Pemupukan. Penyiangan. Dampak Modernisasi Pertanian terhadap Pendapatan perempuan.

commit to user 80 menggunakan system borongan untuk pemanenan, kini para perempuan sudah jarang digunakan untuk proses pemanenan ini. 4 Pengolahan Hasil Untuk pengolahan hasil pertanian yang dulu biasa dikerjakan para perempuan dengan mengunakan lesung akan tetapi kini sudah tidak lagi. Karena kini para petani lebih memilih mengunakan mesin penggiling padi karena proses pengerjaanya lebih cepat. Sumber : Penelitian di Desa Lobang

D. Dampak Modernisasi Pertanian terhadap Pendapatan perempuan.

Dampak dari adanya modernisasi pertanian tersebut selain berpengaruh pada peluang kerja para perempuan dalam bidang pertanian, tentu saja juga berimbas terhadap pendapatan para perempuan yang sudah pasti akan menurun. Biasanya para perempuan buruh tani mendapatkan upah dalam proses pengarapan sawah dihitung perhari yaitu berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Akibat dari modernisasi pertanian ini tidak hanya berimbas pada satu proses pengarapan lahan saja, akan tetapi banyak yang kini sudah berubah. Diantaranya pada proses pemupukan, penyiangan dan pemanenan. Hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut ini :

1. Pemupukan.

Untuk proses pemupukan ini, dulunya para perempuan masih sering digunakan untuk mengerjakan proses ini, akan tetapi kini para perempuan sudah jarang digunakan sehingga pendapatan para perempuan untuk hal commit to user 81 ini pun cenderung menurun kalau dibandingkan dengan dulu. Seperti yang dikemukakan oleh ibu juminem 60 tahun berikut ini : “Ya kalau dulu biasanya untuk proses pemupukan ini bisa mendapatkan sekitar 30.000 rupiah perharinya, tapi kalau sekarang proses pemupukan ini lebih cenderung dikerjakan oleh pemilik lahan sendiri, jadi pendapatan saya untuk hal pemupukan ini sekarang sudah jauh menurun”. wawancara 18 November 2010 Ibu Warsi 60 tahun juga berpendapat demikian, seperti berikut ini : “Ya sudah jauh menurun kalau dibandingkan dulu mas, dulu untuk musim pemupukan saya biasa mendapatkan rata-rata 210.000 rupiah, akan tetapi untuk saat ini untuk mendapatkan 60.000 rupiah saja sudah sulit mas”.wawancara, 18 November 2010 Dari hasil wawancara diatas kita dapat melihat penurunan pendapatan para perempuan ketika masih mengunakan pupuk kompos dan setelah memakai pupuk kimia, untuk dulu ketika masih mengunakan pupuk kompos para perempuan bisa mendapatkan penghasilan yang lebih, akan tetapi setelah adanya pupuk kimia ini, kini perempuan hanya mendapatkan hasil yang sangat minim sekali, hal tersebut disebabkan karena kini sudah jarang yang memakai tenaga mereka untuk memupuk lahan para petani.

2. Penyiangan.

Untuk penyiangan ini, pendapatan para perempuan menurun sejak adanya alat sosrok rumput yang kini sudah mulai mengantikan keberadaan para perempuan untuk menyiangi lahan. Karena dengan alat ini proses penyiangan biasa dikerjakan oleh pemilik lahan itu sendiri. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ibu Giyem 45 tahun berikut ini : commit to user 82 “Dulu untuk proses ini biasanya permusim penyiangan saya bisa mendapatkan sekitar 250.000 rupiah, akan tetapi untuk saat ini bisa mendapatkan 100.000 ribu saja sudah sulit mas”.Wawancara 18 November 2010 Ibu Sakimah pun juga berpendapat demikian : “Dulu ketika belum banyak yang mengunakan alat sosrok itu hasil yang saya dapatkan dari proses penyiangan masih lumayan banyak, akan tetapi untuk saat ini bisa mendapatkan 90.000 dari hasil penyiangan ini sudah bagus”. Wawancara 18 November 2010 Untuk proses penyiangan ini, pendapatan para perempuan pun kini juga sudah sangat menurun, hal tersebut diakibatkan karena kini sudah jarang yang mengunakan tenaga para perempuan untuk proses penyiangan ini. Hal ini dikarenakan para petani lebih memilih mengunakan alat sosrok rumput dan mengerjakan proses penyianagan ini sendirian.

3. Pemanenan.