2.1.6. Perputaran Modal Kerja
Menurut Jumingan 2005 : 66, terdapat dua defenisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni sebagai berikut :
1 Modal kerja adalah kelebihan asset lancar terhadap hutang jangka pendek. Kelebihan ini diebut modal kerja bersih
net working capital. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya asset lancar
yang lebih besar dari pada hutang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha
di masa mendatang. 2 Modal kerja adalah jumlah dari asset lancar. Jumlah ini merupakan modal
kerja bruto gross working capital. Defenisi ini bersifat kuantitatif karena
menunjukkan jumlah dan yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan terganttung pada
macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aset lancar misalnya kas, surat berharga, piutang dan persediaan.
Menurut Wild 2005 :186,” modal kerja adalah selisih aktiva lancar setelah dikurangi dengan kewajiban lancar”. Menurut Brigham 2001 : 150,
modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha.
Pentingnya modal kerja didalam perusahaan mempunyai manfaat sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1 Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aset lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai
persediaan karena harganya merosot. 2 Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya tepat waktu. 3 Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai
sehingga dapat mendapatkan potongan harga. 4 Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
5 Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.
6 Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.
7 Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang
dibutuhkan. Modal kerja selalu dalam kedaan operasi atau berputar dalam perusahan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam komponen-
komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran modal kerjanya atau
makin tinggi tingkat perputarannya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ahmad 2002 : 8, perputaran modal kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Perputaran Modal Kerja =
Total Penjualan Modal kerja Bersih
x 100
Modal kerja bersih diperoleh dari aset lancar – hutang lancar.
2.1.7. Perputaran Piutang