Matriks Peralatan dan Kegagalan Fungsi

Tabel 5.5. Fungsi dan Kegagalan Fungsi Machining Area Lanjutan No. Fungsi No. Kerusakan Fungsi Uraian Fungsi atau Kegagalan Fungsi 3.1. Proses perubahan energi mekanis menjadi listrik pada generator 3.1.1. Penguatan hilang karena generator mengalami out of step 3.1.2. Gangguan pada stator 3.1.3. Gangguan pada rotor Sumber: PLTD Titi kuning medan

5.2.2.5. Penyusunan Failure Mode and Effect Analysis FMEA

Tahap awal dari penyusunan failure mode and effect analysis adalah untuk melengkapi matriks peralatan dan kegagalan fungsi. Matriks ini dibuat dengan mengkombinasikan daftar SWBS dengan informasi kegagalan fungsi. Matriks ini menjadi petunjuk dalam pembuatan FMEA.

A. Matriks Peralatan dan Kegagalan Fungsi

Matriks Item dan kegagalan fungsi menunjukkan hubungan antara kegagalan fungsi yang disebabkan oleh kegagalan komponen mesin. Tabel 5.6 berikut ini merupakan matriks item dengan kegagalan fungsi. Tabel 5.6. Matriks MesinPeralatan dan Kegagalan Fungsi Item No. MachinePeralatan Nomor Kegagalan Fungsi 1.1.1.

2.1.1. 2.1.2

3.1.1. 3.1.2

3.1.3. 1 Mesin Compresed Air System x 2 Mesin enterprise X x 3 Generator system x x x Universitas Sumatera Utara

B. Failure Mode and Effect Analysis FMEA

Failure mode dan analisis FMEA memfokuskan pada penyebab kerusakan dan mekanisme terjadinya kerusakan seperti mode kegagalan, penyebab kegagalan, dampak kegagalan yang ditimbulkan. Hal utama dari FMEA adalah Risk Priority Number RPN. RPN merupakan produk matematis dari keseriusan effect severity, kemungkinan terjadi cause akan menimbulkan kegagalan yang berhubungan dengan effect occurance, dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum terjadi detection. RPN dapat ditunjukan dengan persamaan sebagai berikut: RPN = severity x occurance x detection Nilai RPN yang dihasilkan menunjukkan tingkat prioritas perbaikan untuk area yang terdapat dalam system. Pada bagian kolom FMEA terdapat informasi mengenai nama bagian mesin yang dideteksi kerusaknnya, mode kerusakan penyebab kerusakan, pengaruh pada tiga area yaitu lokal pada bagian item itu sendiri, unit proses, dan Electricity production. Pengisian tabel FMEA dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Komponen yang mengalami kerusakan adalah torak. 2. Mode kegagalan adalah tekanan dan temperatur rendah sehinnga terjadi pembakaran yang tidak sempurna 3. Penyebab kegagalan adalah kebocoran pada crown 4. Efek kegagalan yang ditimbulkan: a. Local : Tekanan udara tidak bisa di supplay ke mesin penggerak mula b. Unit Proses : Mesin Compresed Air System OFF Universitas Sumatera Utara c. Electricity Production : Electricity Production ON 5. Tingkat Severity: Kehilangan fungsi utama 8 6. Tingkat Occurence: lebih kecil dari 5 per 7200 jam pemakaian 2 7. Tingkat Detection: Kemampuan mendeteksi kegagalan rendah 6 8. Nilai RPN: 8 x 2 x 6 = 96 Nilai RPN dapat diprediksi komponen mana yang kritis, yang sering rusak dan jika terjadi kerusakan pada komponen tersebut maka sejauh mana pengaruhnya terhadap fungsi sistem secara keseluruhan, sehingga dapat memberikan perilaku lebih terhadap komponen tersebut dengan tindakan perawatan yang tepat. Berdasarkan hasil perhitungan RPN diperoleh bahwa nilai RPN tertinggi adalah pada Cilynderhead, Bearing Conrod, Logic control board dan Turbocharger. Oleh sebab itu, perlu adanya perhatian khusus pada komponen-komponen tersebut. Penyusunan FMEA Failure Mode and Effect Analysis untuk Electricity production dapat dilihat pada lampiran-3

5.2.2.6. Logic Tree Analysis LTA

Dokumen yang terkait

Perancangan Preventive Maintenance Berdasarkan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sinar Sosro

47 151 150

Perencanaan Pemeliharaan Paper Machine dengan Basis RCM (Reliability Centered Maintenance) Di PT.PDM Indonesia

13 90 170

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

7 103 57

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

1 1 20

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

0 0 1

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

0 1 3

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

1 14 4

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perencanaan Perawatan Mesin pada Unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara Titi Kuning Medan

1 1 26

Perencanaan Perawatan Mesin pada Unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara Titi Kuning Medan

2 18 22