VIII  A  pada  jam  pertama  hingga  kedua  dan  di  kelas  VIII  B  pada  jam  ketiga hingga keempat.
Pada  observasi  di  kelas  VIII  A,  wali  kelas  VIII  A  menerapkan  strategi belajar dalam kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil tetapi
pembagian anggota kelompok tidaklah merata sebab para siswa yang memiliki kemampuan berpikir cukup duduk dalam satu kelompok dan para siswa yang
memiliki kemampuan berpikir rendah duduk dalam satu kelompok. Selain itu dari  hasil  observasi  peneliti  melihat  bahwa  :  siswa  antusias  untuk  mengikuti
pelajaran,  siswa  aktif  bertanya  kepada  guru  maupun  teman  sekelompoknya, dan siswa tidak tegang dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan pada observasi
di  kelas  VIII  B,  peneliti  melihat  bahwa  sebagian  besar  siswa  tidak memperhatikan  penjelasan  guru  sebab  siswa  justru  mengobrol  dengan  teman
sebangkunya. Berdasarkan observasi dan pertimbangan dari guru, peneliti  memilih kelas
VIII  A  sebagai  kelas  penelitian  dan  kelas  VIII  B  sebagai  kelas  uji  coba instrumen.  Pemilihan  kelas  VIII  A  sebagai  kelas  uji  coba  instrumen  sebab
siswa di kelas VIII  A  lebih  aktif dalam  mengikuti pelajaran akan tetapi  nilai rata-rata kelas lebih rendah dibandingkan kelas VIII B.
C. Analisis Hasil Uji  Coba Soal Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar
Sebelum  melakukan  penelitian  di  kelas  VIII  A,  peneliti  melakukan  uji coba soal operasi hitung pada bentuk aljabar di kelas VIII B yang diikuti oleh
23  siswa.  Pelaksanaan  uji  coba  ini  dimaksudkan  untuk  mengetahui  validitas
butir  soal,  reliabilitas  soal,  dan  mencari  gambaran  mengenai  kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung pada bentuk aljabar.
Pada pelaksanaan uji coba  soal operasi  hitung pada  bentuk aljabar, siswa diberikan  waktu  mengerjakan  selama  40  menit  tetapi  pada  pelaksanaannya
siswa membutuhkan waktu selama 45 menit. Hasil uji coba soal operasi hitung pada  bentuk aljabar diketahui bahwa terdapat beberapa soal yang tidak valid.
Hasil  uji  coba  soal  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  dianalisis  butir  soal dengan  menggunakan  rumus  Korelasi  Product  Moment-Pearson  sebagai
berikut :
� = �
� �
−
� �=1
� �
�
污
=1 �
�=1
�
� 2
−
� �
�=1 2
� �=1
×  �
� 2
−
� �
�=1 2
� �=1
Contoh penentuan validitas butir soal operasi hitung pada bentuk aljabar :
Tabel 4.2 : Validitas Butir Soal Operasi  Hitung Pada Bentuk Aljabar No. 1.a Nomor Absen
2 8.5
72.25 3
3.5 12.25
36 1296
126 4
2 4
26.5 702.25
53 5
2 4
30 900
60 6
1 1
7 49
7 7
1.5 2.25
26 676
39 8
11 121
9 2
4 34
1156 68
10 4.5
20.25 11
3 9
25 625
75 12
8 64
13 1
1 14.5
210.25 14.5
14 3.5
12.25 34
1156 119
15 10.5
110.25 16
3.5 12.25
32.5 1056.25
113.75
17 1
1 11
121 11
18 1
1 13.5
182.25 13.5
19 11.5
132.25 20
1.5 2.25
11.5 132.25
17.25 21
2 4
38.5 1482.25
77 22
7 49
23 1.5
2.25 20.5
420.25 30.75
24 10
100
Jumlah 30
72.5 431.5
10833.8 824.75
�   = 23
824.5  −  30 431.5 23 72.5  − 30
2
×  23 10833.8  − 431.5
2
= 18963.5
− 12945 1667.5 − 900  ×  249177.4 − 186192.25
= 6018.5
767.5 × 62985.15 =
6018.5 6952.78
= 0.866
Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan harga � pada tabel Pearson.
Nilai �
� ��
Pearson pada taraf signifikasi 0.01 adalah 0.549. Nilai
�  untuk soal  nomor  1.a  lebih  besar  daripada  nilai
�
� ��
Pearson  artinya  item  soal nomor 1.a dari  soal operasi  hitung pada  bentuk aljabar  merupakan soal  yang
valid  dengan  kualifikasi  sangat  tinggi  berdasarkan  tabel  interpretasi  terhadap nilai  koefisien  korelasi
�   tabel  4.3.  Jika  nilai  �   untuk  soal  nomor  1.a dibandingkan dengan nilai
�
� ��
Pearson pada taraf signifikasi 0.05 �
� ��
= 0.433  maka  akan  diperoleh  hasil  yang  sama,  yaitu  item  soal  nomor  1.a  dari
soal  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  merupakan  soal  yang  valid  dengan kualifikasi sangat tinggi.
