Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Likuiditas atau liquidity dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Menurut Munawir 2002 : 31, “Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Secara umum pengertian likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan bisa dikatakan likuid jika perusahaan tersebut mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Sedangkan apabila perusahaan berada dalam keadaan tidak mempunyai cukup kemampuan membayar hutang jangka pendeknya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan ilikuid. Eksistensi perusahaan akan diragukan, apabila perusahaan tidak lagi berkemampuan cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Apabila hal ini terjadi pada perusahaan, berarti penilaian terhadap aspek-aspek yang lain dalam perusahaan itu tidak bermanfaat lagi bagi pihak-pihak berkepentingan. Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit diselesaikan dan menjadi salah satu Universitas Sumatera Utara sorotan utama bagi perusahaan dalam menjalakan kegiatan operasionalnya dan hampir semua perusahaan pasti akan mengalami tantangan pada masalah likuiditas. Jika dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi, merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka pendek yang dipinjam oleh perusahaan dapat dijamin dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi menunjukan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan atau bisa disebabkan karena manajemen kredit perusahaan yang kurang baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Masalah likuiditas yang dibahas dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembayaran hutang jangka pendek oleh perusahaan yang tepat pada saat jatuh temponya, serta risiko dari likuiditas yaitu risiko yang muncul apabila suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo secara tunai, meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan tidak likuid. Ketidak likuidnya suatu perusahaan berhubungan dengan beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat likuiditas suatu perusahaan, dalam penelitian ini faktor yang dianggap mempengaruhi Universitas Sumatera Utara likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan itu sendiri, perputaran modal kerja yang ada dalam perusahaan, return spread yaitu selisih pengembalian antara jika perusahaan menanamkan uangnya dalam bentuk investasi surat- surat berharga dengan perusahaan menyimpan uangnya di bank, perputaran piutang yang terjadi dalam perusahaan, arus kas operasional yang ada diperusahaan meliputi arus kas masuk operasi serta arus kas keluar operasi, serta debt to asset ratio perusahaan. Ketidak lancaran perusahaan membayar hutang jangka pendeknya yang lebih parah akan mengakibatkan pada penjualan investasi perusahaan dan aset yang dimiliki perusahaan dengan terpaksa, dan yang lebih buruk akan mengarah pada kebangkrutan perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo bisa disebabkan oleh karena perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali, dan bisa juga dikarenakan perusahaan mungkin saja memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aset lainnya seperti menangih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aset lainnya. Agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan lancar sehingga mengakibatkan tingkat likuiditas perusahaan menjadi sangat likuid, maka Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisasi resiko ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi Universitas Sumatera Utara hutang-hutang jangka pendeknya, selain itu manajer harus menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan. Ketidak seimbangan antara jumlah aset likuid yang dimiliki perusahaan dengan hutang-hutang yang harus segera dibayar merupakan penyebab yang umum dari timbulnya financial distress. Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam rangka mengatur masalah likuiditas secara efisien. Faktor-faktor tersebut menurut Kim et al, 1998 antara lain adalah : faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jika menggunakan dana dari luar Cost of external financing, ketidak pastian arus kas yang diterima perusahaan cash flow uncertainly, kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun diwaktu yang akan datang current and future investment opportunities, kebutuhan kas untuk transaksi transaction demand for liquidity. Beberapa penelitian tentang likuiditas perusahaan manufaktur telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya inkonsistensi pada variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Menurut Dewi Christina pada tahun 2009 dan Dessy pada tahun 2012, hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi, berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, sementara secara parsial ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Menurut Melvatanti pada tahun Universitas Sumatera Utara 2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa perputaran modal kerja dan return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas. Menurut Yohanes pada tahun 2011, hasil analisisnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas, sedangkan return spread berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas dan debt ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas. Menurut Novrida pada tahun 2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas dan variabel return spread tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, namun secara simultan varibel perputaran modal kerja dan return spread berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Menurut Lisa Puspitasari dan Y.Jogi pada tahun 2013, hasil analisisnya menunjukan bahwa secara simultan ukuran perusahaan dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap likuiditas, sedangkan secara parsial perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi sebagian dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Kim et al 1998 dan beberapa peneliti lainnya. Variabel-variabel dalam penelitian tersebut yang digunakan adalah variabel yang mungkin menentukan likuiditas perusahaan adalah : ukuran perusahaan, return spread, siklus arus kas operasi, rasio hutang terhadap total aset, perputaran modal kerja dan perputaran piutang. Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini didasarkan karena adanya research gap atau kesenjangan penelitian, yaitu adanya inkonsistensi penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, penelitian ini juga didasarkan pada adanya faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan atau dianggap mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul “ ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA BEI PERIODE 2009 SAMPAI DENGAN 2013. STUDY KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DAN SEKTOR FARMASI”. Penelitian ini mengambil objek perusahaan pada sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi, pemilihan pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman serta farmasi karena sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi merupakan beberapa sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman serta obat- obatan pun akan terus mengalami peningkatan karena permintaan terhadap sektor tersebut tetap tinggi sehingga akan mempengaruhi besarnya profit perusahaan yang akan berdampak pada likuiditas perusahaan. Universitas Sumatera Utara Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah : penelitian terdahulu membahas dua atau tiga faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, sedangkan pada penelitian ini faktor yang dibahas sebanyak enam faktor yang mempengaruhi likuiditas yaitu: ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, perputaran piutang, debt to asset ratio, arus kas operasi, dan return spread. Penelitian ini menambah satu variabel berbeda dari penelitian terdahulu yaitu variabel perputaran piutang, variabel perputaran piutang menjadi variabel yang dianggap mempengaruhi tingkat likuiditas dikarenakan apabila semakin cepat perputaran piutang terjadi dalam perusahaan maka semakin cepat piutang tersebut menjadi uang kas dan kas tersebut dapat digunakan untuk mendanai kewajiban jangka pendeknya dan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi yang terdiri dari 18 perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, penelitian terdahulu menggunakan sampel satu atau dua perusahaan, serta penelitian ini menggunakan data sebanyak 5 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2013.

1.2. Perumusan Masalah