DAMPAK MODERNISASI PERTANIAN TERHADAP PELUANG KERJA DAN PENDAPATAN PEREMPUAN

(1)

commit to user SKRIPSI

DAMPAK MODERNISASI PERTANIAN TERHADAP PELUANG KERJA DAN PENDAPATAN PEREMPUAN

(Penelitian Deskriftif Kualitatif tentang Dampak Modernisasi Pertanian terhadap Peluang Kerja dan Pendapatan Perempuan di Desa Lobang,

Kelurahan Gedong, Kecamatan Karanganyar)

Disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi

Disusun Oleh : RIANTO D3206028

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

MOTTO

Dengan satu langkah kaki kita berpijak, maka dengan itulah masa depan kita akan kita songsong dengan sendirinya. Maka berfikirlah matang-matang

sebelum kita terlanjur untuk melangkah. (ryan)


(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugerah dan limpahan rahmat-Nya yang telah diberikan pada kita semua, salam serta Sholawat selalu tercurahkan kepada Rasulullah, SAW, keluarga dan shohabatnya hingga umat akhir zaman. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasnya dalam penyusunan skripsi, yang dilaksanakan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar strata satu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis seringkali menemui rintangan dan hambatan, namun dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagai pihak baik secara materiil maupun spirituil yang berwujud pengarahan, bimbingan serta dorongan penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang turut mendukung kelancaran penulis hingga terselesaikannya skripsi ini, maka penulis hendak menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Drs. Pawito, ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Bagus Haryono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Mahendra Wijaya, M.S. selaku Dosen Pembimbing skripsi


(6)

commit to user

vi

Surakarta yang telah mengahantarkan penulis menyelesaikan penyusunan skripsi.

4. Drs. Sudarsana, PGD in PD, selaku Pembimbing Akademik (PA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah mengarahkan dengan penuh kesabaran.

5. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan yang berkaitan dengan akademik.

6. Teman-temanku satu angkatan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang selalu mendukung dan memotivasi dalam menyusunan skripsi.

7. Ayah (Bapak Wagimin) dan Ibuku (Ibu Yanti) yang senantiasa selalu mendoakan dan memberikan semangat bagiku. Terutama Ibuku tersayang yang selalu mendukungku tanpa lelah.

8. Yang terkasih, Inggil pratiwi, yang selalu mendampingiku dan yang selalu menyemangatiku sehingga saya dapat selesai mengerjakan skripsi saya ini.

9. Yusuf Mustofa adik saya yang senantiasa membuat aku tersenyum gembira.

10. Team HMC dan Loro Jiwo MARC yang selalu menemaniku.

11. Dan seluruh warga Desa Lobang yang sudah mau membantu saya dalam pengumpulan data dan penelitian yang saya lakukan untuk skripsi saya ini.


(7)

commit to user

vii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan skipsi ini.

Semoga skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

Surakarta, Juli 2011 Penulis


(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN……….……..…… ii

HALAMAN PERSETUJUAN………... iii

MOTTO………. iv

KATA PENGANTAR……….……….. v

DAFTAR ISI ………..…... viii

DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK………... x

DAFTAR GAMBAR DAN FOTO………. xi

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR MATRIK……….. xiii

ABSTRAK………. xiv

BAB I PENDAHULUAN………..… 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Perumusan Masalah………..………... 9

C. Tujuan Penelitian………. 9

D. Manfaat Penelitian……… 9

E. Tinjauan Pustaka ………. 9

F. Definisi Konseptual………... 25

G. Metodologi Penelitian... 26

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN…………..………. 36

A. Gambaran Singkat Mengenai Kabupaten Karanganyar………...………... 36

B. Gambaran Desa Lobang……….... 38

C. Tentang Perempuan Desa Lobang……….... 41

D. Keadaan Demografi………. 41

E. Keadaan Sarana dan prasarana………. 45

BAB III HASIL PENELITIAN... 56

A. Profil Informan... 57


(9)

commit to user

ix

C. Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Peluang Kerja Perempuan... 72

D. Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Pendapatan Perempuan... 80

E. Dominasi Pengambilan Keputusan Keluarga... 85

BAB IV PEMBAHASAN……….. 92

A. Dampak Modernisasi Pertanian di Desa Lobang……… 92

B. Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Perempuan………….…………... 93

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ………….……… 99

B. Saran ……….. 109 DAFTAR PUSTAKA .


(10)

commit to user

x

DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK

1. Komponen-komponen analisis data model interaktif………… 35 2. Struktur kelembagaan di Kelurahan Gedong……… 38 3. Grafik hasil panen padi per musim……….. 41


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR DAN FOTO

1. Traktor untuk pengolahan tanah

2. Pupuk kimia dan pestisida untuk pemupukan 3. Sosrok untuk proses penyiangan

4. Trasher untuk alat perontok padi

5. Mesin penggilingan padi (huller) permanen 6. Mesin penggilingan padi (huller) keliling 7. Peta wilayah kelurahan gedong


(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

1. Distribusi Penduduk Menurut Umur………...……. 43

2. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan………. 44

3. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian……….…………. 45

4. Sarana Pendidikan………. 46

5. Sarana Kesehatan……….. 47

6. Sarana Olah raga……… 48

7. Sarana Kesenian dan Budaya………. 48

8. Sarana Sosial……….. 49

9. Sarana Keagamaan……… 49

10. Sarana Perhubungan……….. 50

11. Sarana Komunikasi……… 51

12. Sarana transportasi………. 52

13. Sarana Perdagangan……… 53

14. Sarana Perkoprasian……….. 54

15. Sarana Pertanian……… 54

16. Sarana Irigasi………. 55


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR MATRIK

1. Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Peluang Kerja Perempuan…….. 80 2. Dominasi Pengambilan Keputusan Keluarga………. 91 3. Pembagian Kerja Sebelum Modernisasi………. 94 4. Pembagian Kerja Setelah Modernisasi……… 96


(14)

commit to user

xiv ABSTRAK

RIANTO, 2011, D3206028. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dampak Modernisasi Pertanian terhadap Peluang Kerja dan Pendapatan Perempuan.

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak dari modernisasi pertanian terhadap peluang kerja dan pendapatan bagi perempuan di sektor pertanian di desa lobang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini kaum perempuan buruh tani di desa lobang sebagai informan. Teknik pengumpulan datanya melalui wawancara mendalam, observasi langsung dan bahan tertulis secara kepustakaan sebagai sumber data. Dokumentasi visual berupa foto. sedangkan pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik

purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori sosiologi pembangunan dan pendekatan teori fakta sosial. Dalam teori sosiologi pembangunan berkembang toeri modernisasi berasal dari dua teori dasar yaitu teori pendekatan psikologis dan teori pendekatan budaya.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dampak dari adanya modernisasi pertanian didesa lobang adalah dengan adanya pengantian-pengantian teknologi dalam bidang pertanian ternyata secara tidak langsung berdampak pada kearifan-kearifan lokal yang dulunya masih digunakan atau dijalankan oleh masyarakat didesa lobang akan tetapi semenjak adanya modernisasi tersebut kini kearifan-kearifan lokal sudah mulai ditinggalkan. Selain itu modernisasi pertanian yang terjadi didesa lobang juga berdampak pada peluang kerja yang didapatkan oleh para perempuan buruh tani, semenjak adanya modernisasi dalam bidang pertanian ini kini peluang kerja para perempuan buruh tani juga kian menyempit, hal tersebut disebabkan karena lahan pekerjaan yang dulu sering ditangani oleh para perempuan kini sudah mulai dikerjakan oleh kaum laki-laki yang bekerja sebagai operator mesin pertanian. Dengan menyempitnya lahan pekerjaan para perempuan tersebut ternyata juga mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan oleh para perempuan buruh tani tersebut, kini pendapatan para perempuan buruh tani sudah jauh menurun jika dibandingkan dulu. Dengan menurunya pendapatan para perempuan tersebut ternyata juga berdampak pada dominasi pengambilan keputusan dalam keluarga.


(15)

commit to user

xv ABSTRACT

RIANTO, 2011, D3206028. Thesis. Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. The Effect of Agricultural Modernization on the Job Opportunity and Women’s Opinion.

The objective of research is to find out the effect of agricultural modernization on the job opportunity and women’s opinion in agricultural sector of Lobang Village.

This study belongs to a descriptive qualitative research. In this research, the female farming labor in Lobang village as informant. Techniques of collecting data used were in-depth interview, direct observation, and literature written materials as the data source. The visual documentation used is in the form of photograph. Meanwhile, the sampling technique used in this research was purposive sampling one. The data analysis was done using an interactive analysis encompassing data reduction, data display and conclusion drawing.

In this research, the theory used was development sociology and social fact theories approach. In the development sociology theory, modernization theory develops deriving from two fundamental theories: psychological and cultural approaches.

The result of research shows that the effect of agricultural modernization in Lobang Village is the technology replacement in agricultural sector that in fact indirectly affects the local wisdoms used or undertaken formerly by the Lobang Villager but after the presence of modernization, these local wisdoms began to be abandoned. In addition, the agricultural modernization occurring in Lobang village also affects the job opportunity the female farming laborers obtain; since the presence of agricultural modernization, the job opportunity of female farming laborers is increasingly narrow; it is because the job field formerly handled by them now is handled by the male laborers who work as the farming machine operators. The increasingly narrow job opportunity for the women in fact affects the income they obtain; now their income declines sharply compared the former. The women’s declined income, in fact, also affects the domination of decision making in the family.


