatakan dengan koefisien korelasi r. Luas area
diplotkan terhadap massa total PPD yang ada dalam ekstrak pewarna rambut yang telah diadisi minimum 5 konsentrasi untuk memperoleh
persamaan regresi linear dengan persamaan y = bx + a ICH Harmonised Tripartite, 2005.
b.
Akurasi. Akurasi dinyatakan dengan perolehan kembali. perolehan kembali dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
perolehan kembali =
− � � �
ℎ
x 100 4
c. Presisi keterulangan. Presisi keterulangan dinyatakan dengan nilai
coefficient of variation CV. CV dihitung pada setiap replikasi.
Rumus CV yaitu: CV =
� � −
x 100 5
5.
Validasi penetapan kadar PPD dengan metode standar adisi
Parameter validasi yang ditetapkan yaitu linearitas, sensitivitas, akurasi dan presisi intermediet.
a. Linearitas. Linearitas dinyatakan dengan koefisien korelasi r. Luas area
diplotkan terhadap massa total PPD yang ada dalam sampel pewarna
rambut yang telah diadisi minimum 5 konsentrasi untuk memperoleh persamaan regresi linear dengan persamaan y = bx + a.
b. Sensitivitas. Sensitivitas ditentukan dengan nilai slope. Slope didapatkan
dari persamaan regresi linear y= bx+a b = slope; a = intersep. c.
Akurasi. Akurasi dinyatakan dengan perolehan kembali. perolehan kembali dapat dihitung dengan menggunakan rumus 4.
d. Presisi intermediet. Presisi intermediet kurva baku adisi ditentukan dengan
uji signifikansi nilai slope 3 replikasi antarhari seri kurva baku adisi menggunakan ANOVA satu arah.
6. Pengaruh matriks pewarna rambut dalam penetapan kadar para-