PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN ( Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)

(1)

commit to user

i

PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN ( Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh : TOTO TRIYATMO

NIM : S.810809325

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010


(2)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Profesionalitas Guru dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)”, peneliti selesaikan dengan lancar.

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ (K) selaku Rektor Universitas Sebelah Maret yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat menimba ilmu di program pascasarjana.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph. D. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelah Maret yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat menimba ilmu di program pascasarjana.

3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, selaku ketua Program Studi Teknoloi pendidikan yang telah mencurahkan perhatiannya demi kelancaran studi peneliti pada program studi ini.


(3)

commit to user

viii

4. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu memberikan arahan, dorongan, baik saat perkuliahan maupun pada saat bimbingan tesis, begitu tulus dan sabar dalam membimbing.

5. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran dan dorongan yang tulus dalam penulisan tesis ini.

6. Segenap dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS yang telah banyak memberikan ilmunya pada peneliti selama kuliah.

7. Teman-teman mahasiswa S2 Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah sama-sama memberi motivasi, kritikan, dan saran demi sempurnanya tesis ini. 8. Maryatmi, S.Pd, Kepala Sekolah SD negeri IV Girimarto atas pemberian ijin

penelitian dan bantuannya demi selesainya tesis ini.

9. Para Guru SD Negeri IV Girimarto yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan informasi demi terselesaikannya tesis ini.

10.Semua pihak yang yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu penyelesaian tesis ini.

Peneliti menyadari dengan setulus-tulusnya bahwa tesis ini jauh dari sempurna, untuk itu masukan, saran, dan kritikan dari siapapun yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan demi lebih baiknya tesis ini.

Surakarta, 20 Desember 2010 Penulis


(4)

commit to user

v MOTTO

Ada kalanya alloh memberikan sesuatu yang kita anggap buruk, padahal itulah yang baik bagi kita. Demikian pula Alloh memberikan sesuatu yang kita anggap baik, padahal itulah yang buruk bagi kta.


(5)

commit to user

ii

PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)

Disusun oleh : TOTO TRIYATMO

NIM: S.810809325

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. ... ... NIP. 130259809

Pembimbing II Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. ... ... NIP. 19381022 196902 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd. NIP. 19430712 197301 1 001


(6)

commit to user

iii

Direktur Program Pascasarjana UNS

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph. D. NIP. 195708201985031004

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd. NIP. 19430712 197301 1 001

PENGESAHAN TESIS

PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)

Disusun oleh : TOTO TRIYATMO

NIM: S.810809325

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd. ... ... Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M. Pd. ... ... Anggota : 1. Prof. Dr. Sri Yutmini, M . Pd. ... ... 2. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. ... ...


(7)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : TOTO TRIYATMO

NIM : S810809325

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Profesionalitas Guru dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)” betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Desember 2010

Yang Membuat Pernyataan


(8)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada :

1. Ibunda dan ayahnda terkasih yang dengan segenap nurani telah memberi arti suatu diri, dan karenanya dapat kuwujudkan impian dan harapan.

2. Istriku tercinta Fety Marhayuni

3. Anak-anakku tercinta, Nadia dan Fani. 4. Kakak-kakakku tersayang

5. Rekan-rekan Guru SDN IV Girimarto dan SDN I Semagarduwur 6. Para pembaca yang budiman


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN DARI TIM PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN DARI TIM PENGUJI ...iii

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR BAGAN ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

ABSTRAK ...xvi

ABSTRACT ...xvii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah...10

C. Tujuan Penelitian...11

D. Manfaat Penelitian...11

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA PIKIR...13


(10)

commit to user

x

1. Profesionalitas Guru...13

2. Kinerja Kepala Sekolah...26

3. Kualitas Pembelajaran...48

4. Strategi Pembelajaran...58

5. Prestasi Belajar...62

B. Penelitian yang Relevan...63

C. Kerangka Pikir...64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...67

A. Tempat dan Waktu Penelitian...67

B. Bentuk/Strategi Penelitian...68

C. Data dan Sumber Data...78

D. Teknik Pengumpulan Data………..69

E. Teknik Cuplikan(sampling)...70

F. ValiditasData...70

G. TeknikAnalisis...71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...74

A. Setting Lokasi Penelitian ...74

1. Sejarah Singkat SD Negeri IV...74

2. Letak Gegrafis SD Negeri IV ...75

3. Kondisi Guru dan Karyawan ...76

4. Struktur Organisasi ...80

5. Kondisi Sarana dan Prasarana...81


(11)