(16)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang kehidupan perekonomianya tidak bisa lepas dari sektor pertanian. Perkembangan ekonomi Indonesia yang akhir-akhir ini cenderung mengalami pergeseran sektoral dari sektor pertanian ke non sektor pertanian tidak berarti mengabaikan sektor pertanian. Sektor pertanian tetap memegang peranan penting , karena sebagai penyedia bahan pangan bagi seluruh masyarakat, disisi lain menopang pertumbuhan industri dalam hal penyedia bahan baku industri, mendorong pemerataan pertumbuhan dan dinamika pedesan.

Petani merupakan makhluk sosial, dalam kehidupannya di dunia ini tidak terlepas dari perubahan. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses pembangunan yang dapat berpotensi menimbulkan kerawanan. Masalah pokoknya menjadi bagaimana memungkinkan berlangsungnya proses pembangunan yang membawa keberlanjutan dengan perubahan. Keberlanjutan tersebut perlu untuk memelihara kesinambungan, sedangkan perubahan diperlukan karena menyertai pembangunan. Aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam pembangunan bertujuan untuk memberi perubahan ke arah yang lebih baik, dan agar perubahan itu dapat terjadi maka sasaran perubahan harus siap merespon setiap rangsangan yang akan mengantarnya menuju pada kehidupan yang lebih baik.


(17)

commit to user

Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah proses transformasi pertanian, yaitu suatu proses perubahan pada berbagai aspek dalam bidang pertanian. Perubahan tersebut tidak hanya berupa mekanisasi dan teknologi namun lebih jauh lagi pada kelembagaan ekonomi dan sosial pertanian.

Pembangunan pertanian di Indonesia, khususnya pada subsektor pertanian tanaman pangan dalam pelaksanaannya ditunjang oleh sejumlah besar petani yang masih tradisional dengan luasan unit usaha tani yang sempit, maka untuk menjaga keberlangsungan usaha taninya perlu ditemukan pola yang tepat untuk memobilisasi partisipasi mereka. Dalam usaha menumbuhkan tanaman, khususnya padi sawah. manusia seharusnya menciptakan lingkungan agar dapat sesuai dengan persyaratan pertumbuhan tanaman padi, seperti media tanam yang harus berstruktur lumpur dan menciptakan lapisan kedap air, agar petakan sawah selalu dapat digenangi dengan air. Pengolahan lahan basah, berawal dari kebiasaan-kebiasaan tradisional, dan ini merupakan karakteristik umum dari ekosistem alamiah, yaitu membuka hutan, membuat pematang, kemudian menanami sawah dengan tanaman padi.

Pembangunan pada sektor pertanian merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang terus melakukan perbaikan agar bisa menjadi lebih baik. Bersamaan dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk di negri ini, tentu harus di ikuti peningkatan hasil pertanian khususnya beras (padi) agar bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Dengan itu dalam sektor pertanian harus melakukan modernisasi dalam sistem pertanianya agar dapat menghasilkan kualitas panen yang memuaskan.


(18)

commit to user

Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian, serta meningkatkan hasil dan taraf hidup petani. Upaya peningkatan usaha tani ini dilakukan antara lain melalui pasca panen, kebijakan harga yang layak bagi para petani, pengembangan dan pemanfaatan teknologi, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi para petani.

Seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam sektor pertanian, maka semakin meningkat pula produksi yang dihasilkan oleh petani. Hal ini menunjukan bahwa para petani semakin rasional di dalam proses pengarapan lahan pertanian tersebut. Modernisasi masyarakat-masyarakat pertanian tradisional ditafsirkan seolah-olah sebagai sesuatu yang dapat diresapkan dengan kemajuan teknologi. Kemajuan yang cepat dibidang ekonomi dan sosial diharapkan terjadi sebagai konsekuensi segera atas diperkenalkanya suatu paket teknik modern kedalam suatu tipe pertanian subsisten.

Modernisasi merupakan suatu perubahan yang menuju pada kemajuan. Seiring dengan kemajuan tersebut kebudayaan-kebudayaan masyarakat pun juga akan mengalami perubahan, dari perubahan satu unsur kebudayaan tentu akan berpengaruh pada kebudayaan yang lainya, sebab masing-masing unsur dalam kebudayaan tersebut salin keterkaitan dan ketergantungan satu sama lainya.

Perubahan unsur budaya harus disesuaikan dengan kondisi yang sedang berlangsung saat ini, dengan demikian setiap keadaan akan selalu berubah menuju suatu keadaan yang lebih baik dari pada sebelumnya yang dalam arti


(19)

commit to user

kata berubah menjadi mode yang modern. Hal tersebut dapat kita lihat dari aspek sebagai berikut :

1. Cara berfikir masyarakat mulai ilmiah 2. Sistem administrasi yang baik

3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur 4. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat 5. Tinggkat organisasi yang tinggi

6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan sosial planning ( Soekanto, 1990 : 393 )

Pada saat ini perkembangan teknologi kian berkembang pesat, masyarakat cenderung tidak ingin lagi merasa direpotkan, mereka cenderung memilih hal-hal yang mereka anggap dapat meringankan beban pekerjaan mereka. Karena dengan modernisasi menunjukan suatu realitas perubahan masyarakat, dari masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat yang modern.

Modernisasi pertanian pada masyarakat sekarang ini juga sudah banyak terjadi, pola-pola proses dalam kegiatan pertanian mulai terlihat perubahanya, perubahan-perubahan tersebut dapat kita lihat dalam beberapa hal, antara lain :

1. Pengelolaan tanah 2. Penggunaan bibit unggul 3. Penggunaan pupuk kimia 4. Pengaturan waktu panen.


(20)

commit to user

Walapun modernisasi dalam pertanian sudah banyak memberikan manfaat yang berarti bagi para petani, akan tetapi dibalik semua itu ada hal-hal yang tekena dampak dari modernisasi tersebut. Dampak dari hal itu adalah :

1. Dampak Positif

Dampak positif dari modernisasi yaitu memberikan kemudahan pada para petani untuk mengolah lahan pertanian mereka, selain itu keuntungan dari adanya modernisasi ini ialah meningkatnya hasil pertanian yang dihasilkan oleh para petani. Hal ini disebabkan karena sekarang ini banyak diproduksinya pupuk-pupuk pertanian yang dapat mendongkrak kesuburan tanah serta padi yang mereka tanam, sehingga hasil panen yang para petani hasilkan bisa sangat memuaskan.

2. Dampak Negatif

Dampak negatif dari modernisasi ini ialah penggantian alat-alat pertanian yang mereka gunakan dalam melakukan kegiatan pertanian. Dari awal proses pertanian yaitu penggantian kerbau dengan traktor sebagai alat pengolahan tanah, pengganti erek dengan mesin thresher yang digunakan untuk perontokan padi, yang terakhir pergantian lesung dengan mesin pengilingan padi (huller) meningkat jumlahnya, salah satu penelitian memperkirakan bahwa penggilingan padi menggantikan 125 juta Hari Orang Kerja (HOK) yang kebanyakan adalah wanita, karena operator mesin huller adalah kaum laki-laki (Dibyo Prabowo, 1995 : 40). Dengan


(21)

commit to user

hal tersebut secara otomatis perekrutan tenaga kerja dalam proses pertanian semakin sedikit, dan proses pertanian dapat dikerjakan oleh anggota keluarga saja. Akan tetapi buruh tani khususnya perempuan yang tidak memiliki lahan pertanian akan terpojokan oleh hal ini, mereka tidak lagi mendapatkan penghasilan lagi dari proses pertanian.

In this article, the author differentiates between two key elements in the development of agricultural production in Quebec and Canada in the last four decades (the modernization of agriculture and the penetration of capitalist relations of production) and then tests the relative strength of each for producing change in women's participation level. Data were collected during a year of field work in a small Quebec parish and consist of semi-structured interviews with the adult members of 63 randomly selected farm families. The findings indicate that neither the development of capitalist agriculture nor the adoption of modern methods have an independent effect on women's contribution. It is the interaction effect between the two that produces the greatest variation in the type and amount of work women devote to farming”.

(“Pada artikel ini, peneliti membedakan antara kedua unsur penting dalam perkembangan produksi pertanian di Kuba dan Kanada dalam empat puluh tahun terakhir (modernisasi pertanian dan penetrasi hubungan kapitalis produksi) dan kemudian menguji kekuatan relatif dari masing-masing untuk menghasilkan perubahan pada tingkat partisipasi wanita. Data dikumpulkan dalam setahun penelitian lapangan di wilayah Quebec yang kecil dan terdiri atas wawancara setengah terstruktur dengan orang dewasa dari 63 keluarga petani yang dipilih secara acak. Temuan-temuannya mengindikasikan bahwa baik perkembangan pertanian kapitalis maupun pengapdosian metode-metode modern memiliki efek bebas terhadap kontribusi wanita. Adalah efek interaksi antara keduanya yang menghasilkan variasi terbesar dalam jenis dan jumlah pekerjaan yang dicurahkan oleh wanita kepada pertanian.”)

(Frances M. Shaver, 1990: 341).

Menurut artikel diatas dapat kita lihat bahwa dengan adanya modernisasi dalam bidang pertanian, yaitu dengan pengabdosian metode-metode modern memiliki dampak terhadap jenis dan jumlah pekerjaan yang dicurahkan oleh


(22)

commit to user

wanita terhadap pertanian. Jadi dalam artikel ini juga melihat bahwa kaum perempuan juga terkena dampak dari adanya modernisasi pertanian tersebut.

