Aktivitas Masyarakat Konsepsi Masyarakat Tentang Bersih (Studi Deskriptif Di Bantaran Rel Kereta Api Dari Jalan Bambu II Sampai Jalan Karantina)

39

3.2. Aktivitas Masyarakat

Tidak ada hal yang istimewa dari aktivitas sehari-hari masyarakat di bantaran rel ini. Aktivitas keseharian mereka hampir sama saja seperti masyarakat pada umumnya. Seperti masyarakat lainnya, pada umumnya mereka memulai kesibukan hariannya pada pagi hari, yang bekerja sebagai tukang becak biasanya berangkat sekitar jam 07.00 sampai jam 08.00 pagi setelah sarapan mereka pergi bekerja. Seperti suami Ibu Resdi Munthe, biasanya suaminya akan sarapan pada pukul 06.30 pagi, setelah sarapan pagi ia akan istirahat sebentar sambil merokok. Setelah itu pada pukul 07.00 ia pun memulai aktivitasnya dengan menarik becak untuk mencari sewa, pangkalan becaknya biasanya di daerah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara UMSU di Jalan Mustar Basri. Suami Ibu Resdi Munthe ini biasanya akan pulang ke rumahnya pada pukul 18.00 sore atau paling lama pukul 20.00 malam. Suaminya biasanya makan siang di kedai nasi, hanya sesekali saja suaminya ini makan siang di rumah jika uang yang didapatnya masih sedikit. Setelah pulang ke rumah, suaminya pun akan mandi dan makan malam, setelah itu biasanya ia akan berkumpul bersama anak dan Ibu Resdi Munthe yang menonton TV, namun ada kalanya juga suaminya ini ke warung kopi untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman atau tetangga mereka. Untuk Ibu Resdi Munthe sendiri kesehariannya hanyalah mengurus rumah dan anaknya. Ia hanya seorang ibu rumah tangga. Tugasnya di rumah adalah memasak dan mengurus rumah dan anaknya. Ibu Resdi Munthe sebenarnya ingin juga bekerja, namun suaminya belum mengizinkannya untuk bekerja. Lain halnya dengan Ibu Rida Wati, ia adalah seorang wanita bersuku Jawa dan memiliki suami yang mempunyai suku Mandailing. Ia hanya berpendidikan 40 SD, sedangkan suaminya berpendidikan SMA. Dari hasil pernikahannya, ia dikaruniai empat orang anak. Anak pertamanya berumur 16 tahun dan masih duduk di bangku SMK. Anak keduanya berumur 13 tahun dan duduk di bangku SMP, sedangkan anak ketiga berumur 10 tahun dan keempatnya berumur 7 tahun masih duduk di bangku SD. Suaminya bekerja sebagai tukang parkir di daerah Lapangan Merdeka Medan. Ibu Rida Wati memulai aktivitasnya pada pagi hari dengan pergi bekerja. Dia pergi bekerja pada pukul 05.30 pagi, namun sebelum ia pergi meninggalkan rumah, dia menyiapkan sarapan terlebih dahulu untuk keluarganya. Ia berangkat kerja dengan mengendarai sepeda. Ibu Rida Wati bekerja sebagai tukang cuci di dua rumah yang tidak jauh jaraknya dari rumahnya. Selain menjadi tukang cuci, ia juga mengerjakan pekerjaan rumah majikannya yang lain, seperti membersihkan rumah, mengepel, dan menyetrika. Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya, ia pulang ke rumah. Ia sampai di rumah sekitar pukul 10.00-11.00 pagi. Sesampainya di rumah, ia langsung mencuci pakaiannya, membersihkan rumah, dan memasak makanan untuk makan siang dan malam. Setelah selesai mengerjakan semua pekerjaan rumah, Ibu Rida Wati biasanya istirahat. Kegiatan ini diisi dengan menonton TV atau bermain dengan anak-anaknya. Tetapi pada hari Selasa, sekitar pukul 14.00 siang, ia pergi wirid ke rumah warga yang telah ditunjuk dan kegiatan ini yang telah rutin dilaksanakan setiap minggunya. Sementara anak-anak usia sekolah biasanya berangkat sekolah pada jam 06.30–07.00 pagi. Setelah pulang sekolah anak-anak usia 13-18 tahun biasanya akan membantu orangtuanya bekerja, sebagian lagi ikut kegiatan-kegiatan sosial 41 yang dilaksanakan oleh PT. Pertamina. Kegiatan-kegiatan di PT. Pertaminan ini biasanya adalah main sepak bola atau main bola voli atau pada hari tertentunya kadang mereka juga mengikuti pengajian. Anak-anak yang mengikuti kegiatan di PT. Pertamina ini biasanya adalah penerima beasiswa dari PT. Pertamina untuk anak-anak masyarakat miskin. Pada waktu libur terkadang anak laki-laki mereka yang sudah SMP atau SMA juga ikut bekerja mencari uang, biasanya mereka menjadi penjual rokok di pinggir jalan, sebagai buruh bangunan sementara, atau bekerja ikut dengan kerabatnya. Sedangkan anak-anak SD setelah pulang sekolah biasanya akan mengikuti pengajian sore atau yang sering mereka sebut dengan sekolah arab. Sebagian lagi ikut membantu orang tuanya bekerja, ikut mulung-mulung kecil, atau jadi tukang semir sepatu di kampus UMSU. Mulung-mulung kecil adalah mengumpulkan botol-botol plastik bekas air mineral kemudian mereka serahkan kepada orang tuanya untuk dijual.

3.3. Kondisi Perekonomian