19
1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan sebuah model studi kasus pada suatu lokasi yang telah ditentukan. Studi
kasus ini adalah strategi penelitian yang terfokus pada pemahaman terhadap sesuatu yang dinamis yang melibatkan satu kasus atau lebih atau dengan tingkat
analisa yang berbeda-beda dan dapat memberikan gambaran terhadap suatu masalah, pengujian teori atau pembentukan teori dengan jelas. Sedangkan data
kuantitatif digunakan hanya sebagai pelengkap data penelitian saja.
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dibagi dua yakni, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh penulis setelah melalukan penelitian
lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang serupa atau berhubungan baik berupa buku, jurnal atau laporan
perjalanan atau pusat pemerintahan. Untuk memperoleh data primer, penulis akan melakukan dua cara yakni:
a. Observasi partisipasi
Yaitu suatu usaha pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap suatu gejala yang diteliti. Observasi partisipasi maksudnya,
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan objeknya sebagaimana yang lain dan tidak nampak perbedaan dalam bersikap Subagyo, 2004:64.
Observasi partisipasi yang digunakan disini adalah observasi partisipasi sebagian partical participation. Yang disebut observasi partisipasi sebagian
adalah adanya kegiatan yang berantai, observer hanya mengambil sebagian
20 yang dianggap perlu untuk dilakukan pengamatan. Pada bagian tertentu tugas
pengumpul data melalui observasi ini perhatiannya disentralkan pada pokok obyeknya Subaggyo, 2004:64. Dengan demikian, penulis dapat melihat
secara langsung dan dapat memahami secara mudah tentang permasalahan yang sedang diteliti.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode
penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu
masyarakat dengan jalan tanya jawab Suyono, 1985:436. Biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih yang diarahkan oleh seseorang dengan maksud
untuk memperoleh keterangan. Dalam situasi ini berlangsung interaksi antara pewawancara interviewer dengan yang diwawancarai interviewed.
Menurut Patton 1987 dalam Djoyomartono 1992:3 ada tiga pendekatan untuk mengumpulkan data kualitatif melalui wawancara
mendalam yaitu: 1 wawancara dalam bentuk percakapan informal, 2 wawancara dengan mengunakan pedoman wawancara, dan 3 wawancara
terbuka open-ended yang distandarisasi. Pada percakapan wawancara informal, pertanyaan lahir secara spontan pada waktu berlangsung interaksi
alami pada saat observasi berpartisipasi atau terjun kelapangan. Wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yaitu seperangkat daftar
pertanyaan atau issue yang akan digali jawabannya disiapkan atau disusun, sedangkan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan bahasa yang
diwawancarai. Cara wawancara bentuk ketiga wawancara terdiri dari seperangkat pertanyaan yang kata-katanya disusun dengan hati-hati, urutannya
21 disusun secara sistematik dan mencakup keseluruhan informan dengan jumlah
dan urutan yang sama. Dalam pengumpulan data ini digunakan dua teknik wawancara yakni
wawancara tak berstruktur dan wawancara dengan menggunakan interview guide pedoman wawancara.
Wawancara tak berstruktur yaitu wawancara dilakukan secara informal, dimana pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan, sikap, keyakinan subyek
atau tentang keterangan lainnya yang berkaitan dengan kasus yang sedang diteliti secara spontan pada saat berinteraksi langsung di lapangan. Selain
untuk mengumpulkan data di lapangan, wawancara juga digunakan untuk melengkapi data-data yang belum jelas atau masih kurang sehingga data dan
informasi yang diperoleh semakin lengkap. Selain itu, dalam wawancara peneliti akan menggunakan pedoman
wawancara interview guide yang disusun sebelum penelitian ke lapangan. Pedoman wawancara yang dibuat secara umum akan berisi tentang hal-hal
yang ada dalam masalah penelitian, antara lain konsepsi masyarakat tentang bersih.
Menurut Koentjaraningrat 1989:30 dalam suatu masyarakat baru tentu harus dahulu memulai dari keterangan seorang informan pangkal yang dapat
memberikan berbagai keterangan lebih lanjut yang diperlukan oleh peneliti. Informan-informan serupa itu sebaiknya orang yang mempunyai pengetahuan luas
mengenai berbagai sektor masyarakat dan mempunyai kemampuan untuk mengintroduksikan peneliti kepada informan lain yang merupakan ahli tentang
22 masyarakat yang akan diteliti sehingga informan pangkal dalam penelitian adalah
tokoh masyarakat yang paling memiliki pengaruh di lingkungan yang akan diteliti. Informan kunci merupakan orang-orang yang ahli tentang unsur-unsur
kebudayaan ataupun permasalahan yang akan diteliti. Dari informan ini data dan informasi yang relevan tentang permasalahan yang akan diteliti antara lain,
konsep bersih bagi masyarakat di bantaran rel kereta api dari Jalan Bambu II Kelurahan Durian sampai Jalan Karantina Kelurahan Glugur Kota. Alasan mereka
mengapa harus membersihkan rumah dan lingkungannya, bagaimana cara mereka membersihkan rumah dan lingkungannya, serta bagaimanakah yang disebut bersih
menurut mereka.
1.6.3. Pengolahan Data