Manajemen Modal Kerja Rasio Kebijakan Modal Kerja

didasarkan atas prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan. 3. Kebijakan Agresif Pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan mengakibatkan margin of safety menjadi sangat besar tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah dan sebaliknya dengan kebijakan agresif sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung resiko yang cukup besar, sedangkan trade off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih besar.

3. Manajemen Modal Kerja

Modal kerja yang tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya agar mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Menurut Djarwanto 2001 : 87 menyatakan bahwa manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah : a. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, misalnya adanya kerugian karena debitur membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya yang merosot. b. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya tepat waktu. c. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga. d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya. e. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. f. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan. g. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku yang dibutuhkan. h. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

4. Rasio Kebijakan Modal Kerja

Rasio kebijakan modal kerja merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sejumlah modal kerja yang dimilikinya. Dengan modal kerja tersebut diharapkan perusahaan mampu menjalankan operasional perusahaan secara efisien untuk menciptakan profitabilitas yang diharapkan oleh perusahaan. Menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam penggunaan modal kerja yang dipergunakan rasio kebijakan modal kerja.Rasio kebijakan modal kerja tersebut adalah : a. Rasio cara pembelanjaan modal kerja Rasio ini menunjukkan likuiditas dari aktiva dengan menggunakan modal sendiri atau harta kekayaan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut Aktiva Lancar – Hutang Lancar Rasio cara pembelanjaan modal kerja = ———————————————— Hutang Jangka Panjang+Modal Sendiri b. Rasio lancar Rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban- kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya Harahap, 2004 : 301. Rasio ini diukur dengan rumus sebagai berikut : Aktiva Lancar Rasio lancar = ——————— Hutang Lancar c. Rasio tingkat perputaran modal kerja Rasio tingkat perputaran modal kerja adalah kecepatan berputarnya modal kerja dalam suatu periode. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif penggunaan dana yang tertanam pada aktiva lancar dalam mempengaruhi penjualan Harahap, 2004 : 302. Rasio ini diukur dengan rumus sebagai berikut : Penjualan Bersih Tingkat perputaran modal kerja = ————————— Jumlah Aktiva Lancar d. Rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar ats total aktiva Harahap, 2004 : 302. Rasio ini diukur dengan rumus : Jumlah Aktiva Lancar Rasio investasi aktiva lancar = ————————— Jumlah Aktiva

D. Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

4 75 120

Analisis Pengaruh Rasio Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Indonesia (Periode 2009 – 2013)

0 66 91

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34 222 89

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

0 26 82

Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja Dan Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 21 95

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 101 86

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Pengaruh Pengembalian Modal Sendiri Dan Rasio Harga Laba Terhadap Pengembalian Saham Pada PT. Telekomunikasi Tbk

0 14 134

PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH (Studi Kasus pada PT.Primarindo Asia Infrastructure, Tbk di Bandung).

13 34 40

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PADA PT. GAJAH TUNGGAL TBK.

0 0 34