Kondisi Umum Kebersihan Lingkungan Masyarakat Kedisiplinan Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Rumah dan Sekitarnya

53 BAB IV KONSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN

4.1. Kondisi Umum Kebersihan Lingkungan Masyarakat

Kondisi kebersihan lingkungan masyarakat bantaran rel kereta api di Kelurahan Durian belum dapat sepenuhnya dikatakan sebagai lingkungan pemukiman yang bersih. Hal ini disebabkan masih banyaknya sampah dan ketidakteraturan masyarakat dalam menangani kebersihan lingkungan yang ada di sekitar mereka. Disamping itu, disebabkan pula oleh faktor perilaku masyarakat yang pemahaman kebersihan lingkungan belum sesuai dengan pelaksanaannya atau dengan kenyataan yang ada di lingkungan. Masalah kebersihan lingkungan oleh masyarakat bantaran rel kereta api di Kelurahan Durian diidentikkan dengan masalah sampah yang juga berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya. Sampah merupakan faktor utama yang dapat merusak atau mengganggu kebersihan lingkungan dan kesehatan. Akan tetapi, hal itu justru kadang menjadi hal yang dilupakan oleh kebanyakan masyarakat. Pada umumnya, masyarakat bantaran rel kereta api di Kelurahan Durian peduli dengan masalah kebersihan lingkungan. Walaupun demikian, pada kenyataannya masih banyak sampah-sampah yang bercecer di sekitar rumah mereka. Sampah tercampur dengan genangan air hujan sehingga sampah yang berupa barang-barang bekas plastik menjadi sarang bibit nyamuk. Selain sampah, perilaku masyarakat juga ikut mempengaruhi terbentuknya kebersihan lingkungan yaitu kesadaran dan sikap tanggung jawab terhadap kondisi kebersihan. 54

4.2. Kedisiplinan Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Rumah dan Sekitarnya

Salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai sesuatu adalah dengan menerapkan kedisiplinan dengan cara yang dipakai untuk mencapai keberhasilan. Demikian juga dengan kebersihan, kedisiplinan, atau keteraturan dalam mencapai kebersihan adalah kunci untuk menjaga kebersihan itu. Antara keluarga yang satu dengan yang lain memiliki perilaku yang berbeda dalam menyikapi kebersihan di lingkungan rumahnya. Kebanyakan dari masyarakat tidak memiliki kebiasaan atau perilaku yang teratur dalam membersihkan lingkungan rumahnya. Kegiatan menjaga kebersihan lingkungan pada umumnya dilakukan dengan cara menyapu dan mengepel lantai. Walaupun demikian, ada juga yang sama sekali tidak membersihkan atau menyapu rumahnya. Dalam hal membersihkan rumahnya, masyarakat di lokasi penelitian ini belumlah dapat dikatakan disiplin, sebab sebagian besar masyarakat membersihkan rumahnya dengan tidak teratur baik dari segi waktu dan intensitasnya. Sebagian masyarakat itu membersihkan rumahnya hanya sekali sehari, atau menurut suasana hati atau sesuai kebutuhannya, misalnya ketika ada tamu yang bermalam, maka biasanya rumah pun akan lebih sering dibersihkan, seperti pernyataan Ibu Resdi Munthe, 39 tahun : ”kalau masalah membersihkan rumah, aku kadang nggak tentu waktunya, kadang satu hari ini hanya sekali aja, kadang dua kali, kadang kalau lagi datang rajinnya ku pel tiap hari...caranya ya di sapu pake sapu, kamar tidur ya kita rapikanlah dulu, baru disapu...rumahku itu paling sering aku sapu kalau lagi banyak tamu, atau mamak datang dari kampung, kan kalau banyak orang lebih mudah kotor jadi biar bersih harus disapu terus” 55 Dalam membersihkan rumah ada juga sebagian dari mereka yang melakukan pada ruang tertentu saja yaitu ruang tamu yang paling penting, atau ruang dapur, dan juga halaman depan rumah. Seperti pengakuan salah satu informan mengatakan bahwa ruang tamu adalah ruangan yang paling penting untuk dibersihkan, sebab ruangan yang pertama nampak dari luar rumahnya adalah ruang tamu, dia akan merasa malu jika orang lain melihat rumahnya tidak bersih. Untuk itu menurut hal yang paling prioritas untuk dibersihkan adalah ruang tamu, hal ini terungkap sebagaimana disebutkan oleh Ibu Rida Wati, 36 tahun : ”tempat nonton ini kan paling penting untuk dibersihkan, karena kalau ga bersih malulah awak kalau nampak orang nanti dari luar” Hal yang hampir sama juga terjadi untuk bagian halaman rumah, pada umumnya mereka sangat jarang sekali membersihkan halaman rumahnya, Ibu Rida Wati misalnya mengaku bahwa ia akan membersihkan rumahnya ketika sudah banyak bekas-bekas dan daun kering menumpuk di halamannya dan kadang hanya sebulan sekali pada waktu diadakannya kegiatan gotong royong yang diadakan satu kali dalam sebulan, sebab kalau diadakan gotong royong kotoran- kotoran selokan yang digali akan dibuang di depan rumah mereka, karena bau dan tampak kotor maka Ibu Rida Wati pun terpaksa membersihkannya dan membuang kotoran sampah dan limbah selokan ke tempat sampah. Ketidakdisiplinan ini juga sebenarnya terjadi untuk semua bagian dan pekarangan rumah lainnya, seperti ruang tidur, selokan di belakang rumah, kecuali untuk ruang dapur, sebab ruang dapur biasanya selalu mereka bersihkan setelah atau ketika ingin makan. 56

4.3. Cara Membersihkan Bagian Rumah