“This study, done in Punjab, India, had three objectives: (1) to evaluate a farmer's personal characteristics (education, land size) in relation to his adoption of modern agricultural technology; (2) to investigate certain village characteristics which are significantly associated with modernized farming; and (3) to determine whether modernization is more influenced by the village as a unit than by individual characteristics. By using the interview-questionnaire method, 495 Punjab farmers were interviewed in 93 villages designated high or low in modernized farming. While education and land- holding size (individual characteristics) were positively related to modernization of farming, organizational help and communication (village characteristics) showed a higher correlation with adoption of farming innovations. The primacy of village characteristics over the individual factors was evident. The villages high on adoption of agricultural innovations were also high on other indices of development, such as educational, commercial, and overall development. These villages were also high on the use of bank loans, farming subsidies, and the use of agency help”.

“Penelitian ini, dilakukan di Punjab, India, memiliki tiga tujuan: (1) untuk mengevaluasi karakteristik pribadi seorang petani (pendidikan, ukurantanah) dalam hubungannya dengan adopsinya teknologi pertanian modern, (2) untuk menyelidiki karakteristik desa tertentu yang secara signifikan asosiasi, diasosiasikan dengan pertanian modern, dan (3) untuk menentukan apakah modernisasi lebih banyak dipengaruhi oleh desa sebagai unit dari pada karakteristik individu. Dengan menggunakan metode wawancara-kuesioner, 495 petani Punjab diwawancarai di 93 desa design terkontaminasi tinggi atau rendah dalam pertanian modern. Sementara pendidikan dan tanah memegang ukuran (karakteristik individu) yang positif terkait dengan modernisasi pertanian, membantu organisasi dan komunikasi (karakteristik desa) menunjukkan korelasi yang lebih tinggi dengan adopsi inovasi pertanian. Keunggulan karakteristik desa, faktor individu jelas. Desa-desa tinggi pada adopsi inovasi pertanian budaya juga tinggi pada indeks pembangunan lainnya, Seperti pengembangan pendidikan, komersial, dan secara keseluruhan. Desa-desa ini juga tinggi pada penggunaan pinjaman bank, subsidi pertanian, dan penggunaan bantuan lembaga”.

(Harjit S, Sandhu and Donald E. Allen: 967)

Dari hasil penelitian diatas dapat kita lihat bahwa dengan adanya modernisasi diwilayah pedesaan menyebabkan semakain tingginya adopsi


(23)

commit to user

teknologi yang digunakan oleh masyarakat. Sehingga pola pertanian mereka pun menuju pada pertanian yang komersil dan untuk pengembangan alat-alat tersebut para petani menggunakan pinjaman bank, subsidi pertanian dan bantuan lembaga pertanian.

Dengan melihat fenomena yang terjadi pada kaum perempuan tersebutlah, timbul pertanyaan mengenai dampak modernisasi terhadap para perempuan buruh tani. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai dampak modernisasi pertanian terhadap peluang kerja dan pendapatan perempuan khususnya dikalangan perempuan buruh tani di Desa Lobang, Kelurahan Gedong, Kecamatan Karanganyar.


(24)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka penulis menarik rumusan masalah ” Bagaimanakah Dampak Modernisasi Pertanian terhadap peluang kerja dan pendapatan perempuan di Dusun Lobang, Kelurahan Gedong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar ? ”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak dari modernisasi pertanian terhadap peluang kerja dan pendapatan bagi perempuan di sektor pertanian.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini : 1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengetahuan bagi

masyarakat, khususnya dibidang modernisasi pertanian.

2. Diharapkan menjadi bahan wawasan dalam memahami masalah modernisasi pertanian yang ada di pedesaan.

E. Tinjauan Pustaka

Didalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada peneliti menggunakan pendekatan sosiologis, oleh karena itu perlu kiranya untuk mengetahui terlebih dahulu tentang definisi sosiologi. Pitirim sorokin dan


(25)

commit to user

soerjono soekanto (1987 :15) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang :

1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerakan masyarakat dengan politik dan lain sebagainya)

2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial (misalnya, gejala geografis, biologis dan sebagainya)

3. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.

Sosiologi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan yang terjadi dalam masyarakat (interaksi sosial) dan proses yang terjadi akibat hubungan tersebut masyarakat, serta mempelajari fakta-fakta yang ada dimasyarakat yang mungkin dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam masyarakat tersebut. Sehingga dalam pengantar sosiologi ini kita akan mempelajari mulai dari masyarakat itu sendiri, proses interaksi dalam masyarakat, proses sosialisasi, kebudayaan, stratifikasi, perubahan sosial, kekuasaan, wewenang dan kepemimpinan sampai pada masalah-masalah sosial.

Selo soemardjan dan soelaeman soemardi juga mengatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyararakat ialah ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial (Soekanto. 1987 : 20). Dari definisi-definisi tersebut jelas bahwa sebagaimana


(26)

commit to user

halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainya. Obyek ilmu sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dari proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat.

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori sosiologi pembangunan. Di mana dalam sosiologi pembangunan ini mencoba melengkapi kajian ekonomi yang selama ini hanya didasarkan pada produktivitas dan efisiensi dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa hanya dijelaskan secara kuantitatif dengan pendekatan ekonomi semata, terdapat aspek tersembunyi jauh pada diri masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, motivasi dan budaya yang mempengaruhi pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sosiologi pembangunan juga berusaha untuk menjelaskan berbagai dampak baik positif maupun negatif dari pembangunan terhadap sosial budaya masyarakat. Berbagai introduksi baik yang berupa teknologi dan nilai-nilai baru dalam proses pembangunan tentu akan membawa dampak pada bangunan sosial yang sudah ada sejak lama.

Sosiologi pembangunan membawa dampak pada lahirnya dimensi-dimensi baru dalam konsep pembangunan. Menurut Webster (1984), terdapat lima dimensi yang perlu untuk diungkap, antara lain :

1. Posisi negara miskin dalam hubungan sosial dan ekonominya dengan negara-negara lain.

2. Ciri khas atau karakter dari suatu masyarakat yang mempengaruhi pembangunan.


(27)

commit to user

3. Hubungan antara proses budaya dan ekonomi yang mempengaruhi pembangunan.

4. Aspek sejarah dalam proses pembangunan atau perubahan sosial yang terjadi.

5. Penerapan berbagai teori perubahan sosial yang mempengaruhi kebijakan pembangunan nasional pada negara-negara berkembang.

Dalam sosiologi pembangunan juga berkembang Teori Modernisasi berasal dari dua teori dasar yaitu teori pendekatan psikologis dan teori pendekatan budaya. Teori pendekatan psikologis menekankan bahwa pembangunan ekonomi yang gagal pada negara berkembang disebabkan oleh mentalitas masyarakatnya. Menurut teori ini, keberhasilan pambangunan mensyaratkan adanya perubahan sikap mental penduduk negara berkembang. Sedangkan teori pendekatan kebudayaan lebih melihat kegagalan pembangunan pada negara berkembang disebabkan oleh ketidaksiapan tata nilai yang ada dalam masyarakatnya. Secara garis besar teori modernisasi merupakan perpaduan antara sosiologi, psikologi dan ekonomi. Teori dasar yang menjadi landasan teori modernisasi adalah ide Durkheim dan Weber.

Dalam penelitian ini selain mengunakan pendekatan dengan teori sosiologi pembangunan, juga mengunakan pendekatan dengan teori fakta sosial. Teori Fakta sosial ini bersifat eksternal, umum (general), dan memaksa (coercion). Fakta sosial mempengaruhi tindakan-tindakan manusia. Tindakan individu merupakan hasil proses pendefinisian realitas sosial, serta bagaimana orang mendefinisikan situasi. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa


(28)

commit to user

manusia adalah makhluk yang kreatif dalam membangun dunia sosialnya sendiri.

Jadi dalam penelitian ini mengunakan dua teori untuk melakukan pendekatan masalah, yaitu teori sosiologi pembangunan dan teori fakta sosial.

Sedangkan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

1. Modernisasi

Aspek yang terpenting dalam modernisasi suatu masyarakat adalah pergantian teknik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern. Bahwa pengertian modernisasi suatu masyarakat adalah suatau proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Modernisasi masyarakat secara umum dapat dirumuskan sebagai penerapan pengetahuan ilmiah yang ada kepada semua aktivitas, semua bidang kehidupan atau kepada semua aspek masyarakat kota pada awalnya adalah desa, yakni desa yang telah mengalami perkembangan. Namun tidak setiap desa dapat berkembang menjadi sebuah kota. Ada sejumplah faktor atau persyaratan tertentu yang mendorong sebuah desa bisa berubah menjadi kota. Diantaranya sekian faktor yang terpenting adalah bahwa desa tersebut menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat industri atau pusat pertambangan.

Tekait dengan modernisasi, maka akan kita lihat beberapa definisi dari modernisasi tersebut diantaranya :


(29)

commit to user

Evertt Rogers, ” modernisasi merupakan suatu proses yang mana individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologi serta cepat berubah ” ( Abraham, 1991 : 5 ).

Black mendefinisikan modernisasi sebagai proses yang mana secara historis lembaga-lembaga yang berkembang secara perlahan disesuaikan dengan perubahan fungsi secara cepat yang menimbulkan peningkatan yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam hal pengetahuan manusia yang memungkinkanya untuk menguasai lingkunganya, yang menimbulkan revolusi ilmiah ( Abraham, 1995 : 5 ).

Modernisasi dalam bidang ekonomi dapat diartikan sebagai berikut :

a. Mengakarnya teknologi dalam ilmu pengetahuan

b. Bergerak dari pertanian subsistensi ke pertanian komersial c. Pengantian tenaga binatang dan manusia oleh energi benda

mati dan produksi mesin

d. Berkembangnya bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja ditempat tertentu.

Teori Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme Weber mengarah pada seperangkat rumusan sosiologi yang menekankan peranan nilai dalam pembangunan sosio-ekonomi yang didasarkan pada asumsi bahwa masyarakat tradisional dan modern mempercontohkan seluruh sistem nilai yang berbeda dan transformasi pola sosio-ekonomi negara-negara


(30)

commit to user

terbelakang pada dasarnya merupakan suatu perubahan atau pergantian dbidang kompleks nilai budaya.

Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada perencanaan yang biasa dinamakan sosial planning ( Soekanto, 1990 : 384).

Secara metodelogis, teori-teori modernisasi tentang perubahan sosial dalam masyarakat yang sedang berkembang dewasa ini rupanya memasukan pola-pola tindakan asli yang konsisten ke dalam pranata ekonomi dan teknologi modernisasi yang ingin diterapkan itu. Pola-pola tindakan menurut teori modernisasi akan memaksakan pengaruhya ke seluruh struktur sosial :

1. Penerapan secara universal norma mengejar keuntungan terhadap sumber-sumber ekonomi ( tanah, tenaga kerja dan kapitalis ) berarti bahwa penggunaan semua sumber-sumber ekonomi tersebut harus dialihkan dari cara-cara yang kurang produktif menjadi lebih produktif. 2. Mobilitas geografis tenaga kerja, bersamaan dengan penghususan fungsi-fungsi ekonomi modern (seperti pembagian kerja yang ekstrim dan pemisahan tempat kerja dari kehidupan rumah tangga secara tegas) pada giliranya akan memecahkan hubungan kekerabatan tradisional dalam arti melemahkan ikatan kekeluargaan besar dan menekankan pada pembentukan keluarga kecil.


(31)

commit to user

3. Penerapan struktur ekonomi dan teknologi modern disamping meningkatkan mobilitas tenaga kerja secara geografis (mobilitas horisontal).

4. Mobilitas kedua faktor produksi lainya yakni kapital dan tanah, tergantung pada pelembagaan norma baru, dalam hal ini untuk memperjual belikan hak milik individual tersebut tanpa terelakan akan menganggu sistem pemilikan dan pengolahan tanah feodal. Penerapan secara universal prinsip mengejar keuntungan dalam organisasi produksi modern, tentang apa yang diproduksi, kapan, bagaimana, dimana, dan oleh siapa, harus dilakukan sepenuhnya atas dasar harapan apakah akan menghasilkan keuntungan ekonomi yang optimal ( Hoogevelt, 1985 : 85-91 ).

Berdasarkan teori medernisasi tersebut, dapat dilihat sistem pemikiran dan perilaku masyarakat petani di desa Lobang saat ini telah menunjukan sikap berfikir yang rasional dan komersil. Diantaranya dapat kita ketahui dari tindakan-tindakan para petani sekarang sangat memperhitungkan input dan output dalam kegiatan pertanian mereka agar dapat terhindar dari kerugian. Maka mereka lebih mengutamakan penjualan daripada untuk memenuhi sendiri atau tidak lagi petani subsisten. Untuk itu para petani mengupayakan hal-hal yang dapat meningkatkan hasil produksi mereka, antara lain dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, yaitu dengan memperhitungkan apa yang diproduksinya, kapan, bagaimana, dan oleh siapa, yang juga terkait dengan


(32)

commit to user

penggunaan peralatan modern yang sesuai dengan situasi dan kondisi lahan yang mereka kerjakan. Dengan hal tersebut petani akan jauh lebih mendapatkan keuntugan daripada kerugian.

2. Modernisasi Pertanian

Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian di kelurahan gedong khususnya desa lobang, ada beberapa program pertanian dari pemerintah yang sedang berjalan. Diantaranya sebagai berikut :

1. Program BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) 2. Program BLP (Bantuan Langsung Pupuk)

3. Program SLPTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu)

4. Program PUAP (Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan)

Selain itu pengembangan pada sektor teknologi pertanian juga sangat diperlukan, karena dengan adanya perkembangan tersebut akan sangat berpengaruh sekali dalam pengolahan lahan pertanian. Karena itu teknologi dalam bidang pertanian sudah menyebar di seluruh petani pedesaan, hal itu disebabkan karena :

1. Karena teknologi dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan untuk meningkatakan produksi pangan yang sekaligus diarahkan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani.

2. Teknologi dibutuhkan oleh masyarakat karena diharapkan dapat mendominasi perekonomian desa.


(33)

commit to user

Teknologi dalam bidang pertanian sering digunakan istilah perubahan teknik dan inovasi. Istilah perubahan teknis jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang dan jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas.

Tingkat perubahan yang tinggi, membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan pangan bertambah, sementara disisi lain luas lahan semakin terbatas. Hubungan tersebut menjadi motivasi bagi pemerintah untuk memperkenalkan teknologi baru di bidang pertanian yang intensif bagi masyarakat desa, yang berupa teknologi dibidang pertanian maupun sarana yang lain diharapkan mampu meningkatkan kehidupan mereka.

Yang dimaksud dengan teknologi adalah suatau sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mancapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.

Yang dimaksud dengan teknologi menurut Soejono Soekanto (1990 : 155) adalah ”sebagai pola praktek penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.”

Teknologi adalah suatu perubahan yang terjadi dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknik produksi, sehingga perubahan teknologi dapat diartikan perubahan dalam fungsi produksi yang mana dapat menambah hasil dengan input tertentu.

Jadi sistem pertanian (dalam hal ini menunjuk pada teknologi pertanian) merupakan suatu teknik atau cara produksi yang bersifat pada


(34)

commit to user

modal bidang pertanian, meliputi pengolahan tanah, pemilihan varietas, pemupukan, bercocok tanam, pemeliharaan, panen, dan pasca panen.

Berikut ini adalah hal-hal yang telah terkena oleh dampak modernisasi tersebut, khususnya dalam bidang teknologi dalam pertanian :

a. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah harus sempurna dalam rangka upaya peningkatan produksi tanaman padi sawah melalui cara dan dikerjakan dengan cara sebaik - baiknya dan agar supaya dapat meningkatkan mutu tanaman padi sawah.

Dalam hal pengolahan tanah ini kita dapat melihat perubahan teknologi yang digunakan para petani untuk mengolah lahan pertanian mereka. Perubahan alat pengolahan tanah yang mereka gunakan, yang dulunya masih mengunakan pembajak sawah dengan kerbau, akan tetapi seiring dengan modernisasi dibidang pertanian para petani lebih memilih mengunakan mesin pembajak sawah (traktor) sebagai alat untuk mengolah lahan pertanian mereka.

b. Penanaman

Pada awalnya saat akan melakukan proses kegiatan bertani, para petani hanya mengunakan padi dari hasil panen mereka sebelunya untuk dijadikan sebagai bibit padi yang akan ditanam selanjutnya. Akan tetapi sekarang ini untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik, sekarang para petani lebih cenderung memilih untuk membeli bibit padi yang berkualitas unggul. Dan pada saat penanaman padi


(35)

commit to user

masyarakat masih mengunakan tenaga para perempuan untuk melakukanya.

c. Pemupukan

Pemupukan adalah hal yang paling penting dalam proses pertanian, karena kesuburan tanaman dan penangulangan hama atau penyakit dapat diatasi dengan cara pemupukan tersebut. Dalam hal pemupukan ini juga nampak sekali adanya perubahan tenologi yang digunakan oleh para petani, yang pada awalnya para petani hanya menggunakan pupuk kandang atau kompos untuk pemupukan, akan tetapi sekarang ini petani lebih cenderung memilih pupuk kimia untuk pemupukan.

d. Penyiangan

Penyiangan adalah kegiatan pembersihan atau pencabutan rumput dalam area pertanian supaya pertumbuhan padi tidak tergangu karena adanya rumput yang tumbuh disekitar tanaman padi. Dalam pengerjaanya dulu para petani hanya mengunakan tenaga perempuan untuk menjabuti rumput tersebut, akan tetapi sekarang ini para petani lebih cenderung memilih mengunakan alat sorok rumput untuk menyiangi tanaman mereka, karena dengan alat tersebut lebih menghemat tenaga dan biaya pengerjaanya.

e. Panen Atau Pasca Panen

1. Panen

Untuk mendapatkan mutu gabah atau beras yang baik, maka penentuan saat panen harus optimal. Diantara ialah pada saat


(36)

commit to user

perontokan padi, pada fase perontokan padi ini dulunya mereka mengunakan erek kayuh untuk merontokan padi dari batangnya, akan tetapi para petani sudah tidak mau lagi direpotkan dengan mengayuh alat tersebut. Karena sekarang ini para petani lebih cenderung memilih mesin perontok. Para petani memilih mengunakan alat ini karena dapat mempersingkat waktu penen mereka dan lebih sedikit menggunakan tenaga kerja.

2. Pasca Panen

Modernisasi pertanian pada saat pasca panen dapat kita lihat pada proses pengolahan padi menjadi beras. Perubahan-perubahan teknologi yang digunakan para petani pada saat menggiling padi hasil panen mereka. Para petani dusun lobang dulunya menggunakan lesung untuk mengupas biji padi dari kulitnya dengan cara menumbuk padi tersebut didalam sebuah lesung, akan tetapi pada saat sekarang ini para petani sudah tidak mau lagi direpotkan dengan hal tersebut, para petani lebih cenderung memilih menggilingkan padi mereka ketempat penggilingan padi. Terlebih sekarang ini ada usaha penggilingan padi keliling, para petani lebih memilih alat tersebut karena para petani dapat menggilingkan padi mereka tanpa harus membawanya ketempat penggilingan padi, karena mesin penggiling tersebut yang justru mendatangi mereka.


