Panen dan Pasca Panen

commit to user 68 untuk memupuk dan menangulangi hama pada lahan pertanian mereka, hal tersebut dikarenakan sebab jika memakai pupuk kimia dan pestisida bisa lebih mempersubur tanaman mereka dan juga dapat ampuh untuk menanggulangi hama-hama yang sering merusak padi mereka, selain hal tersebut para petani sekarang ini juga dipermudah untuk mendapatkan pupuk dan pestisida tersebut dengan berdirinya kelompok-kelompok tani yang tersebar disetiap wilayah pertanian mereka. Dengan adanya kelompok tani tersebut selain memudahkan para petani untuk mendapatkan pupuk para petani juga diuntungkan dengan adanya harga subsidi dari pemerintah. Akan tetapi sayangnya para petani kini sudah tidak mau lagi memakai pupuk kompos untuk memupuk sawah mereka.

5. Panen dan Pasca Panen

Pada masa panen ini biasanya dilakukan ketika buah padi sudah cukup tua dan telah mencapai umur efektif untuk dituai. Buah padi yang sudah cukup umur untuk dituai atau dipanen biasanya sudah memberikan tanda-tanda yang cukup jelas. Buah padi yang butirnya sudah mulai menguning keemasan dan biasanya daunya pun juga sudah mulai menua bewarna kuning kecoklatan. Perlu diketahui bahwa umur efektif pada setiap varietas padi sampai buahya cukup tua untuk dipanen tidak sama, akan tetapi biasanya umur padi yang siap panen berkisar antara 110 – 115 hari, artinya jika umur padi sudah menginjak umur tersebut padi sudah cukup baik untuk dituai. Untuk masa pemanenan ini biasanya dikerjakan oleh para buruh tani dan sistem pembayaranya pun berbeda-beda jika commit to user 69 untuk para buruh tani yang disuruh untuk memanen biasanya pembayaranya mengunakan uang, akan tetapi jika yang memanen saudara dari pemilik lahan tersebut biasanya dibayar dengan hasil panen tersebut yaitu dengan padi, hal ini biasa disebut dengan sistem bawon. Sedangkan untuk mendapatkan mutu gabah atau beras yang baik, maka penentuan saat panen harus optimal dan alat pemanenan pun harus baik. Diantara ialah pada saat perontokan padi, pada fase perontokan padi ini dulunya mereka mengunakan erek kayuh untuk merontokan padi dari batangnya, akan tetapi para petani sudah tidak mau lagi direpotkan dengan mengayuh alat tersebut. Karena sekarang ini para petani lebih cenderung memilih mesin perontok padi atau biasa disebut dengan flaser. Para petani memilih mengunakan alat ini karena dapat mempersingkat waktu penen mereka dan lebih sedikit menggunakan tenaga kerja. Untuk fase pasca panen atau pengelolaan hasil yaitu keseluruhan perlakuan atau tindakan terhadap hasil panen, yaitu kepada padi atau gabah, serta pengaturan dan penggunaan secara bijaksana, sehingga memberikan hasil yang sebaik-bainya bagi para petani. Pengolahan hasil dilakukan sesudah padi dirontokan dari batangnya atau sesudah digabahkan. Dalam fase ini biasanya meliputi proses pengeringan, penyimpanan, dan pengolahanya menjadi beras. Modernisasi pertanian pada saat pasca panen dapat kita lihat pada proses pengolahan padi menjadi beras. Perubahan-perubahan teknologi yang digunakan para petani pada saat menggiling padi hasil panen mereka. Para petani dusun commit to user 70 lobang dulunya menggunakan lesung untuk mengupas biji padi dari kulitnya dengan cara menumbuk padi tersebut didalam sebuah lesung, akan tetapi pada saat sekarang ini para petani sudah tidak mau lagi direpotkan dengan hal tersebut, para petani lebih cenderung memilih menggilingkan padi mereka ketempat penggilingan padi. Terlebih sekarang ini ada usaha penggilingan padi keliling, para petani lebih memilih alat tersebut karena para petani dapat menggilingkan padi mereka tanpa harus membawanya ketempat penggilingan padi, karena mesin penggiling tersebut yang justru mendatangi mereka. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Warsi 50 tahun dibawah ini : ” Kalau untuk panen saat ini sudah ada sabit dan flaser sehingga proses pemanenan bisa lebih cepat selesai, tapi semenjak ada flaser tersebut tinggal sedikit petani yang mau mengunakan erek kayuh untuk merontokan padi mereka. Kalau untuk pasca panen yaitu untuk pengolahan padi menjadi beras saat ini sudah ada alat penggilingan padi, apalagi saat ini alat penggilingan padi sudah dikemas agar bisa menghampiri kerumah-rumah sehingga para petani sudah tidak susah-susah lagi membawa padi mereka ketempat penggilingan padi. Akan tetapi hal itu juga mempunyai dampak yang seknifikan, semenjak para petani memilih mesin pengilinggan padi alat tradisional seperti lesung sudah mulai disisihkan.” wawancara 15 Agustus 2010. Hal tersebut juga dikatakan oleh Ibu Margiyati 56 tahun : “Kalau untuk panen dan pasca panen, kalau penen sekarang lebih mudah pengerjaanya karena sekarang ini selain menggunakan sabit sekarang sudah ada mesin flaser untuk merontokan padi dari batangnya jadi pengerjaanya bisa lebih cepat, tapi senjak ada flaser tersebut alat perontok padi kayuh atau erek kini mulai tersisihkan. Kalau untuk pasca panen atau proses pengolahan padi menjadi beras, saat ini sudah ada mesin huller untuk menggiling padi mereka, tapi sayangnya sekarang ini sudah tidak banyak petani yang mau mengunakan lesung seperti dulu lagi.” wawancara 15 Agustus 2010. commit to user 71 Hal ini juga dibenarkan oleh Ibu Juminem 60 tahun : “Kalau untuk panen sekarang ini sudah ada mesin flaser jadi bisa lebih mudah untuk mengerjakanya. Kalau untuk pasca panen sekarang ini sudah ada mesin huller permanen dan keliling jadi proses pengilinggan biasa mudah. Akan tetapi dampak dari hal tersebut alat erek kayuh yang dulu biasa dipakai untuk merontokan padi dan lesung untuk mengupas biji padi menjadi beras sudah tidak dipakai lagi oleh para petani.” wawancara 15 Agustus 2010. Dari hasil wawancara diatas kita dapat melihat bahwa sekarang ini para petani sudah mengunakan alat yang biasa disebut flesher untuk merontokan padi mereka dari batangnya, bahkan alat yang terdahulu yang suda bisa dikatakan sudah modern yang biasa disebut erek sekarang ini juga sudah mereka tinggalkan, hal tersebut dikarenakan jika mengunakan alat erek masih membutuhkan tenaga manusia, akan tetapi jika mengunakan flesher alat ini sudah mengunakan tenaga mesin untuk mengunakanya. Dan untuk masa pasca panen, dari wawancara tersebut kita juga dapat melihat bahwa sanya para petani juga lebih memilih mengunakan mesin huller atau biasa disebut sebagai selepan untuk menggiling padi mereka dari pada mengunakan lesung seperti yang dulu mereka gunakan, terlebih pada saat ini sudah ada huller keliling yang siap menghampiri kerumah-rumah warga yang ingin menggilingkan padi mereka, jadi para petani sudah tidak susah-susah lagi untuk membawa padi mereka datang ketempat pengilingan padai permanen. commit to user 72

C. Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Peluang Kerja Perempuan.