5. Detektor yang biasanya merupakan detektor UVvisibel.
6. Sistem perekam data, dapat berupa integrator atau PC software yang sesuai
untuk memproses data kromatogram. 7.
Tabung penghubung di antara injektor dan detektor dengan narrow diameter internal 0,2 mm.
8. Instrumen yang lebih canggih mungkin memiliki sistem injeksi sampel
otomatis, memiliki oven untuk kolom, dan mampu mencampur dua atau lebih fase gerak dengan berbagai proporsi
Watson, 1999.
E. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah proses yang dibutuhkan memastikan kualitas dan kepercayaan suatu hasil analisis Ermer dan Miller, 2005. Suatu
metode analisis harus divalidasi untuk memastikan bahwa parameter-parameter kinerjanya mampu untuk mengatasi masalah analisis. Suatu metode harus
divalidasi ketika: 1.
Metode baru dikembangkan untuk mengatasi masalah analisis tertentu 2.
Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau ada masalah yang mengharuskan metode tersebut direvisi
3. Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah
4. Metode baku digunakan di laboratorium yang berbeda, oleh analis yang
berbeda, atau oleh instrument yang berbeda 5.
Mendemonstrasikan kesetaraan antar 2 metode, seperti antara metode baku dan metode baru Gandjar dan Rohman, 2007.
Parameter-parameter validasi metode analisis dalam penelitian ini meliputi:
1. Spesifisitas. Spesifisitas adalah kemampuan membedakan analit yang dituju
dengan senyawa lain yang ada dalam sampel ICH Harmonised Tripartite, 2005.
2. Linearitas. Linearitas adalah kemampuan suatu prosedur analisis untuk
mengasilkan respon yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit dalam sampel Ermer dan Miller, 2005.
3. Sensitifitas. Sensitifitas dapat dilihat dari nilai detection limit DL dan
quantitation limit QL. DL adalah jumlah analit terendah dalam sampel yang
dapat dideteksi namun tidak harus dikuantitasi. QL adalah jumlah analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi
yang dapat diterima dengan metode analisis yang ICH Harmonised Tripartite, 2005.
4. Akurasi. Akurasi suatu prosedur analisis merupakan kedekatan antara nilai
yang sebenarnya dengan nilai yang ditemukan dalam pengujian Ermer dan Miller, 2005.
5. Presisi. Presisi suatu prosedur analisis adalah kedekatan nilai yang diperoleh
antar seri pengukuran yang diperoleh dari sampel homogen yang sama pada kondisi yang ditentukan. Presisi dapat dibagi menjadi tiga yaitu keterulangan,
presisi intermediet, dan reprodusibilitas. Keterulangan adalah presisi pada kondisi operasional yang sama dalam jangka pendek. Presisi intermediet
adalah presisi pada saat laboratorium sama namun berbeda hari, berbeda
peneliti, berbeda instrument, dan lain-lain. Reprodusibilitas adalah presisi antar laboratorium ICH Harmonised Tripartite, 2005.
F. Landasan Teori