commit to user

xi

7. Tujuan Sekolah ...82

B. Hasil Penelitian ...83

1. Profesionalitas Guru Dalam Pembelajaran...83

a. Perencanaan Program Pembelajaran ...83

b. Pelaksanaan Program Pembelajaran ...86

c. Evaluasi Pembelajaran...91

d. Program Tindak Lanjut ...93

2. Kinerja Kepala Sekolah...95

a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator ...95

b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ...96

c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator...97

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ...97

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader ...98

f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator ...99

g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator ...100

3. Prestasi Hasil Belajar ...100

a. Prestasi Akademik...101

b. Prestasi Non Akademik ...104

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...109

1. Profesionalitas Guru Dalam Pembelajaran...109

a. Perencanaan Program Pembelajaran ...109

b. Pelaksanaan Program Pembelajaran ...112


(12)

commit to user

xii

d. Program Tindak Lanjut ...119

2. Kinerja Kepala Sekolah...121

a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator ...121

b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ...112

c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator...123

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ...125

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader ...126

f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator ...127

g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator ...129

3. Prestasi Hasil Belajar ...130

a. Prestasi Akademik ...130

b. Prestasi Non Akademik ...131

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN...132

A. Kesimpulan...132

B. Implikasi...137

C. Saran...139


(13)

commit to user

xvi

ABSTRAK

Toto Triyatmo S810809325: Profesionalitas Guru dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. Tesis Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010. Pembimbing 1 Prof. Dr. Sri Yutmini, M. Pd., pembimbing 2 Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui profesionalitas guru dalam pengelolaan pembelajaran terkait dengan perannya sebagai: a).Perencanaan program pembelajaran, b).Pelaksanaan program pembelajaran, c).Evaluasi program pembelajaran, d).Analisa hasil evaluasi, dan e).program tindak lanjut. (2) Untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui kinerja kepala sekolah yang terkait dengan perannya sebagai: a).Edukator, b).Manajer, c).Administrator, d).Supervisor, e).Leader, f).Inovator, dan g).Motivator. (3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa SD Negeri IV Girimarto.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan penekanan pada masalah proses. Sumber data diperoleh dari Informasi atau narasumber, Tempat dan Peristiwa/aktivitas kegiatan terlaksana, Arsip dan dokumen. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan sumber dan triangulasi metode. Teknik analisi data berupa teknik analisis interaktif, data reduction dan display, serta conclusion drawing yang saling berinteraksi.

Berdasarkan analisis data penelitian disimpulkan bahwa: (1).Peningkatan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto dapat diupayakan melalui profesionalitas guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi: a).Perencanaan program pembelajaran, b).Pelaksanaan program pembelajaran, c).Evaluasi program pembelajaran, d).Analisa hasil evaluasi, dan e).program tindak lanjut. (2).Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diupayakan melalui kinerja kepala sekolah yang meliputi: a).Edukator, b).Manajer, c).Administrator, d).Supervisor, e).Leader, f).Inovator, dan g).Motivator. (3).Banyaknya prestasi SD Negeri IV Girimarto diperoleh karena guru-guru bekerja secara professional dan kinerja kepala sekolah sangat baik.


(14)

commit to user

xvii

ABSTRACT

Toto Triyatmo. S810809325. Teacher Professionalism and Principal’s

Performance in Enhancing the Quality of Learning. Case Study on the Quality of Learning in State Primary School Girimarto IV. Thesis Education of Technology Studies Program, Graduate Program of Sebelas Maret University, 2010. 1st advisor Prof. Dr. Sri Yutmini, M. Pd. 2nd advisor Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd.

The purpose of this study are (1) to find out the efforts in increasing the quality of learning through teachers' professionalism in the management of learning related to: a). Planning learning program, b). Implementation of the learning program, c).Evaluation of learning programs, d). Analysis of the results of the evaluation, and e). follow-up program. (2) To know the effort in improving the quality of learning through the performance of principals associated with the roles as: a).Educator, b). Manager, c). Administrator, d). Supervisor, e). Leader, f).Innovator, and g) . Motivator. (3) To know the efforts made in improving achievement of learning outcomes of Girimarto IV Primary School’s students.

