6. Nilai signifikansi dari variabel independen perputaran piutang ln_piutang adalah sebesar 0.983 dan nilai signifikansi ini lebih besar
dari nilai 0.050, hal ini berarti bahwa H
1
ditolak atau perputaran piutang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Dari tabel uji t
juga diperoleh nilai t
hitung
dari variabel perputaran piutang sebesar 0.021, sedangkan nilai t
tabel
perputaran piutang adalah 1.989. Nilai t
hitung
0.021 ini lebih kecil dari nilai t
tabel
1.989, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap tingkat
likuiditas atau H
1
ditolak.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0.814, hal ini berarti bahwa 81.4
menunjukkan bahwa variabel independen ukuran perusahaan, debt to asset
ratio, return spread, arus kas operasi , perputaran modal kerja, perputaran piutang mampu menjelaskan sebanyak 81.4 variasi atau perubahan dari
variabel dependen yaitu likuiditas, sedangkan sisanya sebesar 18.6 dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model
penelitian. Berdasarkan hasil dari uji F yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa secara simultan variabel independen ukuran perusahaan, perputaran piutang,
debt to asset ratio, return spread, arus kas operasi dan perputaran modal kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen likuiditas, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang didapat
Universitas Sumatera Utara
adalah 0.000 yang lebih kecil dari 0.050 dan juga ditunjukkan oleh nilai F
hitung
yang lebih besar dari F
tabel
yaitu 41.719 2.21. Berdasarkan penelitian ini ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas secara parsial dan simultan, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh lisa dan jogi dalam
Business Accounting Review pada tahun 2013 menyatakan bahwa secara parsial ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap likuiditas,
namun secara simultan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh
berbedanya periode penelitian yang dilakukan dan berbedannya sektor industri yang menjadi objek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa
dan Jogi menggunakan industri ritel sebagai objek penelitian sedangkan dalam penelitian ini menggunakan industri manufaktur dalam sektor makanan
dan minuman serta perusahaan farmasi. Berdasarkan penelitian ini variabel independen
debt to asset ratio juga diketahui bahwa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
likuiditas baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil ini mendukung pendapat dari Nuria 2011 yang menyatakan bahwa variabel
debt ratio berpengaruh secara signifikan.
Dari hasil penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa variabel arus kas operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas secara
parsial, namun secara simultan arus kas operasi berpengaruh terhadap likuidtas . Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan hasil penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Dewi 2009 yang menyatakan bahwa secara simultan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, namun secara
parsial arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini secara parsial variabel return spread
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas, namun secara simultan
return spread berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Yohanes
2011 yang menyatakan bahwa return spread berpengaruh positif signifikan
terhadap likuiditas. Perbedaan hasil penelitian ini bisa disebabkan oleh perbedaan periode penelitian dan perbedaan objek penelitian. Pada penelitian
yang dilakukan Yohanes periode penelitiannya selama 3 tahun terhitung dari tahun 2007-2009 dan objek penelitiannya adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan pada penelitian ini periode penelitian selama 5 tahun terhitung dari tahun 2009-2013 dan
objek penelitian perusahaan manufkatur hanya disektor makanan dan minuman serta farmasi. Variabel perputaran piutang dalam penelitian ini juga
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas secara parsial, sedangkan secara simultan variabel perputaran piutang memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat likuiditas. Berdasarkan dari hasil penelitian ini variabel perputaran modal kerja
berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Supriyadi dan Fazriani dalam jurnal ilmiah Ranggagading Volume 11 No.1 tahun 2011 yang menyatakan bahwa modal kerja
berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan dengan likuiditas, hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Lisa dan Jogi dalam Business
Accounting Review tahun 2013 yang menyatakan bahwa perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama atau
simultan dan secara parsial. Berdasarkan penelitian ini variabel
debt to asset ratio ln_dar memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar -0.487 yang berarti bahwa
apabila terjadi penurunan variabel debt to asset ratio sebesar 1 akan
menyebabkan penurunan likuiditas sebesar 0.487 atau 48.7. Variabel arus kas operasi ln_arus memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif yaitu
sebesar -0.020 artinya adalah apabila variabel arus kas operasi mengalami penurunan sebesar 1 maka akan menyebabkan penurunan pada likuiditas
sebesar 0.020 atau sebesar 2.1. Variabel perputaran modal kerja ln_modal memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar -0.365 yang berarti
bahwa apabila variabel perputaran modal kerja mengalami penurunan sebesar 1 maka akan menyebabkan penurunan pada likuiditas sebesar 0.365 atau
36.5. Variabel perputaran piutang ln_piutang memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.002 artinya adalah apabila perputaran
piutang mengalami kenaikan sebesar 1 maka akan mengakibatkan kenaikan pada likuiditas sebesar 0.002 atau 0.2. Variabel ukuran perusahaan ln_aset
memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif yaitu sebesar -1.182 yang
Universitas Sumatera Utara
berarti bahwa apabila total aset yang dimiliki perusahaan mengalami penururnan sebesar 1 maka akan mengakibatkan penurunan terhadap
tingkat likuiditas sebesar 1.182 atau sebesar 118.2. Variabel return spread
memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.679 yang berarti bahwa apabila variabel
return spread mengalami kenaikan sebesar 1 maka akan mengakibatkan kenaikan terhadap tingkat likuiditas sebesar 0.679 atau
sebesar 67.9.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi,
debt to asset ratio, perputaran piutang dan
return spread secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi yang terdaftar
di BEI. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu Likuiditas = 5.53 + 0.614 debt to asset ratio + 0.980 arus kas operasi + 1.441 perputaran modal
kerja + 1.002 perputaran piutang + 0.306 total asset perusahaan ukuran perusahaan + 1.972
return spread +
e
. Secara parsial hasil dari penelitian
ini adalah :
1. H
1
diterima, artinya ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Hasil ini berbeda dengan hasil yang dikemukakan Nuria 2011
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Koefisien regresi dari ukuran perusahaan
bertanda negatif terhadap likuiditas. Tanda negatif menunjukkan hubungan yang berarti bahwa penurunan total aktiva mengakibatkan
turunnya tingkat likuiditas.
Universitas Sumatera Utara