23
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Kota Medan
Kotamadya Medan adalah salah satu ibukota provinsi yang terbesar penduduknya di Indonesia. Letak Kota Medan berada di bagian timur Provinsi
Sumatera Utara serta berada diantara 2 29’30” - 2
47’30” lintang utara dan 98
35’30” - 98 44’30” bujur timur. Berada pada ketinggian antara 2,5-37,5 meter
di atas permukaan laut dengan topografi datar rata. Suhu udara pertahun berkisar antara 27
C - 29 C.
Luas areal Kota Medan adalah 26.510 ha dan secara administratif terbagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel:
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kecamatan di Kota Medan No.
Kecamatan Luas km
2
1. Medan Tuntungan
20,68 2.
Medan Selayang 12,81
3. Medan Johor
14,58 4.
Medan Amplas 11,19
5. Medan Denai
9,05 6.
Medan Tembung 7,99
7. Medan Kota
5,27 8.
Medan Area 5,52
9. Medan Baru
5,84 10.
Medan Polonia 9,01
11. Medan Maimun
2,98 12.
Medan Sunggal 15,44
13. Medan Helvetia
13,16 14.
Medan Barat 6,82
15. Medan Petisah
5,33 16.
Medan Timur 7,76
17. Medan Perjuangan
4,09 18.
Medan Deli 20,84
19. Medan Labuhan
36,67 20.
Medan Marelan 23,82
24 21.
Medan Belawan 26,25
Total 265,1
Dari luas wilayah keseluruhan Kota Medan, 9.225 ha untuk permukiman, 1.862 ha untuk sektor jasa, dan 740 ha dicadangkan bagi penetapan lokasi
perusahaan dan industri. Sisanya seluas 14.693 ha merupakan areal nonurban dan 7.000 ha diantaranya dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan untuk sektor
pertanian tanaman pangan. Kepadatan penduduk rata-rata Kota Medan adalah 7.520 jiwakm
2
. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Medan Perjuangan yakni
sebesar 22.813 jiwakm
2
, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Medan Labuhan yakni sebesar 2.551
jiwakm
2
. Posisi dan letak Kota Medan berada di dataran Pantai Timur Sumatera
Utara persis antara Selat Malaka dan jajaran pegunungan vulkanis yang membujur dari barat laut sampai wilayah tenggara. Secara geografis letak Kota Medan
dibatasi oleh: Sebelah Utara
: berbatasan dengan Selat Sumatera Sebelah Timur
: berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang Sebelah Selatan
: berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua dan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kota Binjai
25 Jalur transportasi daratan memegang peranan penting untuk Kota Medan
dan daerah sekitarnya. Hal ini disebabkan Kota Medan sebagai inti kota yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya melalui sarana angkutan
darat. Pembangunan jaringan jalan di Kota Medan diutamakan untuk mendukung sektor ekonomi modern, khususnya industri ekspor. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi produksi dengan menekan biaya pengangkutan, menciptakan akses kepada pasar regional dan internasional sekaligus memperluas
pelayanan jasa perkotaan. Kota Medan telah dilengkapi dengan prasarana jalan tol Belmera yang
menghubungkan pusat produksi dan Pelabuhan Belawan dengan Tanjung Morawa. Dalam koordinasi pemerintah provinsi, direncanakan pembangunan
jalan tol Medan-Binjai dan Medan-Tebing Tinggi sehingga melengkapi kebutuhan jaringan jalan Kota Medan dengan daerah-daerah hinterland-nya. Disamping itu,
Kota Medan juga didukung oleh jaringan jalan lintas Sumatera-Jawa yang menghubungkan seluruh provinsi yang ada di Pulau Sumatera-Jawa dengan
armada transportasi orang dan barang. Untuk mendukung kelancaran transportasi dalam kota, Kota Medan juga
didukung oleh jembatan layang, terminal, dan sarana transportasi perkeretaapian juga sudah sejak lama merupakan sarana pengangkutan orang dan barang yang
digunakan untuk masuk dan keluar Kota Medan. Ada empat jalur penting menuju daerah lain dari inti Kota Medan, yaitu:
Sebelah Utara : Jalan Kolonel Yos Sudarso menuju Pelabuhan Belawan
26 Sebelah Timur
: Jalan Sisingamangaraja. Melalui jalur ini dapat menuju Provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Sumatera
Selatan Sebelah Selatan
: Jalan Letnan Jendral Jamin Ginting. Melalui jalur ini dapat menuju Provinsi Nanggroe Aceh Darusssalam
yaitu Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Selatan, dan Aceh Barat setelah melewati Kabupaten Karo
Sebelah Barat : Jalan Jendral Gatot Subroto. Melalui jalur ini dapat
menuju Provinsi Nanggroe Aceh Darusssalam setelah melewati Kabupaten Langkat.
Meningkatnya masyarakat miskin di perkotaan sebagai akibat dari urbanisasi dan minimnya perhatian pemerintah tersebut akan mudah diidentifikasi
dengan meningkatnya jumlah rumah-rumah liar yang terdapat di kota, seperti di pinggiran rel kereta api, di bawah jembatan, di bantaran sungai, di tanah kaplingan
kosong, dan lain-lain. Tentang kehadiran permukiman-permukiman liar ini memang bukanlah hal yang baru di kota-kota besar termasuk Kota Medan. Sudah
cukup lama hal ini mewarnai kehidupan kota yang biasanya selalu berdampingan dengan proses urbanisasi Rusmin Tumanggor dalam Mulyanto Sumardi dan Hans
Dieter Evers, 1982:273. Permukiman masyarakat yang dibangun secara liar dapat mempengaruhi
keadaan lingkungan sekitar. Salah satunya adalah kebersihan lingkungan. Rumah yang berhimpitan, pola perilaku yang tidak sehat, dan sarana kebersihan yang
kurang dapat menyebabkan penyakit pada masyarakat.
27
2.2. Kecamatan Medan Timur