The research method being used was descriptive qualitative research with an emphasis on process issues. Information was obtained from the data source or resource persons, places and events / activities implemented activities, archives and documents. Data collection technique was in the form of in-depth interviews, direct observation, and triangulation of sources and methods. Data analysis techniques was in the form of interactive analysis techniques, data reduction and display, and conclusion drawing interacting.

Based on research data analysis, the study concludes that: (1). Improving the quality of learning at primary school Girimarto IV can be pursued through the professionalism of teachers in managing learning, includes: a). Lesson Plan learning program, b).Implementation of the learning program, c). Evaluation of the learning program , d). Analysis of evaluation results, and e). follow-up program. (2). Improving the quality of learning can be pursued through the principal’s performance, includes the roles as: a). Educator, b). Manager, c).Administrator, d). Supervisor, e). Leader, f).Innovator, and g). Motivator. (3).Number of Primary School Girimarto IV achievement were obtained because of the teachers’ professionalism and the pricipal’s very good performance.


(15)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Manusia membutuhkan pendidikan kapan saja dan di mana pun Ia berada. Untuk itu, pendidikan sangat penting artinya bagi manusia, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Pendidikan dan usaha peningkatan sumber daya manusia ibarat dua sisi keping mata uang yang selalu berhimpitan satu dengan lainnya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan yang terencana, terprogram dan berkesinambungan dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Dalam mencapai tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan yang mampu


(16)

commit to user

membentuk kepribadian dan ketrampilan peserta didik yang unggul, yakni manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.

Tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia merupakan implementasi dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO. Empat pilar ini merupakan visi pendidikan di masa sekarang dan di masa depan yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal di mana pun. Keempat pilar tersebut yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).

Dalam rangka merealisasikan 'learning to know', Guru berfungsi sebagai fasilitator. Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi siswa untuk meng-aktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Keempat pilar tersebut merupakan salah satu dasar pengembangan kurikulum yaitu sebagai prinsip penyelenggaraan pembelajaran yang merupakan implementasi kurikulum.

Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sekolah dan guru maupun manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis, dengan


(17)

commit to user

3

menempatkan pengambilan keputusan di tangan-tangan yang jauh dari guru, tidak menguntungkan bagi usaha meningkatkan kualitas kerja guru (Zamroni, 2000 : 118). Sebagai konsekuensi paradigma baru pendidikan dan tuntunan pembaharuan pendidikannya. Maka dunia pendidikan memerlukan guru-guru dengan kualifikasi profesional.

Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian maupun tanggungjawab sebagai warga negara. Marsigit (1996 : 61) menyatakan, ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktik pembelajarannya sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mengingat pentingnya usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah para aparatur negara, maka konsep atau upaya proaktif perlu dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada tentunya dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan dengan benar. Mengingat pembangunan pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia, maka isu pendidikan hampir dapat dipastikan selalu mewarnai berbagai kebijakan maupun pembicaraan banyak pihak baik dalam konteks kebijakan, kajian ilmiah maupun dari sudut pandang yang lain.


(18)

commit to user

Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan, mereka berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di kelas. Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penaggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Peranan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat penting. Raka Joni (dalam Conny R. Semiawan Sudiarto, 1991 : 119) mengatakan secara makro tugas guru berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang pada akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa. Dalam konteks belajar mengajar di kelas, peranan guru tidak dapat diganti oleh piranti elektronik semodern apapun.

Guru yang berkualitas akan selalu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Salah satunya adalah pemanfaatan media dalam setiap pembelajarannya yang sesuai dengan waktu, materi, tujuan, dan tingkat perkembangan kemampuan siswa. Dengan media, hal-hal yang tidak jelas akan menjadi jelas, yang tidak menarik akan menjadi menarik, yang abstrak menjadi konkrit. Media juga dapat menghadirkan dunia luar ke dalam kelas tanpa batas ruang dan waktu dan sebagainya. Untuk itu, Guru dituntut lebih berkualitas dan efektif. Guru yang efektif adalah guru yang mampu mengajar secara efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif, pertama-tama harus dipahami bahwa mengajar adalah merupakan seni sekaligus sebagai ilmu (Ornstein dan lasley, II, 2005:59). Oleh karenanya seorang guru adalah seorang seniman dalam


(19)

commit to user

5

arti sebagai seorang tenaga profesional yang terlatih sekaligus sebagai ilmuwan. Dalam hal ini guru tidak terpaku pada sebuah gaya mengajar tertentu, tetapi berusaha mengembangkan gaya khas sendiri yang unik yang dianggap paling efektif olehnya dan terus berusaha memodifikasinya. Orang-orang seperti ini tidak akan pernah kehilangan perspektif mengenai hal-hal baru. Dengan demikian, seorang guru harus memiliki jiwa inovatif yang menonjol serta selalu melakukan refleksi diri.

Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sekolah dan guru maupun manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis, dengan menempatkan pengambilan keputusan di tangan-tangan yang jauh dari guru, tidak menguntungkan bagi usaha meningkatkan kualitas kerja guru (Zamroni, 2000 : 118). Sebagai konsekuensi paradigma baru pendidikan dan tuntunan pembaharuan pendidikannya. Maka dunia pendidikan memerlukan guru-guru dengan kualifikasi profesional.

Seorang guru yang profesional dituntut sejumlah persyaratan minimal, antara lain memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus/continous improvement melalui organisasi profesi, internet dan seminar (Indra Jati Sidi, 2001 : 38-39). Dengan profesionalisasi guru maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher) seperti fungsinya yang menonjol selama ini,


(20)

commit to user

melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (conselor), dan manajer belajar (learning manager).

Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, karena di dalamnya diperlukan kualitas menganalisis, merencanakan, menyusun, program, mengelola dalam bentuk administrasi yang dapat dijadikan bukti fisik pelaksanaan tugasnya. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah mempersyaratkan guru yang profesional. Semua komponen proses pembelajaran di sekolah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bagi pengembangan proses pembelajaran tanpa didukung oleh keberadaan guru yang profesional dan didayagunakan secara profesional (Zamroni, 2002 : 42). Sehubungan dengan itu, Undang-Undang no. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional.

Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis. Untuk menindaklanjuti ketentuan tersebut, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departeman Pendidikan Nasional mengembangkan standar kopetensi guru pada setiap satuan dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Direktorat Jendral Pendidikan D asar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru yang berhubungan dengan (1) komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran dan wawasan kependidikan; (2) komponen kompetensi akademik/vokasional sesuai materi pembelajaran; (3) pengembangan profesi.


(21)

commit to user

7

Komponen-komponen standar kompetensi guru ini mewadahi kompetensi profesional dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Undang-Undang nomor 14 tahun 2004 tentang Guru dan Dosen menuntut setiap guru memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. UU tersebut juga menuntut setiap guru memiliki sertifikat pendidik sebagai indikator keprofesionalan guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan meningkatkan kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam.

Profesionalitas guru sangat menentukan keberhasilan peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk itu, kemampuan profesional guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran , antara lain melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan secara berkesinambungan di sekolah dan wadah-wadah pembinaan kelompok kerja guru (KKG). Peningkatan dan pengembangan profesional tersebut meliputi berbagai aspek antara lain seperti kemampuan guru dalam menguasai kurikulum dan materi pelajaran, kemampuan dalam menggunakan metode dan sarana dalam proses belajar mengajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin dan komitmen guru terhadap tugas (Sudarwan Dinim, 2006 : 91).

Pekerjaan guru bersifat profesional, yaitu suatu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu, bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan lainnya. (Nana Sudjana, 2000 : 13). Sebagai profesional


(22)

commit to user

seorang guru mempunyai tugas dan peranan yang sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsung interaksi pembelajaran di dalam kelas, namun juga bertugas sebagai administrator, evaluator, dan konselor.

Sebagai tenaga pendidik, seorang guru SD harus mampu berperan sebagai pembimbing, pengajar, dan pelatih (H.M. Surya, 1999 : 14). Sebagai pembimbing guru diharapkan mampu menjadi panutan, dan sebagai pengajar tugas guru adalam mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pada jam-jam yang sudah ditentukan, dan sebagai pelatih guru dapat memberi pelatihan baik di dalam maupun di luar jam pelajaran.

Keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara lain kualitas dan kreativitas guru, pemanfaatan sarana prasarana ada, dukungan dari orang tua/wali siswa atau lingkungan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah peran serta kepala sekolah sebagai penanggungjawab suatu lembaga sekolah. Untuk mengukur keberhasilan sekolah dan keberhasilan kepala sekolah maka perlu diadakan Penilaian Kinerja Sekolah (PKS) yang didalamnya juga memuat instrumen penilaian kinerja kepala sekolah.

