commit to user 74
Ibu Giyem 45 tahun juga membenarkan hal tersebut, seperti yang dikatakanya seperti berikut ini :
“Kalau untuk saya iya, lha bagaimana semua proses pertanian semuanya sekarang dikerjakan menggunakan alat semua, jadi tinggal
sedikit yang menyuruh saya untuk mengerjakan sawah mereka, jadi saya merasa sangat dirugikan” wawancara 15 Agustus 2010.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita lihat bahwa para perempuan buruh tani sangat merasa dirugikan oleh karena adanya alat-alat pertanian
yang serba modern saat ini, hal tersebut terjadi karena hampir semua pekerjaan pada proses pertanian yang biasanya membutuhkan tenaga kerja
para perempuan mulai saat ini sudah banyak yang digantikan oleh alat-alat tersebut. Sehingga peluang kerja para perempuan buruh tani tersebut lambat
laun akan habis digantikan oleh alat-alat pertanian tersebut. Dengan munculnya alat-alat pertanian yang semakin mengeser
peluang kerja para perempuan buruh tani ini, banyak pekerjaan yang dulunya bisa dikerjakan oleh para buruh ini yang kini mulai digantikan oleh alat-alat
pertanian tersebut, diantaranya dalam hal pemupukan, penyiangan, pemanenan dan pengolahan hasil. Hal tersebut seperti yang dijelaskan sebagai
berikut ini :
1. Pemupukan.
Dalam hal pemupukan ini dulunya para perempuan biasa bekerja sebagai penebar pupuk kompos untuk meratakanya keseluruh bagian
sawah, sedangkan laki-laki bertugas sebagai pencari dan pengangkut pupuk kompos tersebut untuk dibawa kesawah, akan tetapi saat ini hal
tersebut sudah jarang ditemui. Karena sekarang ini dengan adanya pupuk
commit to user 75
kimia yang mudah untuk didapatkan proses pemupukan tersebut biasa dilakukan oleh pemilik sawah itu sendiri, sehingga peluang kerja bagi
para perempuan dalam bidang pemupukan pun saat ini cenderung menurun. Hal ini seperti yang disampaikan oleh ibu Warsi 50 tahun
sebagai berikut ini : Untuk pemupukan dulunya para laki-laki bertugas mencari dan
menggangkut kompos kesawah sedangkan para perempuan bertugas untuk menebarkanya kelahan, akan tetapi saat ini
semenjak adanya pupuk kimia yang mudah untuk didapat jadi sekarang
biasa dikerjakan
oleh pemilik
sawah itu
sendiri.wawancara 18 November 2010 Sama halnya dengan ibu Warsi, Ibu Sakimah Nur Wahidah 40 tahun
berpendapat seperti berikut ini : Kalau untuk pemupukan para perempuan sekarang sudah
jarang digunakan, karena dengan adanya pupuk kimia yang mudah didapat kini pekerjaan tersebut lebih cenderung
dikerjakan pemilik lahan itu sendiri .wawancara 18 November 2010
Dari hasil wawancara diatas kita dapat melihat bahwa perempuan merasa sangat dirugikan dalam proses pemupukan ini, semenjak adanya
pupuk-pupuk kimia yang kini mudah untuk didapat, para pemilik lahan lebih memilih memupuk lahan mereka dengan tenaga sendiri, karena
dengan adanya pupuk kimia tersebut proses pemupukan tidak memakan waktu yang lama.
2. Penyiangan.
Untuk hal penyiangan dulunya yang selalu mengerjakan pekerjaan ini adalah para perempuan buruh tani, akan tetapi saat ini semenjak
adanya alat sosrok rumput yang bisa memudahkan pengerjaan proses
commit to user 76
penyiangan, tenaga para perempuan ini juga jarang untuk digunakan, karena para pemililik lahan lebih memilih mengerjakanya sendiri karena
lebih hemat biaya dari pada mengunakan tenaga para tenaga buruh tani, sehingga kini para perempuan buruh tani pun merasa sangat dirugikan
karena hal tersebut. Hal ini sependapat dengan yang disampaikan ibu Juminem 60 tahun seperti berikut ini :
“Semenjak adanya alat sosrok rumput, sekarang ini sudah jarang yang mengunakan tenaga buru tani seperti saya ini untuk
menyiangi sawah”. wawancara 18 November 2010
Ibu Giyem 45 tahun juga berpendapat demikian : “Iya mas, semenjak adanya sosrok tersebut kegiatan penyiangan
kini lebih cenderung dikerjakan para pemilik lahan itu sendirri. Jadi peluang kerja saya pada proses ini kini menurun”.
wawancara 18 November 2010
Untuk proses penyiangan sama halnya dengan proses pemupukan, para perempuan juga sangat dirugikan akibat adanya alat sosrok rumput
yang kini banyak dipakai petani. Semenjak adanya alat tersebut kini tenaga para perempuan sudah jarang dipakai untuk proses ini, hal tersebut
disebabkan karena para petani kini lebih cenderung memilih menyiangi padi mereka dengan alat tersebut.
3. Pemanenan.