Kebersihan Makanan Konsepsi Masyarakat Tentang Bersih (Studi Deskriptif Di Bantaran Rel Kereta Api Dari Jalan Bambu II Sampai Jalan Karantina)

66 ”kalo kamar mandi tiap hari aku bersihkan, tiap abis nyuci aku brus biar gak licin lantainya itu, walaupun udah retak- retak lantainya ya tetap ku brus juga biar bersih...”

4.4. Kebersihan Makanan

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Menurut Notoatmodjo dalam Ricki M. Mulia 2005 ada empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia, yaitu: 1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak 2. Memperoleh energi guna melakukan aktivitas sehari- hari 3. Mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain 4. Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas makanan harus diperhatikan. Kebersihan dan cara pengolahan makanan mempengaruhi kualitas makanan tersebut. Seperti yang dilakukan Ibu Rida Wati yang memasak makanan untuk kebutuhan rumah tangganya sebanyak dua kali yakni untuk sarapan sebelum dia berangkat kerja dan pada siang hari setelah dia pulang dari tempat kerjanya. Ibu Rida Wati menggunakan air yang dibelinya seharga Rp 100 derigen untuk memasak dan mencuci sayurannya. Dia mengaku kalau air sumurnya kurang bagus digunakan untuk memasak. Air sumur digunakan hanya untuk mandi dan mencuci pakaian. Sedangkan untuk air minum, Ibu Rida Wati membeli air galon isi ulang, seperti yang diungkapkannya: ”kalo untuk masak, aku beli air di rumah kepling sana, Rp 100 derigen 5 liter itu. Soalnya air sumurku kurang bagus untuk masak. Kalo minum, kami beli aja aqua itu, kalo 67 udah abis, ada itu yang tukang nganter-nganter ke rumah, Rp 3.000 atau 3.500 harganya..” Tidak hanya itu kebersihan makanan ini bukan hanya sekedar syarat kesehatan, tetapi makanan yang bersih tentu akan lebih disenangi dan lebih enak untuk dimakan. Pada umumnya masyarakat disini memasak nasi dengan menggunakan alat elektronik atau yang sering kita sebut dengan rice cooker, sedangkan alat untuk memasak sayur dan lainnya biasanya menggunakan kompor minyak tanah. Menurutnya tempat yang dipakai untuk memasak dan tempat penyajian makanan pun haruslah bersih, agar bisa terhindar dari penyakit. Tempat memasak dan tempat penyajian makanan yang dimasak terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan air sumur yang ada di dalam rumah, menurut warga dengan begitu saja berarti itu sudah cukup bersih dan aman untuk dipakai. Padahal, jika dikaji dari segi kebersihan dan kesehatan sebenarnya air sumur yang mereka pakai ini belumlah layak untuk dipakai dalam kebutuhan sehari-hari, baik untuk mandi atau untuk mencuci pakaian apalagi untuk mencuci wadah makanan. Air sumur ini masihlah tergolong air yang tercemar dan dapat mengandung bakteri atau kuman yang menyebabkan penyakit kulit atau pencernaan, untuk lebih jelasnya masalah ini akan dibahas lebih dalam lagi. Rata-rata beras yang dikonsumsi masyarakat disini adalah Raskin beras miskin, yaitu beras bersubsidi dari pemerintah untuk membantu kebutuhan beras masyarakat miskin. Menurut masyarakat sebenarnya Raskin ini masih kurang layak untuk dikonsumsi, sebab tidak jarang beras bersubsidi yang mereka beli ini terdapat kutu-kutu beras dan itu tidak sesuai dengan standar kebersihan mereka, seperti diungkapkan Ibu Rida Wati: 68 “...untuk makan sehari-hari ya make beras raskin, yang dibeli di kepling tiap bulan ada jatahnya per rumah keluarga, tapi sering kali sebenarnya beras itu ada kutunya, jadi ga enak...” ”...harganya itu 25 ribu tapi itu udah dapat 15 kilo...” Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Resdi Munthe: “...sebenarnay beras raskin itu ga enaknya, kotor, kadang ada kutunya, tapi gimanalah itu yang bisa ku beli, harus dimakanlah...” Dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya beras raskin ini memang masih sering kurang layak untuk dikonsumsi sebab tidak menghambat kemungkinan bahwa beras ini adalah beras yang sudah lama, dan mungkin sudah kurang nutrisi karena berkutu walaupun sesekali memang beras Raskin ini bermutu baik. Tidak hanya itu bahkan beras ini juga sangat kotor, sebab air bekas cucian beras ini sangat keruh sekali dan harus dicuci berulang kali agar bersih. Sedangkan untuk makanan lain yang perlu dimasak hanya perlu dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak, air yang mereka pakai untuk mencuci makanan atau sayuran adalah air PAM yang dibeli atau yang ada di rumah mereka. Untuk masalah minuman terdapat dua kelompok masyarakat yang mengkonsumsi jenis air. Pertama adalah masyarakat yang mengkonsumsi air PAM dengan cara dimasak terlebih dahulu, yang kedua adalah masyarakat yang mengkonsumsi air gallon. Menurut masyarakat kelompok pertama, air PAM ini sudah layak untuk dikonsumsi, artinya air PAM ini menurut mereka sudah bersih, tetapi agar airnya bisa diminum harus dimasak terlebih dahulu. Mereka percaya bahwa air ini memang sudah bersih sebab air ini dikelola oleh pihak yang bertanggung jawab yakni pemerintah, seperti kata Bapak Suandi Tambunan: 69 “...kalau udah air dari pemerintah udah bersihlah itu, PAM itu punya pemerintahnya itu kan, kan diolah dulunya itu sama orang PAM baru dikasih ke kita, tapi walau pun gitu harus dimasaklah dulu baru bisa diminum, ga mungkinkan dimasak sama orang PAM baru disalurkan sama kita...” Selain itu menurut mereka air PAM ini sudah sesuai dengan kriteria air bersih, jadi aman untuk dikonsumsi.

4.5. Pengolahan Sampah Rumah Tangga