Tabel 4.3 : Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi
�
No Koefisien Korelasi
Kualifikasi
1 0.80
�  1.00 Sangat tinggi
2 0.60
�  0.80 Tinggi
3 0.40
�  0.60 Cukup
4 0.20
�  0.40 Rendah
5 �  0.20
Sangat rendah
Perhitungan  tingkat  validitas  untuk  butir  soal  lainnya,  peneliti menggunakan perangkat lunak  yaitu SPSS 17. Berikut adalah  validitas untuk
tiap-tiap butir soal operasi bentuk aljabar :
Tabel 4.4 : Validitas Butir Soal Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar dengan Tingkat Signifikasi 0.01
�
� ��
= �.
� Nomor Soal
� Keterangan
Interpretasi
1A 0.866
Valid Sangat tinggi
1B 0.863
Valid Sangat tinggi
2A 0.262
Tidak Valid Rendah
2B 0.599
Valid Cukup
2C 0.652
Valid Tinggi
3A 0.262
Tidak Valid Rendah
3B 0.341
Tidak Valid Rendah
3C 0.697
Valid Tinggi
4A 0.855
Valid Sangat tinggi
4B 0.835
Valid Sangat tinggi
4C 0.756
Valid Tinggi
5A 0.079
Tidak Valid Rendah
5B 0.325
Tidak Valid Rendah
5C 0.572
Valid Cukup
6A 0.411
Tidak Valid Cukup
6B 0.146
Tidak Valid Sangat rendah
6C 0.414
Tidak Valid Cukup
7A 0.699
Valid Tinggi
7B 0.577
Valid Cukup
8 0.709
Valid Tinggi
9A 0.442
Tidak Valid Cukup
9B 0.874
Valid Sangat tinggi
9C 0.62
Valid Tinggi
10 Keliling
0.887 Valid
Sangat tinggi Luas
0.807 Valid
Sangat tinggi
Tabel 4.5 : Validitas Butir Soal Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar dengan Tingkat Signifikasi 0.05
�
� ��
= �.
Nomor Soal �
Keterangan Interpretasi
1A 0.866
Valid Sangat tinggi
1B 0.863
Valid Sangat tinggi
2A 0.262
Tidak Valid Rendah
2B 0.599
Valid Cukup
2C 0.652
Valid Tinggi
3A 0.262
Tidak Valid Rendah
3B 0.341
Tidak Valid Rendah
3C 0.697
Valid Tinggi
4A 0.855
Valid Sangat tinggi
4B 0.835
Valid Sangat tinggi
4C 0.756
Valid Tinggi
5A 0.079
Tidak Valid Sangat Rendah
5B 0.325
Tidak Valid Rendah
5C 0.572
Valid Cukup
6A 0.411
Tidak Valid Cukup
6B 0.146
Tidak Valid Rendah
6C 0.414
Tidak Valid Cukup
7A 0.699
Valid Tinggi
7B 0.577
Valid Cukup
8 0.709
Valid Tinggi
9A 0.442
Valid Cukup
9B 0.874
Valid Sangat tinggi
9C 0.62
Valid Tinggi
10 Keliling
0.887 Valid
Sangat tinggi Luas
0.807 Valid
Sangat tinggi
Setelah  dilakukan  uji  validitas  untuk  setiap  butir  soal,  diketahui  bahwa terdapat 9 soal dari 25 soal tidak memenuhi validitas untuk tingkat signifikasi
0.01  sedangkan  untuk  tingkat  signifikasi  0.05  diketahui  terdapat  8  soal  yang tidak memenuhi validitas. Peneliti menggunakan taraf signifikasi 0.01 sebagai
acuan untuk menentukan soal yang harus direvisi karena tidak valid. Selanjutnya, butir soal yang valid dihitung koefisien reliabilitasnya dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Perhitungan koefisien reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 17. Apabila menggunakan banyak soal yang
memenuhi kriteria validitas pada ∝= 0.05 maka diperoleh koefisien reabilitas
soal operasi hitung pada bentuk aljabar adalah 0.909, sedangkan untuk banyak soal  yang  memenuhi  kriteria  validitas  pada
∝= 0.01    diperoleh  koefisien reliabilitas  soal  operasi  bentuk  aljabar  sebesar  0.908.    Dapat  dikatakan  soal
operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  termasuk  soal  yang    reliabel  atau  dapat dipercaya  sebab  suatu  instrumen  dikatakan  reliabel  apabila  koefisien
reliabilitas dari instrumen tersebut lebih besar dari 0.6 Siregar, 2013.
D. Analisis  Kemampuan  Siswa  Pada  Materi  Operasi  Hitung  Pada  Bentuk