(37)

commit to user

Modernisasi masyarakat pertanian tradisional seolah-olah sesuatu yang dapat diresapkan dengan kemajuan teknologi. Akan tetapi kemajuan pertanian yang amat cepat tersebut diharapkan terjadi sebagai konsekuensi atas ”diperkenalkanya” suatu ”paket teknik” modern kedalam suatu tipe pertanian subsisten (berproduksi pas-pasan). Tetapi bagaimana pentingnya modernisasi tenologi itu, tidak dengan sendirinya menjamin terjadinya pembangunan, seperti yang disangka secara naif oleh banyak teknokrat dan birokrat. Tidak mungkinya membangkitkan pembangunan yang murni melalui transfer teknologi yang telah dikukuhkan oleh rencana pembangunan pertanian yang sia-sia, yang secara sepihak mengalihkan investasi kedalam teknologi dan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan yang hubunganya dengan organisasi sosial ( Attir, Holzner dan Suda, 1989 : 144 ).

Selain itu seiring dengan adanya modernisasi pertanian banyak muncul organisasi-organisasi yang bermunculan dalam bidang pertanian ini, diantaranya adalah :

1. Darma Tirta

Merupakan organisasi yang mengatur tentang perairan lahan pertanian. Fungsi primer dari organisasi ini adalah pengelolaan air, terutama pembagian air yang adil diantara warganya dan pemeliharaan saluran-saluran perairan. Serikat pemakai air telah menetapkan seperangkat peran-peran tertentu yang mempunyai kaitan langsung dengan tugas-tugas khusus yang berhubungan dengan membentuk dan


(38)

commit to user

mengoperasikan sistm irigasi diantranya kontruksi, pemeliharaan, pembagian, pengelolaan air dan penyelesaian perselisihan. Tingkat kesatuan kelompok sangat penting bagi kegigihan perserikatan dan infrastruktur fisik yang menjadi tanggung jawabnya, kalau tidak saluran menjadi rusak, terjadi pengendapan dan seterusnya. Tentu saja terdapat konflik-konflik diantara warga terutama saat air berkurang, karena mekanismenya untuk kelangsungan hidup organisasi itu.

2. Kelompok Tani

Merupakan organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang penyuluhan pertanian kepada masyarakat petani. Dalam organisasi ini khusus menangani dalam bidang sarana produksi pertanian masyarakat, diantaranya seperti : benih padi, pupuk, pertisida, alat dan mesin pertanian. Selain itu organisasi Kelompok Tani ini juga menangani tentang permodalan dalam pertanian, jadi untuk para petani yang tidak memiliki modal untuk lahan pertanian mereka, mereka bisa meminjam modal melalui organisasi ini. Sehingga para petani bisa selalu menanami lahan mereka walau sedang mengalami kesulitan ekonomi.

3. Dampak modernisasi pertanian terhadap perempuan.

Modernisasi merupakan pola perubahan dari cara-cara yang tradisional menuju gaya hidup yang lebih kompleks dan maju secara teknologi serta cepat berubah. Sedangkan dalam konsep modernisasi pertanian ini merupakan transformasi teknologi dibidang pertanian pada masyarakat tradisional atau pra modern, yang menunjukan unsur perubahan suatu cara


(39)

commit to user

bertani dari pertanian yang sederhana menjadi cara bertani yang lebih modern. Hal ini dapat kita lihat dari perubahan-perubahan alat-alat pertanian yang kini mulai berubah dari alat-alat yang tradisional yang masih digerakan oleh tenaga manusia dan digantikan oleh alat-alat yang lebih modern yang dimana alat-alat tersebut semuanya digerakan oleh mesin.

Dari semua proses pertanian kini semua mulai mengalami perubahan, dari awal proses pertanian yaitu penggantian kerbau dengan traktor sebagai alat pengolahan tanah, penggantian tenaga kerja para perempuan saat menyiangi padi digantikan oleh sosrok rumput, pengganti erek dengan mesin thresher yang digunakan untuk perontokan padi, yang terakhir pergantian lesung dengan mesin pengilingan padi (huller) meningkat jumlahnya, salah satu penelitian memperkirakan bahwa penggilingan padi menggantikan 125 juta Hari Orang Kerja (HOK) yang kebanyakan adalah wanita, karena operator mesin huller adalah kaum laki-laki (Dibyo Prabowo, 1995 : 40). Dengan hal tersebut secara otomatis perekrutan tenaga kerja dalam proses pertanian semakin sedikit, dan proses pertanian dapat dikerjakan oleh anggota keluarga saja. Dan lebih jauh buruh tani khususnya perempuan yang tidak memiliki lahan pertanian akan terpojokan oleh hal ini, karena mereka tidak lagi mendapatkan peluang kerja dan penghasilan lagi dari proses pertanian.


(40)

commit to user

F. Definisi Konseptual

1. Modernisasi Pertanian

Merupakan transformasi teknologi dibidang pertanian pada masyarakat tradisional atau pra modern, yang menunjukan unsur perubahan suatu cara, mulai dari cara pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemungutan hasil sampai pengolahan hasil pertanian. Yang pada dasarnya bertujuan pada perbaikan dan peningkatan produktivitas hasil pertanian mereka.

2. Dampak Modernisasi Pertanian

Merupakan akibat yang ditimbulkan oleh adanya transformasi teknologi dibidang pertanian yang menunjukan unsur perubahan, akibat yang ditimbulkan dapat bersifat positif dan negatif.

3. Peluang Kerja Perempuan

Merupakan hal yang berkenaan dengan adanya modernisasi tersebut. Karena hal tersebut merupakan hasil dari dampak negatif dengan adanya modernisasi pertanian, yaitu tentang menurunya tingkat peluang kerja untuk kaum perempuan dalam bidang pertanian yang disebabkan oleh munculnya teknologi-teknologi dalam bidang pertanian tersebut.

4. Pendapatan Perempuan

Merupakan pembahasan tentang pendapatan para perempuan yang bekerja pada sektor pertanian setelah adanya modernisasi pertanian atau perkembangan teknologi dalam sektor pertanian.


(41)

commit to user

G. Metodologi Penelitian

a. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2000:3) yang mengutip pendapat Bag dan Taylor adalah sebagai berikut :

“Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan parilaku yang dapat diamati “

Sesuai dengan pendapat diatas dalam penelitian yang dihasilkan data deskriptif, bahwa metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun satu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan penelitian deskiptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah :

1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang).

2. Menggambarkan fakta-fakta yang sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi implementasi rasional. Berdasarkan pengertian diatas, penulis berusaha untuk mendeskripsikan Dampak dari Modernisasi Pertanian Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Dusun Lobang,


(42)

commit to user

Kelurahan Gedong, Kecamatan Karanganyar. Penulis bukan saja memberi gambaran prediksi serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang dipecahkan. untuk itu maka pengumpulan data yang digunakan teknik wawancara dengan pedoman wawancara.

b. Lokasi penelitian

Penelitian mengambil lokasi yakni Desa Lobang, Gedong Kecamatan Karanganyar, Kabupaten karanganyar. Penetapan lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa :

a. Di Dusun Lobang terdapat petani padi yang berlahan sawah irigasi.

b. Dusun Lobang sudah merupakan kategori desa pertanian yang ditandai dengan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan persawahan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Desa Lobang dianggap tepat dan memenuhi syarat sebagai obyek penelitian ini.

c. Sumber Data

Adapun sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

1. Data Primer

Data adalah data empirik yang diperoleh secara langsung dari informan dan masyarakat atau informan kunci dengan menggunakan wawancara untuk mendapatkan data-data tentang aspek modernisasi pertanian yang mempengaruhi


(43)

commit to user

sosial ekonomi masyarakat petani menjadi fokus penelitian. Peneliti akan terjun secara langsung melakukan pengamatan lapangan pada lokasi kegiatan pertanian masyarakat dan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah dari setiap informan terpilih dengan teknik observasi partisipan dan wawancara mendalam.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelusuran studi-studi dokumen yang terdapat di tempat penelitian dan yang ada hubunganya dengan masalah-masalah yang diteliti. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain meliputi, monografi kelurahan yang berisikan gambaran umum mengenai desa penelitian, keadaan geografi dan kependudukan, serta dokumentasi berupa gambar dan rekaman.

Sedangkan yang menjadi sumber data adalah informasi kunci, informasi penunjang, data desa, serta dokumentasi penelitian. Informasi kunci orang yang terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari masyarakat petani. Pemilihan informan kunci ada strategi khusus, antara lain dapat melalui empat macam cara, sebagai berkut: (a) secara insidental, artinya peneliti menemui orang yang sama sekali belum diketahui pada salah satu wilayah penelitian. (b) menggunakan modal orang-orang yang sudah dikenal sebelumnya. Peneliti berusaha menghubungi beberapa


(44)

commit to user

orang, mungkin melalui orang terdekat. (c) sistem quota, artinya informan kunci telah dirumuskan kriterianya, misalkan ketua organisasi, ketua RT, pemilik tanah dan sebagainya. (d) secara snowball, artinya informan kunci dimulai dari jumplah kecil (satu orang), kemudian atas rekomendasi orang tersebut, informan kunci menjadi semakin besar sampai jumlah tertentu. Informan akan berkembang terus sampai memperoleh data jenuh.

Yang menjadi informan kunci yang diajak wawancara secara mendalam dalam penelitian ini adalah petani yang berlahan sawah irigasi, pemilik pabrik alat-alat produksi, ketua kelompok tani, pekerja atau buruh tani, pengurus pengairan. Informan penunjang adalah kepala desa yang dianggap mengetahui kondisi umum di wilayah tersebut. Pak Lurah, Perangkat Desa, tokoh masyarakat, PPL pertanian, ketua RT.

d. Sampling

Pada penelitian kualitatif, besarnya sampel tidak ditentukan berdasarkan ketentuan mutlak, tetapi sampel ditentukan berdasarkan kebutuhan lapangan. Jumplah sampel tidak harus mewakili populasi, tetapi penentuan sampel bersifat selektif dimana peneliti menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingginan pribadi dan sebagainya.

