cover selama proses clean
– up dengan SPE C18. Hasil perolehan kembali masing-masing adisi ditunjukkan oleh Tabel III.
Tabel III. Rata-rata perolehan kembali dan nilai CV perolehan kembali metode SPE C18
Adisi PPD µg300µ L ekstrak sampel Rata-rata perolehan kembali CV
4,004 81,77
16,23 8,008
76,41 39,50
12,012 93,83
22,75 16,016
94,89 6,59
20,02 103,61
20,37
Menurut AOAC 2012, kisaran perolehan kembali yang diperbolehkan yaitu 80
– 110 dan nilai CV yang diperbolehkan yaitu 11. Pada Tabel III, perolehan kembali menunjukkan bahwa metode clean-up dengan
SPE C18 akurat, sedangkan nilai CV menunjukkan bahwa nilai perolehan kembali yang diperoleh tidak presisi.
G. Validasi metode penetapan kadar PPD dengan metode standar adisi
Parameter validasi metode penetapan kadar PPD dalam pewarna rambut dengan KCKT yaitu linearitas, sensitivitas, akurasi, dan presisi. Metode standar
adisi digunakan dengan alasan karena matriks sampel pewarna rambut sangat kompleks sehingga kemungkinan mempengaruhi analit dan tidak memungkinkan
membuat blanko yang sama persis dengan sampel. Apabila ternyata matriks sampel memberikan pengaruh yang signifikan, maka penetapan kadar harus
menggunakan kurva baku adisi. Metode standar adisi dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah massa baku PPD secara bertingkat ke dalam sampel
diawal sebelum preparasi sampel. Hasil preparasi diinjeksikan dalam KCKT.
Hubungan antara seri konsentrasi baku dan respon instrumen dapat dilihat dari Gambar 7 dengan nilai slope replikasi 1,2 dan 3 secara berturut-turut
sebesar 2927,0, 2789,9 dan 2405,1; intercept replikasi 1,2 dan 3 secara berturut- turut sebesar 159718, 145902, dan 85574, dan nilai koefisien korelasi r replikasi
1, 2 dan 3 secara berturut-turut yaitu 0,9915, 0,9942 dan 0,9932. Hasil tersebut menunjukkan hubungan antara massa baku PPD dan respon instrumen linear.
Gambar 12. Kurva hubungan antara massa baku adisi PPD dan respon instrumen replikasi 1,2 dan 3
Uji linearitas metode penetapan kadar dengan metode standar adisi dilakukan sebanyak 3 kali replikasi berbeda hari untuk memastikan metode tetap
valid setiap kali penetapan kadar dilakukan. Hasil uji linearitas dapat dilihat dalam Tabel IV.
Tabel IV. Nilai r dan n kurva baku adisi metode standar adisi
Replikasi r penelitian n r tabel 1
0,9915 6 0,811
2 0,9942
3 0,9932
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000 400000
450000
20 40
60 80
100
AUC
Massa adisi PPD ng20 µL
Replikasi 1 Replikasi 2
Replikasi 3
Tabel IV menunjukkan bahwa nilai r kurva baku adisi 3 replikasi sudah memenuhi parameter linearitas dalam tabel
Pearson’s correlation coefficient test Lampiran 3, sehingga kurva baku adisi yang digunakan sudah dinyatakan linear
secara statistik. Sensitivitas metode penetapan kadar PPD dengan metode standar adisi
dapat ditentukan dari nilai slope. Nilai slope semakin besar berarti sensitivitas semakin baik. Pada penelitian ini didapatkan nilai slope 3 replikasi berturut-turut
sebesar 2927,0; 2789,9; dan 2405,1. Pada penelitian ini akurasi metode analisis PPD dihitung dari perolehan
kembali sampel yang ditambahkan dengan baku PPD dari awal proses preparasi. Persen perolehan kembali dapat dilihat dalam Tabel V.
Tabel V. Nilai perolehan kembali dan nilai CV perolehan kembali metode penetapan kadar dengan metode standar adisi
Adisi PPD dalam 300 mg sampel mg
Rata-rata perolehan kembali CV
2 180,0
85,6 4
132,0 37,6
7 126,6
21,8 10
121,9 35,0
15 104,4
14,5 20
122,7 22,7
Menurut AOAC 2012, kisaran perolehan kembali yang
diperbolehkan yaitu 80 - 110 dan nilai CV yang diperbolehkan yaitu 11. Pada Tabel V, perolehan kembali menunjukkan bahwa metode penetapan kadar
dengan metode standar adisi tidak akurat dan nilai CV menunjukkan bahwa nilai perolehan kembali yang diperoleh tidak presisi.
Presisi intermediet metode standar adisi dihitung dengan uji signifikansi nilai slope 3 replikasi antarhari seri kurva baku adisi menggunakan ANOVA satu
arah. Hasil dari uji signifikansi dengan ANOVA satu arah didapatkan nilai f hitung sebesar 5,54 dan f tabel sebesar 3,68 f hitung f tabel. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa kurva baku adisi yang didapatkan pada hari yang berbeda- beda berbeda signifikan, sehingga metode penetapan kadar PPD dengan metode
standar adisi tidak presisi. Hal ini menyebabkan kurva baku adisi harus dibuat setiap hari.
H. Pengaruh matriks pewarna rambut dalam penetapan kadar para-