2. Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai
alternatif sumber dana. Sumber dana yang bisa dipilih dalam memenuhi modal kerja berasal dari sumber dana jangka panjang ataupun jangka pendek. Masing-
masing alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Menurut Sutrisno 2000 : 53 menyatakan bahwa kebijakan modal kerja
yang harus diambil oleh perusahaan tergantung dari keberanian manajer dalam mengambil resiko. Kebijakan modal kerja yang biasanya dapat diambil oleh
perusahaan, antara lain : 1.
Kebijakan Konservatif Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana
pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan dengan sumber dana jangka pendek. Modal kerja
permanen dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan
sumber dana jangka pendek. 2. Kebijakan Moderat
Perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut, artinya aktiva
yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang dan aktiva yang bersifat variabel atau modal
kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini
didasarkan atas prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan.
3. Kebijakan Agresif Pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor
keamanan mengakibatkan margin of safety menjadi sangat besar tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah dan sebaliknya dengan
kebijakan agresif sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung
resiko yang cukup besar, sedangkan trade off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih besar.
3. Manajemen Modal Kerja