Sekolah adalah lembaga yang komplek dan unik. Mengingat sifatnya yang komplek dan unik itulah sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang setinggi-tingginya oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab di sekolah. Karena keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi kompleks dan serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin


(23)

commit to user

9

sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2003:8) studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa ” Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah”.

Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki kemampuan manajerial yang memadai agar mampu mengambil inisiatif atau prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Hal ini diperlukan paling tidak satu pendekatan terhadap praktik kepala sekolah saat ini, mereka betul-betul memerlukan kemampuan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-tugas dan fungsi kepala sekolah. Suatu pekerjaan besar yang memerlukan kecermatan dan sungguh-sungguh.

Peraturan Bupati Wonogiri No. 12 tahun 2005 tentang pedoman penugasan guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin dan mengelola pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Di samping itu juga disebutkan bahwa untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perlu diberlakukan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 162 / U / 2003 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah/madrasah.

Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto adalah satu di antara 35 Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Girimarto yang memiliki prestasi sangat istimewa.


(24)

commit to user

Keistimewaannya dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah profesiolisme guru dalam mengelola pembelajaran dan peran kinerja kepala sekolah. Salah satu tolak ukur keistimewaannya itu adalah banyak prestasi yang pernah diraih oleh SD tersebut baik prestasi di bidang akademik maupun prestasi non akademik. Hal ini terbukti pada setiap even perlombakan baik tingkat kecamatan maupun kabupaten selalu meraih kejuaraan dan perolehan nilai rata-rata UASBN selalu di atas rata-rata-rata-rata UASBN SD se- Kecamatan Girimarto.

Berangkat dari paparan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian lebih jauh untuk mendeskripsikan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dan peran kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana upaya guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola proses belajar mengajar, terkait dengan : Perencanaan program pembelajaran, Pelaksanaan program pembelajaran, Evaluasi program pembelajaran, dan program tindak lanjut ?

2. Bagimana kinerja Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam melaksanakan fungsinya sebagai : Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator.

3. Bagaimana prestasi hasil belajar peserta didik SD Negeri IV Girimarto 3 tahun terakhir?


(25)

commit to user

11

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui upaya guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola proses belajar mengajar, terkait dengan : Perencanaan program pembelajaran, Pelaksanaan program pembelajaran, Evaluasi program pembelajaran, dan program tindak lanjut .

2. Untuk mengetahui kinerja Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam melaksanakan fungsinya sebagai : Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator.

3. Untuk mengetahui prestasi hasil belajar SD Negeri IV Girimarto 3 tahun terakhir.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan keprofesionalan guru dan kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti yang lain.


(26)

commit to user

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri agar mengetahui upaya guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik yang telah dilaksanakan. Selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan dalam mempertimbangkan, menetapkan, dan melaksanakan Kebijakan Dinas Pendidikan.

b. Bagi kepala sekolah dan guru dapat digunakan sebagai wawasan dan wacana baru dalam langkah meningkatkan profesionalitas dan kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah Dasar.

c. Bagi peneliti sebagai bahan rujukan pendalaman dalam penelitian sejenis.


(27)

commit to user

13 BAB II

KAJIAN TEORI

,

HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN,

DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori 1. Profesionalitas Guru

a. Pengertian Profesional

Ada beberapa pengertian yang berhubungan dengan profesi keguruan, yaitu profesi, profesionalisme, profesionalitas, profesionalisasi secara umum agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam mengupas profesi keguruan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1993:987), profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya tertentu. Profesional (1) bersangkutan dengan profesi; (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan suatu ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesional adalah: (l) perihal profesi, keprofesian; (2) berkaitan dengan profesi ada beberapa istilah yang hendaknya tidak dicampuradukkan, yaitu, profesi, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu, dan memiliki kemampuan untuk bertindak secara profesional. Profesional mempunyai makna


(28)

commit to user

mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi atau sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Penyandangan dan penampilan profesional ini telah mendapat pengakuan secara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga vang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu Pemerintah .

Istilah profesi, memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut prof'esi. Untuk mencegah kesimpangsiuran tentang arti profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan profesi, berikut ini dikemukakan beberapa istilah profesi menurut H.M. Surya (1999:45) sebagai berikut:

”Profesional" menunjuk kepada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi; misalnya sebutan dia seorang "profesional". Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilaih profesional sering dipertentangkan dengan istilah non-profesional atau amatiran.

”Profesionalisme" menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

”Profesionalitas” adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu keadaan derajat


(29)

commit to user

15

keprofesionalan seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini para guru diharapkan memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara efektif.

