Pengolahan Sampah Rumah Tangga

69 “...kalau udah air dari pemerintah udah bersihlah itu, PAM itu punya pemerintahnya itu kan, kan diolah dulunya itu sama orang PAM baru dikasih ke kita, tapi walau pun gitu harus dimasaklah dulu baru bisa diminum, ga mungkinkan dimasak sama orang PAM baru disalurkan sama kita...” Selain itu menurut mereka air PAM ini sudah sesuai dengan kriteria air bersih, jadi aman untuk dikonsumsi.

4.5. Pengolahan Sampah Rumah Tangga

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi. Sampah dan pengolahannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Medan, sebab apabila tidak dilakukan penanganan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan. Misalnya dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air, dan udara. Dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menginstruksikan bahwa setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampahnya dengan alasan sudah membayar iuran kebersihan. Jadi, setiap rumah tangga diwajibkan untuk mengolah sampahnya sendiri. Namun, kenyataannya instruksi UU ini belumlah dapat dilaksanakan sepenuhnya di kalangan masyarakat karena berbagai kendala dan perencanaan yang tidak matang. Pada umumnya, masyarakat yang tinggal di bantaran rel kereta api Jalan Bambu mengelompokkan sampah dalam dua jenis, yakni sampah cair dan sampah padat. Sampah yang bersifat cair misalnya adalah sisa minuman, sisa air untuk 70 membersihkan ikan atau daging, dan air sisa untuk membersihkan peralatan dapur. Sampah cair biasanya akan dibuang langsung ke saluran air yang dekat dengan rumah atau di kamar mandi yang berhubungan langsung dengan parit yang ada di belakang rumah. Sedangkan sampah yang bersifat padat akan dikumpulkan di dalam goni atau plastik sebelum diangkut oleh petugas kebersihan, seperti yang dituturkan oleh Ibu Rida Wati 36 tahun : “...semua sampah terlebih dahulu akan kukumpulkan dulu di plastik atau goni plastik dan kemudian diangkat sama petugas kebersihan dari kelurahan itu dua kali dalam seminggu, kalau sisa-sisa untuk nyuci segala macam ya di buanglah di kamar mandi...” Ada kalanya juga sesekali masyarakat akan membakar sampahnya atau membawa ke Pajak Glugur dan dibuang ke tempat sampah TPS yang ada di sana. Hal ini biasa mereka lakukan jika sampahnya terlalu banyak atau terlambat dijemput oleh petugas kebersihan. Sebagian diantara mereka juga setelah sampah dikumpulkan akan langsung membuangnya ke TPS yang ada di Pajak Glugur. Ini biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang ikan di Pajak Glugur atau masyarakat yang kebetulan ingin belanja ke sana seperti pengakuan Bapak Jefri Sitanggang 50 tahun : “…sampah ditaruk kedalam bungkusan plastik dulu kemudian dibuang ke tempat sampah di Pajak Glugur...”

4.6. Pandangan Masyarakat tentang Air