Penataan Rumah. Dominasi Pengambilan Keputusan Keluarga

commit to user 89 Ibu Margiyati, “Kalau untuk masalah pangan, itu tergantung saya. Kalau pendapatan saya sedang lebih ya bisa makan lebih enak mas” wawancara 15 Agustus 2010. Ibu Giyem, “kalau untuk pangan ya jika pendapatan saya berburuh tani masih bisa stabil ya bisa mengusahakan makanan yang enak, karena untuk masalah pangan saya yang mengurusi” wawancara 15 Agustus 2010. Ibu Sakimah, “masalah pangan mungkin ada sedikit perbedaan, karena uang untuk saya belanja sebagian saya dapatkan dari berburuh tani tersebut.” wawancara 15 agustus 2010. Dari hasil wawancara diatas kita dapat melihat setelah menurunya pendapatan dari para perempuan buruh tani ini, pengambilan keputusan keluarga dalam bidang pangan mengalami perubahan dibandingkan sebelum para perempuan buruh tani ini mengalami penurunan pendapatan. Saat ini para perempuan buruh tani hanya bisa menerima pangan seadanya saja, tidak seperti dulu mereka masih bisa merencanakan jatah pangan mereka. Dalam hal ini istrilah yang mendominasi dalam hal pengambilan keputusan akan pangan dalam keluarga.

4. Penataan Rumah.

Penataan rumah merupakan kebutuhan sekunder atau sampingan dalam keluarga, penataan rumah ini merupakan bagaimana seseorang menata tempat tinggal yang menjadi tempat hunian yang baik untuk sebuah keluarga. Bagi masyarakat desa lobang terutama bagi keluarga para buruh, biasanya mereka bersaing untuk membuat rumah mereka tidak kalah dari rumah tetangga yang lainya. Karena biasanya rumah merupakan cerminan strata sosial bagi masyarakat. Dengan rumah yang bagus biasanya mereka bisa dianggap sebagai keluarga yang mampu, sedangkan commit to user 90 dengan rumah yang biasa, keluarga mereka pun dianggap sebagai keluarga yang biasa saja. Dalam hal penataan rumah ini, bagaimana keputusan keluarga dalam hal penataan rumah setelah para perempuan buruh tani mengalami penurunan pendapatan pasca adanya modernisasi dalam bidang pertanian. Ibu margiyati, “Kalau untuk penataan rumah saya tidak ikut campur, karena itu sudah menjadi urusan suami saya”wawancara 15 Agustus 2010. Ibu Warsi, “kalau untuk penataan rumah saya tidak ikut campur mas, karena biasanya bapaklah yang menggurusi untuk penataan rumah”wawancara 15 Agustus 2010. Ibu Giyem, “Kalau untuk masalah penataan rumah saya menyerahkanya kepada suami saya, karena saya tidak begitu mengerti”wawancara 15 Agustus 2010. Ibu Sakimah, “Untuk masalah penataan rumah mungkin ada perbedaanya kalau dibandingkan dahulu, akan tetapi saya sebenarnya tidak ikut campur dalam hal tersebut, biasanya suami saya yang mengurusinya. Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa para perempuan sebenarnya mengalami perubahan, akan tetapi dalam hal penataan rumah ini para perempuan cenderung lebih menyerahkan keputusan ini kepada para suami mereka. Karena para suami lebih tau menau mengenai penataan rumah dibandingkan para perempuan. Dari hasil wawancara diatas kita dapat melihat dominasi dari pengambilan keputusan dalam hal pendidikan anak, sandang, pangan dan penataan rumah dari matrik dibawah ini : commit to user 91 Matrik 2 Dominasi pengambilan keputusan Keluarga No Penganbilan Keputusan Dominasi 1 Pendidikan Anak Untuk masalah pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan anak ini, lebih cenderung didominasi oleh suami atau kepala keluarga. Karena yang membiayai anak untuk bersekolah adalah sang suami tersebut. 2 Sandang Untuk masalah sandang juga didominasi oleh suami, karena pendapatan istri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sandang keluarga. Sehingga suamilah yang menentukan dalam hal ini. 3 Pangan Untuk masalah pangan lebih didominasi oleh istri, karena biasanya hasil dari berburuh tani sang istri hanya bisa untuk mencukupi masalah pangan saja, sedangkan kebutuhan yang lainya ditangani oleh sang suami. 4 Penataan Rumah Untuk masalah penataan rumah cenderung didominasi oleh suami, karena sang suamilah yang lebih tahu menahu tentang penataan rumah ini. Sumber : Penelitian di Desa Lobang. commit to user 92

BAB IV PEMBAHASAN

A. Dampak Modernisasi Pertanian di Desa Lobang.

Dampak modernisasi pertanian dapat diartikan sebagai berikut ini. Dampak ini dapat diartikan sebagai akibat baik negatif maupun positif yang ditimbulkan oleh karena adanya suantu proses atau kegiatan tertentu disarikan dari kamus besar bahasa indonesia. Sedangkan modernisasi pertanian dapat diartikan, Modernisasi merupakan suatu proses yang mana individu berubah dari cara hidup yang tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologi serta cepat berubah dalam bidang pertanian hal tersebut diutarakan oleh Abraham 1995 : 5. Jadi arti dari dampak modernisasi pertanian adalah akibat yang ditimbulkan dari adanya perubahan cara atau gaya hidup yang tradisional menuju gaya hidup yang lebih maju dalam bidang pertanian terhadap hasil pertanian masyarakat petani di desa lobang, gedong, karanganyar. Dampak modernisasi pertanian yang terjadi didesa lobang ini meliputi perkembangan teknologi dalam bidang pertanian. Perkembangan teknologi tersebut diantaranya, berubahnya alat pengolahan tanah yang awalnya menggunakan bajak kerbau akan tetapi kini berubah menggunakan mesin traktor, selanjutnya perkembangan dalam hal penyiangan, dulu para petani melakukan proses penyiangan dengan mempekerjakan para perempuan untuk mencabuti rumput yang tumbuh diarea lahan pertanian, akan tetapi kini para petani lebih memilih menggunakan alat sosrok rumput untuk mengerjakan