49 penduduk Indonesia pun tidak dapat memenuhinya, konon lagi mereka yang
tinggal di bantaran rel kereta api. Berikut adalah kondisi rumah masyarakat di bantaran rel kereta api di Jalan Bambu II sampai Jalan Karantina jika
dibandingkan dengan kriteria rumah sehat dan aman berdasarkan penilaian WHO tahun 1974 di atas:
1. Rumah dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan
berfungsi sebagai tempat istirahat. 2.
Mempunya tempat tidur, masak, mandi dan mencuci, memiliki kakus darurat, dan kamar mandi.
3. Tidak dapat melindungi bahaya kebisingan, karena
dekat dengan lalu lintas kereta api dan juga lalu lintras jalan raya.
4. Tidak semua rumah bebas dari bahan bangunan yang
berbahaya. 5.
Tidak semua rumah kokoh. 6.
Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
3.5. Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Kebersihan Lingkungan
Salah satu bentuk disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan kegiatan kerja bakti atau gotong
royong, yaitu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk membersihkan lingkungan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam
kepeduliannya terhadap kondisi di lingkungannya. Kegiatan gotong royong biasanya dilakukan satu kali dalam sebulan,
walaupun sebenarnya menurut sekretaris lurah bahwa gotong royong itu dilaksanakan sekali dalam seminggu. Tentang kewajiban gotong royong ini diatur
dalam SK Wakil Walikota Tahun 2010 Nomor: 66011762. Gotong royong ini dilakukan di setiap lingkungan dengan pengawasan oleh kepala lingkungan.
50 Gotong royong dilaksanakan untuk membersihkan selokan, membersihkan
rumput-rumput yang tumbuh secara liar yang ada di sekitar lingkungan dan mengumpulkan sampah yang berserakan. Jelaslah bahwa kegiatan tersebut
dilakukan bukan atas dasar kesadaran mereka sendiri, yang menurut mereka adalah peraturan dari kantor kelurahan, sebab hal itu atas perintah dari kelurahan,
seperti kata Ibu Rida Wati: ”...disini kan dilakukan gotong royong sekali sebulan
biasanya hari sabtu untuk membersihkan paret sama rumput-rumput yang disuruh sama kelurahan yang diwasi
Kepling.”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Jefri Sitanggang : ”aku dalam mengikuti gotong royong disini, sebetulnya
malas, karena kurang berguna, tapi harus gimana lagi karena itu kewajiban, dan tidak enak sama Kepling kalau
tidak pergi gotong royong.”
3.6. Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Kebersihan Lingkungan
Peran dan tanggung jawab pemerintah dalam mencapai lingkungan masyarakat yang bersih sangatlah penting sebab pemerintah adalah penguasa yang
bertanggung jawab dalam memenuhi kesejahteraan rakyatnya. Terkait masalah kebersihan lingkungan masyarakat di Kota Medan, Bapak Medion Saragih 50
tahun, Sekretaris Lurah Kelurahan Durian mengatakan bahwa terdapat 2 aturan khusus yang dikeluarkan Pemerintah Daerah dalam hal mengatasi masalah
kebersihan, yakni tentang pengaturan pengolahan sampah dan tentang pelaksanaan gotong royong di kelurahan, aturan ini termaktub dalam SK Wali
Kota seperti pernyataan Pak Medion berikut ini : ”Wali Kota Medan pada tahun 2003 telah mengeluarkan
instruksi lewat Surat Keputusan SK No. 141 yang menjelaskan tentang Pelimpahan Kewenangan atau
51
TPS Jl.
Sutomo Ujung
Truk
TPA
Marelan
penertiban pengolahan sampah, yaitu dari Kecamatan ke Kelurahan dan dari kelurahan ke Kepala Lingkungan...”
”...kita tugas kita sejak tahun akhir 2004 hanya sebagai pengutip iuran penertiban kebersihan sampah yang
dilimpahkan kepada kepala lingkungan, jadi kepala lingkungan inilah nanti yang mengutip uang kebersihan
dari warga, sedangkan untuk daftar distribusinya penertiban sampah itu dikeluarkan oleh Dinas Kebersihan, bukan kita,
sedangkan yang bertanggung jawab di lapangan adalah Dinas Kebersihan”.
Dari pernyataan Bapak Medion di atas bahwa pihak yang paling bertanggung jawab dalam melaksanakan penertiban sampah kelurahan adalah
kepala lingkungan masing-masing. Itu pun hanya sebagai petugas pengutipan iuran penertiban sampah yang dikeluarkan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan,
sedangkan untuk masalah kebersihan lapangannya itu adalah wewenang dan tanggung jawab Dinas Kebersihan Kota Medan. Namun, untuk lebih memastikan
lagi bahwa lingkungan kelurahan sudah bersih, maka pihak kelurahan tidak jarang melakukan penyisiran tiap-tiap lingkungan dan dibantu oleh kepala lingkungan
masing-masing, ini dilakukan dengan swadaya pihak kelurahan.
Alur Pengangkutan Sampah di Kelurahan Durian
Keterangan : RT
: Rumah Tangga TPS
: Tempat Pembuangan Sementara TPA
: Tempat Pembuangan Akhir
RT Gerobak
52 Sampah yang ada di rumah-rumah masyarakat akan diangkut oleh petugas
Bestari pengangkut sampah yang memakai gerobak atau becak ke TPS yang berada di Jalan Sutomo Ujung setiap hari dari jam 09.00 pagi sampai dengan jam
12.00 siang, kemudian pada jam 14.00 siang sampah yang sudah terkumpul di TPS akan dibuang ke TPA di Marelan diangkut dengan memakai truk.
Sedangkan untuk masalah gotong royong termaktub dalam surat keputusan Wakil Wali Kota tahun 2010 No: 66011762, yang memerintah kepada setiap
Lurah agar mengajak warganya bergotong royong sekali dalam seminggu. Menurut Bapak Medion, instruksi Pemko ini selalu dilaksanakan setiap hari sabtu
di tiap-tiap lingkungan yang dikontrol oleh Kepala Lingkungan yang bersangkutan. Namun menurut warga, gotong royong yang mereka ikuti hanyalah
sekali dalam sebulan atau terkadang tidak sama sekali.
53
BAB IV KONSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN
4.1. Kondisi Umum Kebersihan Lingkungan Masyarakat