Penelitian ini menggunakan sampel yang bersifat “purposive sampling” yaitu pengambilan sampel yang sesuai dengan maksud dan


(45)

commit to user

tujuan peneliti. Responden yang diambil dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahan secara mendalam. Namun walaupun demikian responden yang dipilih dapat menunjukan responden yang lebih tahu, maka pilihan responden dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (H.B. Sutopo. 2002 : 22).

Jadi teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah peneliti memulai dari mengidentifikasi tokoh kunci (key person) dari warga petani desa lobang, kemudian dari tokoh kunci tersebut peneliti meminta informasi pihak lain untuk dijadikan sampel berikutnya. Hal ini dilakukan terus-menerus sampai variasi data yang diperoleh maksimum atau dikenal dengan maximum variation sampling.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka sampel dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Perempuan petani yang bersuamikan pekerja pabrik. b. Perempuan petani yang bersuamikan seorang PNS. c. Perempuan petani yang bersuamikan kuli bangunan. d. Perempuan petani yang bersuamikan seorang petani. e. Perempuan petani yang sudah tidak memiliki suami (janda)

e. Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan ,maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(46)

commit to user

Wawancara merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting di dalam penelitian studi kasus. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Deddy mulyana,2002). Selanjutnya menurut Yin (1987), didalam wawancara mendalam (tipe open-ended) peneliti dapat bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa disamping mengenai opini mereka mengenai peristiwa yang ada.

Wawancara mendalam (wawancara tidak terstruktur) mirip dengan percakapan informal sehingga bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial budaya (Deddy Mulyana,2002). Dengan demikian maka wawancara dilakukan dalam suasana santai. Untuk menciptakan suasana santai dan akrab diperlukan hal-hal yang berhubungan dengan topik penelitian, agar suasana santai tetap terpelihara.

Wawancara mempunyai tujuan tertentu yang disadari oleh kedua belah pihak. Walaupun pada mulanya informan belum mempunyai gambaran yang jelas tentang informasi yang diharapkan. Tujuan wawancara perlu dijelaskan lebih dahulu, sehingga wawancara yang semula bersifat lambat laun beralih menjadi formal tanpa merubah


(47)

commit to user

suasana keakraban. Dengan demikian akan diketahui lebih banyak tentang hal-hal sebagai berikut : (a) Pengalaman dan perbuatan responden. (b) Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau pikiran tentang sesuatu. (c) perasaan, respon emosional. (d) Pengetahuan tentang sesuatu. (e) penginderaan yang diuraikan secara deskripsi dan (f) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga (Nasution, 1998).

2. Observasi Partisipasi

Observasi dilakuakan selama melangsungkan kunjungan-kunjungan lapangan termasuk kesempatan-kesempatan selama pengumpulan bukti yang lain seperti wawancara. Observasi bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang pemahaman suatu konteks dan fenomena yang akan diteliti (Yin,1987). Pengamatan berperan serta tidaklah bersifat linear atau mekanis namun menuntut peneliti untuk menerapkan berbagai keaslian, melakukan penilaian, peka terhadap lingkungan yang diteliti dan mampu mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi serta punya imajinasi kuat untuk merumuskan hasil penelitian (Deddy mulyana,2002).

3. Mencatat Dokumen

Tipe informasi ini menggunakan berbagai bentuk dan menjadi obyek rencana-rencana pengumpulan data yang eksplisit, misalnya artikel-artikel yang sering muncul di media masa, penggunaan dokumen ini yang paling penting adalah untuk mendukung dan


(48)

commit to user

menambah bukti dari sumber-sumber lain (Yin,1987). Namun demikian meskipun dokumen ini sumber primer penelitian akan tetapi data yang bersumber dari dokumen ini harus dilengkapi dengan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait (Deddy Mulyana,2002). 4. Observasi

Penulis mengadakan pengamatan secara langsung tentang segala peristiwa yang terjadi di daerah penelitian. Dalam hal ini penulis menempuh observasi non partisipasi yaitu penulis hanya sebatas sebagai pengamat saja tanpa ikut melakukan kegiatan seperti yang dilakukan informan.

f. Analisis data

Dalam penelitian ini proses analisis datanya menggunakan model analisis interaktif (interactive model analysis). Ada tiga komponen pokok yang terdapat dalam model analisis interaktif, yaitu:

1. Data Reduction (reduksi data)

Merupakan sajian dari analisis, yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

2. Data Display (sajian data)

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk


(49)

commit to user

mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain yang berdasarkan pengertian tersebut.

3. Conclution Drawing (kesimpulan)

Merupakan kesimpulan yang ditarik dari semua hal yang ada dalam reduksi data dan sajian data. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan yang diambil lebih kokoh dan sahih.

Proses analisis penelitian ini dilakukan dengan cara mereduksi data yang terkumpul. Setelah data direduksi, kemudian melakukan penyajian data yang dirakit dalam suatu organisasi data. Selanjutnya data tersaji itu dianalisis untuk memperoleh jawaban atau kesimpulan penelitian. Untuk memperjelas uraian di atas perlu disimak skema analisis interaktif menurut pendapat (H.B.Sutopo), yaitu sebagai berikut :

Skema. Model Analisis Interaktif

Sumber: (H. B. Sutopo , 2002 : 96)

g. Validitas data

Dalam menjamin validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini,maka untuk menjamin validitas data akan dilakukan dengan cara yang

Pengumpulan Data

Data Reduction Data Display

Conclusion Drawing/verifikasi


(50)

commit to user

disebut “trianggulasi sumber”. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara menggunakan berbagai sumber yang berbeda dan tersedia. Oleh karena itu data yang satu akan dikontrol oleh data yang sama dari sumber yang berbeda. Dengan mengunakan teknik trianggulasi data, maka hasil penelitian ini, peneliti mengunakan berbagai sumber data yang berlainan dengan tujuan untuk pengumpulan data yang sama. Adapun caranya adalah :

1. Membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti penduduk biasa, orang-orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, pemerintah. (Moleong, 1995 : 197)


(51)

commit to user

36 BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Singkat Mengenai Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar merupakan wilayah propinsi Jawa Tengah yang terletak Topografi, daerah Kabupaten Karanganyar bergelombang, berbukit dan dan datar yang terletak pada ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan air laut.

Kabupaten Karanganyar memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau antara bulan Nopember-April dan Mei-Oktober. Temperatur pada musim penghujan 22-25˚C dan pada musim kemarau sekitar 26-30˚C dengan curah hujan tidak merata pada setiap bulanya sepanjang tahun.

Jumplah penduduk Karanganyar pada tahun 2007 tercatat sebanyak 851.366 jiwa dengan perincian jumlah penduduk laki-laki 421.717 jiwa dan perempuan 429.649 jiwa. Sedangkan luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378.6374 Ha, terbagi dalam 17 Kecamatan, 162 Desa, 15 Kelurahan, 1.091 Dusun, 2.313 Dukuh.

(BPS Kabupaten Karanganyar 2008)

Dalam upaya pengembangan daerah. Kabupaten Karanganyar memiliki slogan KARANGANYAR TENTRAM dan INTAN PARI. KARANGANYAR TENTRAM merupakan Akronim dari tenang, teduh, rapi serta aman dan makmur, sedangkan INTAN PARI merupakan singkatan dari


(52)

commit to user

Industri Pertanian dan Pariwisata. Kabupaten Karanganyar mengembangkan ketiga sektor ini sebagai upaya pembangunan daerah.

Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan, yaitu diantaranya Kecamatan Karanganyar. Sedangkan di Kecamatan Karanganyar juga terdiri dari 12 Kelurahan yang ada, diantaanya Kelurahan Gedong. Dan desa Lobang merupakan desa yang berada dalam wilayah Kelurahan Gedong tersebut. Adapun struktur Kelembagaan yang ada di Kelurahan Gedong dapat kita lihat dalam bagan berikut ini :

LURAH

SEKLU I SEKLU II KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

KASI PEMAN KASI TRANTIB KASI BANG KASI KESOS

STAF STAF STAF

STAF STAF

STAF STAF

STAF


(53)

commit to user

Dari bagan diatas kita dapat melihat bahwa di desa ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh dua orang Sekretaris Desa, satu orang Kasi PEMAN yang dibantu dua orang staf, satu orang Kasi TRANTIB yang dibantu dua orang staf, satu orang Kasi BANGUNAN yang dibantu dua orang staf dan satu orang Kasi KESOS yang dibantu dua orang staf.

B. Desa Lobang

Desa Lobang memiliki orbitasi sebagai berikut : jarak antara pusat pemerintahan Kecamatan kurang lebih 6 km. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten kurang lebih 8 km. Jarak dari Ibu Kota Propinsi Daerah Tingkat I kurang lebih 120 km.

Desa ini mempunyai wilayah dengan luas 573.7135 Ha. Dari luas wilayah tersebut terdiri dari 11 RW dan 36 RT. Sedangkan batas wilayah desa Lobang secara administratif adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Desa Kaliboto dan Pojok

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Bejen dan Desa Gaum 3. Sebelah Barat : Desa Kalijirak dan Desa Gaum

4. Sebelah Timur : Desa Sewurejo dan Kelurahan Delingan

Desa Lobang berada di ketinggian kurang lebih 200 m dari permukaan laut. Sedangkan penggunaan tanah di desa Lobang terdistribusi sebagai berikut :


(54)

commit to user

b. Tanah Berserifikat : 510.0000 ha c. Tanah belum Bersertifikat: : 63.7135 ha

Desa Lobang merupakan desa yang letaknya tidak terlalu terpencil, bahkan jalan raya yang ada menghubungkan kota Karanganyar dengan kota Sragen. Apabila dari desa Lobang menuju kota solo ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih memakan waktu 30 menit.

