commit to user 64
Ibu Margiyati 56 tahun juga berpendapat demikian : “Untuk penanaman dan pembibitan, kalau masalah penanaman
saya rasa masih sama seperti yang dulu, karena masih membutuhkan tenaga manusia. Akan tetapi untuk pembibitan
sekarang banyak agen-agen pertanian yang menjual bibit unggul yang bisa mendorong hasil pertanian menjadi lebih bagus dan bisa
lebih tahan pada serangan hama. Dan semenjak ada bibit-bibit tersebut sayangnya bibit-bibit lokal sudah tidak ada yang memakai
lagi.”wawancara 15 Agustus 2010
Dari hasil wawancara diatas dapat kita lihat bahwa para petani lebih memilih mengunakan bibit yang mereka beli dari toko pertanian atau
kelompok-kelompok tani yang ada dibandingkan mengunakan bibit pada yang sudah ada didesa mereka. Karena dengan menggunakan bibit padi
yang unggul para petani lebih bisa mendapatkan hasil yang melimpah dibandingkan jika menggunakan bibit padi yang lokal, selain itu dengan
bibit padi yang unggul lebih bisa tahan hama bila dibandingkan dengan bibit lokal. Sehingga dampak dari hal tersebut bahwa kini bibit-bibit lokal
sudah tidak dipakai lagi oleh para petani.
3. Penyiangan.
Penyiangan adalah kegiatan pembersihan atau pencabutan rumput dalam yang tumbuh disekitar tanaman padi. Biasanya proses penyiangan
pertama ini dilakukan 15 hari setelah padi ditanam, dan untuk penyiangan kedua biasanya dilakukan sekitar 45 hari setelah penanaman padi.
Sebenarnya untuk menanggulangi banyaknya rumput liar yang menggangu tanaman dapat diatasi pada masa pemupukan berlangsung, biasanya pupuk
yang akan ditaburkan pada lahan terlebih dahulu dicampur dengan obat
commit to user 65
pembasmi rumput, jadi rumput yang akan tumbuh akan lebih sedikit dan akan mempermudah dalam proses penyiangan.
Dalam pengerjaanya dulu para petani hanya mengunakan tenaga perempuan untuk mencabuti rumput tersebut, akan tetapi sekarang ini para
petani lebih cenderung memilih menggunakan alat sosrok rumput untuk menyiangi tanaman mereka, karena dengan alat tersebut lebih menghemat
tenaga dan biaya pengerjaanya. hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Margiyati 56 tahun :
“Untuk masalah penyiangan, sekarang ini petani lebih cenderung memilih menggunakan sosrok, karena dengan alat ini bisa
menghemat biaya dan tenaga karena proses penyiangan ini bisa dikerjakan sendiri. Tapi senjak ada alat tersebut peluang kerja
kami sebagai buruh tani mulai tergeser.”wawancara 15 Agustus 2010.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Sakimah Nur Wahidah 41 tahun : “Dalam hal penyiangan sekarang sudah ada alat sosrok jadi kita
bisa mengerjakan penyiangan sawah dengan mudah. Tapi semenjak adanya alat tersebut, tenaga buruh tani yang biasanya
mengerjakan penyiangan ini sekarang sudah banyak dirugikan.” wawancara 15 Agustus 2010.
Ibu Juminem 60 tahun juga membenarkan hal tersebut : “Kalau untuk masalah penyiangan sudah berbeda, karena
sekarang ini para petani cenderung lebih memilih mengunakan sosrok. Dan tenaga buruh tani seperti saya ini sudah mulai tidak
dipakai lagi dalam hal penyiangan ini.” wawancara 15 Agustus 2010.
Dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa para petani
sekarang ini lebih cenderung memilih menggunakan alat sosrok untuk menyiangi sawah atau lahan pertanian mereka, hal tersebut dikarenakan
jika menggunakan alat tersebut mereka dapat mengerjakanya sendiri
commit to user 66
sehingga dapat menghemat biaya dari pada mereka menyewa orang untuk menyiangi sawah mereka. Jadi dengan adanya alat sosrok tersebut
perempuan buruh tani lah yang sangat merasa dirugikan, karena bisanya proses penyiangan ini dikerjakan oleh para perempuan buruh tani sebagai
mata pencaharian mereka. Jika lahan mata pencaharian mereka sudah digeser dengan alat-alat tersebut maka penghasilan para perempuan buruh
tani pun juga akan menurun.
4. Pemupukan.