4.9. Pengolahan Data 4.9.1. Kebijakan Perawatan Mesin sekarang
Identifikasi kebijakan perawatan mesin dilakukan sekarang dengan menggunakan cause and effect diagram yang diharapkan mengetahui penyebab
masalah yang mendetail berdasarkan pengamatan dan wawancara dan melakukan pengkajian untuk perbaikan sistem perawatan.
4.9.2. RCM Reliability Centered Maintenance
Blok diagram pengolahan data dan proses analisa dilakukan dengan metode RCM reliability centered maintenance. Pada proses ini terdapat
beberapa langkah, dapat dilihat pada gambar 4.3
Mulai Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi
Pendefinisian Batasan Sistem Deskripsi Sistem dan Diagram Fungsi
Fungsi Sistem dan Kegalan Fungsi Failure Mode And Effect Analysis FMEA
Logic Tree Analysis LTA Pemilihan Tindakan
Selesai
Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data dengan Metode RCM
Universitas Sumatera Utara
a. Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi Pada tahap ini pemilihan sistem dilakukan agar sistem yang dikaji tidak terlalu
luas ataupun tidak terlalu lama dalam pengajiannya, kemudian dilakukan pengumpulan informasi untuk sistem yang terpilih.
b. Pendefenisian batasan sistem. Jumlah sistem dalam suatu fasilitas atau pabrik sangat luas tergantung dari
kekompleksitasan fasilitas karena itu perlu dilakukan definisi batasan sistem. Lebih jauh lagi pendefinisian batas sistem ini bertujuan untuk menghindari
tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem lainnya. c. Deskripsi sistem dan diagram blok fungsi.
Sistem yang akan dikaji diuraikan secara mendetail proses dan kemudian dibuat blok fungsi yang berguna untuk menjelaskan mesin yang bekerja pada
sistem tersebut dan komponen-komponen yang sering mengalami kerusakan. Dalam tahap ini ada beberapa tahapan yang harus dikembangkan yaitu:
1. Penguraian sistem 2. Blok diagram fungsi
3. System Work Breakdown Structure SWBS d. Fungsi sistem dan kegagalan fungsi.
Deskripsi fungsi memperlihatkan bagaimana masukan dan keluaran bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan kegagalan fungsi memperlihatkan
bagaimana masukan dan keluaran tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan. e. Failure mode and effect analysis FMEA.
Universitas Sumatera Utara
FMEA failure mode and effect analysis adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengindentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan
failure mode. Tahap awal dari penyusunan failure mode and effect analysis adalah untuk melengkapi matriks peralatan dan kegagalan fungsi. Matriks ini
dibuat dengan mengkombinasikan daftar SWBS dengan informasi kegagalan fungsi. Matriks ini menjadi petunjuk dalam pembuatan FMEA.
f. Logic tree analysis LTA Penyusunan logic tree analysis LTA memiliki tujuan untuk memberikan
prioritas pada tiap mode kerusakan dan melakukan tinjauan dan fungsi sehingga status model kerusakan tidak sama. Prioritas suatu kerusakan dapat diketahui
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dalam LTA. Empat hal penting dalam analisis kekritisan tersebut adalah sebagai berikut:
- Evident, yaitu apakah operator mengetahui dalam kondisi normal, telah terjadi gangguan dalam sistem?
- Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan? - Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau sebagian
mesin terhenti? - Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini terdapat 4 kategori:
1. Kategori A masalah keselamatan 2. Kategori B Masalah gangguan sistem
3. Kategori C Masalah Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
4. Kategori D Masalah Tersembunyi Pada gambar 4.4. dapat dilihat struktur analisis cabang logika yang digubakan
dalam penelitian ini.
Under normal condition, do the operators know that something has
occurred? Does this failure mode
cause a safety problem? Hidden failure
Safety problem Does this failure mode result
in a full or partial outage of the plantsystem?
Outage problem Minor to insignificant
economic problem Failure Mode
1 Evident
2 Safety Yes
No
Return to the logic tree to ascertain if the failure
is in A, B, or C Yes
Yes No
No
A D
B C
3 Outage
Gambar 4.4 Struktur Analisis Cabang Logika LTA
g. Pemilihan Tindakan Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses
ini akan menetukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Dalam melakukan pemilihan tindakan pemilihan dapat dipandu oleh pertanyaan penuntun
seperti gambar 4.5. dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Apakah hubungan kerusakan dengan umur kehandalan
diketahui? Apakah tindakan TD
bisa digunakan? Tentukan tindakan
TD Apakah tindakan CD bisa digunakan?
Tentukan tindakan CD
Apakah mode kegagalan termasuk ke dalam
kategori D? Apakah tindakan FF
dapat digunakan? Tentukan tindakan FF
Apakah tindakan yang dipilih efektif? Dapatkah modifikasi design
menghilangkan mode kegagalan?
Terima resiko kerusakan
Modifikasi design Tentukan tindakan
TDCDFF Ya
Tidak
1
2
3
4 5
6
7
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Ya Ya
Ya Ya
Ya Ya
Gambar 4.5. Road Map Pemilihan Tindakan
Berikut ini adalah keterangan tindakan yang dapat dihasilkan road map pemilahan tindakan:
1. Condition Directed CD, tindakan yang diambil yang bertujuan untuk mendeteksi kerusakan dengan cara visual inspection, memeriksa alat, serta
memonitoring sejumlah data yang ada. Apabila ada pendeteksian ditemukan gejala-gejala kerusakan peralatan maka dilanjutkan dengan perbaikan atau
penggantian komponen.
Universitas Sumatera Utara
2. Time Directed TD, tindakan yang diambil yang lebih berfokus pada aktivitas pembersihan yang dilakukan secara berkala.
3. Finding Failure F.F, tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan peralatan yang tersembunyi dengan pemeriksaan
berkala.
4.9.3. Penentuan Pola Distribusi Data Kerusakan