Di desa Lobang, pada umumnya mempunyai corak kegiatan perekonomian yang agraris, dan juga mata pencaharian penduduk sudah bergeser kesektor jasa dan perdagangan, namun demikian, pada kenyataanya perekonomian di desa Lobang masih tetap dominan pada sektor pertanian.

Banyaknya penduduk desa Lobang yang bekerja di sektor pertanian merupakan salah satu ciri dari sistem perekonomian desa yang mengalami perkembangan. Suatu perekonomian yang mengalami perkembangan pada umumnya mempunyai struktur produksi yang terdiri dari tenaga kerja dan bahan makanan. Sebagian besar penduduk desa Lobang bekerja sebagai para petani, sedangkan yang bekerja di instansi pemerintah hanya sedikit, ada juga yang bekerja di pabrik-pabrik itu pun pada umumnya hanya para remaja yang masih berumur muda.

Desa Lobang bisa dikatakan sebagai desa pertanian karena didesa ini sebagian besar wilayahnya merupakan lahan persawahan, jadi sebagian besar penduduk desa Lobang sebagian besar bekerja di bidang pertanian. Masyarakat desa lobang biasa bercocok tanam tiga bulan satu kali yaitu antara bulan Oktober-Desember, Februari-April dan jika air Dam/waduk mencukupi


(55)

commit to user

masyarakat bisa bercocok tanam antara bulan Juni-Agustus. Perincian bulan dan hasil panen dalam kurun waktu satu tahun dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :

Sumber : kelompok Darma Tirta Kelurahan Gedong.

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa hasil pertanian yang paling tinggi dihasilkan antara bulan februari-april yaitu 250 ton, dan antara bulan bulan oktober-desember yaitu 210 ton, pendapatan panen agak menurun karena pada bulan ini biasa tanaman padi para petani banyak yang rusak karena gejala alam pada musim penghujan, misalnya tanaman rubuh karena terkena angin bandang, terendam air luapan sungai yang banjir, dan kelebihan air juga tidak baik bagi tanaman. Sedangkan hasil paling sedikit dihasilkan antara bulan juni-agustus yaitu 150 ton, pada kisaran bulan ini para petani hanya sedikit yang berani bercocok tanam karena pada bulan ini mereka hanya bertumpu pada sisa air dam untuk mengairi lahan pertanian mereka, karena


(56)

commit to user

pada bulan-bulan ini merupakan penghujung musim kemarau jadi para petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi lahan pertanian mereka.

C. Tentang Perempuan Desa Lobang

Sejak dahulu para perempuan dalam desa lobang ini tidak bisa terpisahkan dari proses kegiatan pertanian. Para perempuan biasa mengerjakan mulai dari penanaman hingga musim panen tiba, seperti pembibitan, penanaman, pemupukan, penyiangan, hingga pemanenan. Akan tetapi dengan berkembangnya alat-alat pertanian yang sekarang ini ada keadaan perempuan sebagai tenaga kerja pertanian kini mulai digeserkan atau digantikan oleh alat-alat pertanian tersebut.

Sehingga pada saat ini yang masih bertahan bekerja sebagai buruh tani hanyalah perempuan-perempuan yang usianya sudah jauh melebihi usia produktif atau bisa dikatakan hanya perempuan tua yang masih bertahan, akan tetapi para perempuan yang masih termasuk kelompok usia produktif atau remaja, mereka lebih memilih bekerja dipabrik-pabrik yang letaknya tidak jauh dari desa atau bahkan mereka lebih cenderung memilih bekerja sebagai TKW keluar negri.

D. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk desa lobang menurut data monografi tercatat 6452 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1578 yang terdiri dari :


(57)

commit to user

- Penuduk perempuan berjumlah : 2.439 jiwa

Secara lengkap mengenai distribusi penduduk dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

1. Distribusi Penduduk Menurut Umur

Distribusi penduduk menurut umur di desa lobang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 1

Distribusi Penduduk Menurut Umur No Komposisi penduduk

menurut umur

Laki – laki

% Perempu an

%

1. 10 – 14 254 10,47 260 10,66

2. 15 – 19 262 10,80 264 10,82

3. 20 – 24 359 14,81 258 10,57

4. 25 – 29 232 9,57 245 10,04

5. 30 – 34 237 9,77 261 10,70

6. 35 – 39 236 9,73 252 10,33

7. 40 – 44 234 9,65 260 10,66

8. 45 – 49 218 8,99 230 9,43

9. 50 – 54 197 8,12 205 8,40

10. 55 – 59 195 8,04 200 8,20

Jumlah 2.424 100,00 2.439 100,00


(58)

commit to user

Dari sumber distribusi penduduk menurut umur dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang terbesar ada pada kelompok umur laki-laki adalah 20 – 24 yaitu 359 jiwa atau 14,81% dan untuk perempuan yaitu pada kelompok umur 15 – 19 yaitu 264 jiwa atau 10,82%. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa usia penduduk yang terbesar adalah kelompok umur penduduk yang masih produktif.

2. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan

Distribusi penduduk menurut pendidikan di desa Lobang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2

Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan

No Jenis Pendidikan ( F ) %

1 Lulusan pendidikan umum 2488 93,67 2 Lulusan pendidikan khusus 168 6,32

Jumlah 2656 100,00

Sumber : Monografi desa Lobang, 2009.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jenis pendidikan umum merupakan jenis pendidikan yang paling banyak yaitu sejumlah 2488 atau 93,67 persen dibanding dengan pendidikan khusus yaitu sejumlah 168 atau 6,32 persen.

3. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di desa ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(59)

commit to user Tabel 3

Distrubusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Jenis Mata Pencaharian ( F ) %

1 PNS 48 1,98

2 TNI/POLRI 3 0,12

3 Swasta 371 15,38

4 Wiraswasta 176 7,29

5 Tani 500 20,71

6 Pertukangan 250 10,35

7 Buruh tani 1.016 42,08

8 Pensiunan 33 1,36

9 Angkutan 15 0,62

10 Jasa 2 0,08

Jumlah 2414 100,00

Sumber : Monografi desa Lobang, 2009.

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa proporsi pekerjaan terbanyak dari penduduk desa ini adalah pekerjaan dengan mata pencaharian buruh tani yaitu 1.016 jiwa atau 42,08 persen dari keseluruhan penduduk yang memiliki mata pencaharian. Sedangkan mata pencaharian petani menempati peringkat kedua terbanyak, yaitu dengan 500 jiwa atau 20,71 persen dari jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian. Sedangkan untuk perbandingan dari data Monografi desa Lobang, 2005 tercatat penduduk yang bekerja sebagai


(60)

commit to user

buruh tani sebesar 1.238 jiwa, dan yang bermata pencaharian petani sebesar 583 jiwa. Dari data ini berarti kita dapat menyimpulkan bahwa terjadi penurunan dari segi mata pencaharian buruh tani dan petani.

E. Keadaan Sarana Dan Prasarana

Berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai macam sarana dan prasarana yang ada di desa Lobang, dimana dengan mengetahui sarana dan prasarananya kita dapat mengambarkan perkembangan dan kemajuan desa. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di desa Lobang dapat ditunjukan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4 Sarana Pendidikan

No Jenis Sarana Jumlah

1 Kelompok bermain 1 buah

2 Gedung TK 5 buah

3 Gedung SD 3 buah

4 Gedung SLTP -

5 Gedung SMU -

Jumlah 9 buah

Sumber : Monografi desa Lobang, 2009.

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa sarana pendidikan SLTP dan SMU masih belum ada sehingga menyebabkan penduduk usia sekolah harus keluar desa untuk menuntut ilmu. Sebagian besar dari mereka biasanya memilih bersekolah didaerah yang lebih dekat dari desa


(61)

commit to user

mereka tinggal, yaitu desa Bejen dan karanganyar (sebelah selatan desa Lobang), yang harus ditempuh dengan kendaraan (bagi mereka yang memiliki sepeda motor) atau dengan bus umum.

2.Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang tersedia di desa Lobang dapat diketahui darifasilitas dan tenaga medis yang ada di desa ini, tabelnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5 Fasiltas Kesehatan

No Fasilitas kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit -

2 Pukesmas 1 buah

3 Posyandu 6 buah

4 Apotek 1 buah

Jumlah 8 buah

Sumber : Monografi desa Lobang, 2009.

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa kondisi sarana kesehatan yang cukup memadai dan cukup baik untuk melayani kebutuhan penduduk desa Lobang dalam bidang kesehatan.

3. Sarana Olah Raga, Sosial dan Budaya

a. Sarana Olah Raga

Untuk sarana olah raga yang ada di desa Lobang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(62)

commit to user Tabel 6 Sarana Olah Raga

No Sarana olah raga Jumlah

1 Lapangan sepak bola 1 buah

2 Lapangan volley 5 buah

3 Lapangan bulu tangkis 1 buah

Jumlah 7 buah

b. Sarana Kesenian dan Budaya

Untuk sarana kesenian dan budaya yang ada di desa ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 7

Sarana Kesenian dan Budaya

No Sarana Kesenian dan Budaya Jumlah

1 Sasana Krida 5 buah

2 Gelanggang Remaja 5 buah

3 Gedung Kesenian 1 buah

Jumlah 11 buah

c. Sarana Sosial

Untuk sarana Sosial yang ada di desa ini dapat di lihat pada tabel berikut ini :


(63)

commit to user Tabel 8 Sarana Sosial

No Sarana Sosial Jumlah

1 Panti Asuhan -

2 Panti Jompo -

3 Panti Tuna Netra -

Jumlah 0

Sumber Tabel No 6, 7 dan 8 : Monografi desa Lobang, 2009. Untuk sarana olah raga, kesenian dan budaya di desa Lobang sudah dapat dibilang cukup memadai. Akan tetapi untuk sarana sosial di desa ini masih sangat kurang karena belum ada satu pun sarana sosial yang ada di desa ini.

4. Sarana Keagamaan

Sarana keagamaan yang ada di desa Lobang dapat dilihat pada tabel yang tertera dibawah ini :

Tabel 9 Sarana Keagamaan

No Sarana Keagamaan Jumlah

1 Masjid 17 buah

2 Mushola 2 buah

3 Gereja 1 buah

4 Vihara -

5 Pura -

Jumlah 20 buah


(64)

commit to user

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sarana keagamaan yang ada di desa lobang suduh cukup memadai dengan jumlah bangunan sarana keagamaan yang ada di desa ini.

5. Sarana Perhubungan

Prasarana perhubungan yang ada di desa Lobang dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10 Sarana Perhubungan

No Sarana Perhubungan Jumlah

1 Jalan Dusun / Lingkungan 5 km

2 Jalan Desa 5 km

3 Jalan Kabupaten 6 km

4 Jalan Propinsi 120 km

5 Jembatan 4 buah

Sumber : Monografi desa Lobang, 2009.

Dari tabel diatas terlihat bahwa prasarana perhubungan di desa ini sudah memadai dan hingga saat ini dalam keadaan baik. Dengan demikian penduduk desa Lobang tidak akan mengalami kesulitan dalam mendistribusikan hasil pertanian mereka.

6. Sarana Pemerintahan

Sarana pemerintahan yang ada di desa Lobang adalah sebagai berikut ini :


(1)

commit to user

104

melihat dampak yang terjadi dalam hal pengolahan hasil ini, yaitu kini para petani mulai meningalkan alat pengiling padi yang lama atau biasa disebut lesung dan mulai menggantikanya dengan mesin huller.

2. Kesimpulan Teoritis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori modernisasi yang diutarakan oleh Abraham (1995 : 5). Yang berpandangan bahwa Modernisasi merupakan suatu proses yang mana individu berubah dari cara hidup yang tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologi serta cepat berubah dalam bidang pertanian. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan teori yang diutarakan oleh Dibyo Prabowo (1995 : 40) yang menyatakan bahwa penggilingan padi menggantikan 125 juta Hari Orang Kerja (HOK) yang kebanyakan adalah wanita, karena operator mesin huller adalah kaum laki-laki.

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti secara teoritis mendukung teori diatas, dimana Dampak modernisasi pertanian yang terjadi didesa lobang ini meliputi perkembangan teknologi dalam bidang pertanian. Seperti yang diungkapkan oleh Abraham (1995 : 5) diatas bahwa Perkembangan teknologi tersebut diantaranya, berubahnya alat pengolahan tanah yang awalnya menggunakan bajak kerbau akan tetapi kini berubah menggunakan mesin traktor, selanjutnya perkembangan dalam hal penyiangan, dulu para petani melakukan proses penyiangan dengan mempekerjakan para perempuan untuk mencabuti rumput yang tumbuh


(2)

commit to user

105

diarea lahan pertanian, akan tetapi kini para petani lebih memilih menggunakan alat sosrok rumput untuk mengerjakan proses ini. Selain itu proses pemanennan pun juga mengalami perubahan, dulu para petani menggunakan ani-ani untuk menuai padi dari batangnya akan tetapi kini para petani lebih memilih menggunakan alat sabit untuk mengerjakanya. Selain itu untuk proses perontokan dulu para petani menggunakan erek kayuh untuk merontokan padi mereka, akan tetapi sekarang para petani lebih memilih mengunakan mesin threser untuk mengerjakanya. Sedangkan untuk proses pengolahan hasil pun juga mengalami perubahan, yang dulu para petani mengolah hasil pertanian mereka dengan menggunakan lesung akan tetapi kini para petani lebih memilih menggunakan mesin huller untuk mengerjakanya.

Dari perubahan-perubahan teknologi yang digunakan para petani tersebut secara tidak langsung berdampak pada hilangnya alat-alat pertanian tradisional yang dulunya sering digunakan oleh para petani. Alat-alat tersebut mulai ditinggalkan oleh para petani karena kini para petani lebih dimudahkan dengan adanya teknologi-teknologi pertanian yang kini mulai merebak, sehingga kearifan-kearifan lokal yang dulu masih digunakan oleh para petani kini mulai ditinggalkan.

Selain itu modernisasi pertanian juga berdampak pada kaum

perempuan buruh tani. Menurut Dibyo Prabowo (1995 : 40) yang

menyatakan bahwa penggilingan padi menggantikan 125 juta Hari Orang Kerja (HOK) yang kebanyakan adalah wanita, karena operator mesin


(3)

commit to user

106

huller adalah kaum laki-laki. Tidak hanya dalam bidang pengolahan hasil ini saja perempuan mulai digantikan peranya oleh kaum laki-laki, akan tetapi dalam hal pengolahan tanah, pemupukan, penyiangan peran para perempuan juga sudah mulai digantikan oleh kaum laki-laki. Dari hal tersebut maka kini para perempuan merasa dirugikan, karena dengan adanya hal tersebut lapangan pekerjaan para perempuan dalam bidang pertanian kini mulai menyempit dan penghasilan yang dulu didapatkan para perempuanpun kini juga cenderung berkurang.

Dengan demikian dampak modernisasi pertanian terhadap para perempuan buruh tani adalah dengan adanya perkembangan teknologi dalam bidang pertanian tenaga kerja para perempuan pun sudah mulai digantikan oleh kaum laki-laki, hal tersebut dikarenakan karena operator mesin-mesin pertanian saat ini lebih cenderung dikuasai oleh para kaum laki-laki. Sehingga dengan demikian kini peluang pekerjaan bagi para perempuan buruh tani semakin menyempit dan pendapatan mereka dalam bidang pertanian juga semakin sedikit. Akan tetapi tidak hanya berdampak pada peluang kerja dan pendapatan para perempuan yang dirugikan, dari menurunya pendapatan para perempuan tersebut juga berdampak pada perekonomian keluarga mereka seperti, pendidikan anak, sandang, pangan dan penataan rumah dalam rumah tangga para perempuan buruh tani tersebut.


(4)

commit to user

107

3. Kesimpulan Metodologis.

Penelitian yang berjudul “Dampak Modernisasi Pertanian terhadap Peluang Kerja dan Pendapatan Perempuan” merupakan studi deskriptif kualitatif tentang dampak modernisasi pertanian di desa lobang kelurahan gedong, kabupaten karanganyar. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana peluang kerja dan pendapatan para perempuan setelah adanya modernisasi dalam bidang pertanian.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan fenomena sosial tertentu secara terperinci dan mendalam. Kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan secara tulisan maupun lisan dan juga perilaku nyata yang diamati, diteliti, dan dipelajari.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam dan observasi langsung. Tipe observasi yang peneliti lakukan adalah observasi tidak berpartisipasi, peneliti berperan sebagai pengamat saja. Selain itu peneliti juga memanfaatkan dokumen atau bahan tertulis secara kepustakaan sebagai sumber data. Dokumentasi visual berupa foto juga peneliti gunakan untuk mendukung penelitian ini.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling atau sampel bertujuan dan maximum variation


(5)

commit to user

108

yang tepat, yang memahami fenomena yang ada dalam obyek penelitian.

Sedangkan maximum variation sampling berguna untuk memilih informan

yang memberi keanekaragaman maksimum untuk mendapatkan informasi yang lain berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti sebelumnya. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 informan diantaranya :

a. Perempuan petani yang bersuamikan pekerja pabrik.

b. Perempuan petani yang bersuamikan seorang PNS.

c. Perempuan petani yang bersuamikan kuli bangunan. d. Perempuan petani yang bersuamikan seorang petani. e. Perempuan petani yang sudah tidak memiliki suami (janda) Untuk kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) penelitian peneliti melakukan teknik triangulasi data. Dalam proses triangulasi, peneliti menggunakan perbandingan data hasil pengamatan (observasi), dokumen atau arsip, dengan data hasil tanya jawab kepada informan yang dianggap representatif atau mewakili.

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan analisa interaktif. Proses ini diawali dengan pengumpulan data. Data yang diperoleh dari lapangan selalu berkembang, maka kemudian peneliti membuat reduksi data dan sajian data. Peneliti membuat atau menarik kesimpulan dengan memverifikasi semua hal yang terdapat saat reduksi data.


(6)

commit to user

109

B. Saran.

Berdasarkan hasil temuan lapangan serta kesimpulan dari penelitian ini, maka penulis utarakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah setempat :

a. Seharusnya kelompok seperti PKK yang mengorganisasi para

perempuan, agar bisa memberikan pengarahan bagi pera perempuan dan memberikan ketrampilan bagi para perempuan.

b. Pemerintah setempat seharusnya juga berkoordinasi dengan BKM diwilayahnya agar dapat memberikan modal bagi para perempuan yang memiliki usaha rumahan.

2. Bagi para perempuan :

a. Dengan menyempitnya lapangan pekerjaan para perempuan pada sektor pertanian saat ini, hendaknya para perempuan mencari peluang pekerjaan lain, karena sekarang tenaga kerja para perempuan sudah tidak begitu dibutuhkan lagi dalam proses pertanian.

b. Dengan menurunya pendapatan para perempuan, hendaknya para perempuan memanfaatkan komoditas yang ada sekitar mereka untuk menciptakan pekerjaan rumahan, agar bisa membantu perekonomian keluarga.