”Profesionalisasi" menunjuk pada proses peningkatan kualitas maupun kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan pra-jabatan (pre-service training) maupun pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training). Oleh sebab itu, profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat tanpa henti.

Profesional berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional (Sudarwan Danim, 2002:22). Kata profesional merujuk pada dua hal pertama orang yang menyandang satu profesi. Orang yang profesional melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdikan dirinya disertai rasa tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya, Kedua kinerja atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai profesinya.Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi,yaitu: pengetahuan, keahlian dan persiapan akademik.

Pengetahuan adalah sebagai fenomena yang diketahui yang disistematisasi sedemikian rupa sehingga memiliki daya prediksi, daya kontrol daya aplikasi tertentu. Pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimilki oleh seseorang melalui proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi keilmuan yang


(30)

commit to user

dapat dijadikan acuan bertindak, persiapan akademik mengandung makna untuk mencapai dejarat profesional diperlukan persyaratan pendidikan khusus berupa pendidikan prajabatan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal, khususnya jenjang perguruan tinggi.

Profesional adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar tentang guru dan dosen yaitu guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat.

Pada dasarnya profesionalisasi merupakan suatu proses pengembangan keprofesian yang sistematis melalui berbagai program pendidikan baik Pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan. Beberapa program profesionalisasi telah dan sedang berjalan antara lain program penyetaraan untuk guru memperoleh derajat kualifikasi profesional sesuai dengan standar yang berlaku seperti penataran dan pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi kemampuan guru (Depdikbud, 1998).

Berdasarkan sejumlah penelitian pendidikan diyakini sebagai salah salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta internalisasi etika dan moral (Indra Djati Sidi, 2001:37)' Oleh karena itu tidaklah berlebihan bila masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan selalu mengarahkan perhatiannya pada berbagai aspek yang berkaitan dengan guru dan keguruan.

Djaman satori (2000:2-3) menyatakan profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya tidak bisa


(31)

commit to user

17

dilakukan oleh sembarang orang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.

Walter Johnson (dalam Djam'an Satori, 2000 : 4) mengartikan tugas profesional sebagai orang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dan biasa, dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan yang cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi.

Soedijarto (1998 : 78) menyatakan untuk dapat melaksanakan peran sekolah sebagai lembaga sosialisasi nilai, sikap, disiplin, kemampuan, dan memiliki kedisiplinan diperlukan guru dengan kemampuan rasa tanggung jawab, kepekaan profesional, serta pengabdian kepada profesi, bangsa, dan negara yang lebih tinggi.

Lebih lanjut Indra Djati Sidi, (2001:38) menjelaskan bahwa ”Pekerjaan profesional adalah jenis pekerjaan yang,hanya dapat dilakukan oleh orang yang secara khusus dididik secara profesional untuk dapat menjalankan tugas sebagai guru. Sekarang ini masyarakat menginginkan semua pelayanan yang diberikannya adalah yang terbaik misalnya setiap orang tua menginginkan anaknya bersekolah di sekolah yang gurunya profesional. Karena itu peran guru masa depan harus diarahkan untuk mengembangkan tiga inteligensi dasar anak didik yaitu inteleklual, emosional dan moral. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut, maka sosok guru masa depan harus mampu bekerja secara profesional, yaitu secara ekonomis terjamin kesejahteraannya, dan secara politis terjamin hak-hak kewarganegaraannya.


(32)

commit to user

Dengan profesionalisme guru maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih menjadi pelatih (coach), pembimbing (councelor). Dan manager belajar(learning manager). Sebagai pelatih, guru akan berperan seperti pelatih olah raga. Guru mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk belajar keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu siswa untuk menghargai nilai belajar dan pengetahuan, sebagai pembimbing guru akan berperan sebagai sahabat siswa" menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai manager belajar, guru akan membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan ketiga peran ini maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan kreativitas dan mendorong penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif, sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global. Guru yang memiliki kemampuan profesional menurut Soedijarto (1998 : 79-82) adalah guru yang memiliki karakteristik yang dapat:

1) Menyusun siasat belajar mengajar yang berarti bagi tercapainya tujuan pendidikan;

2) Memilih teknik mengajar, bahan pelajaran, bentuk belajar, alat penilaian kemajuan belajar dan alat pelajaran secara tepat dan serasi dengan tujuan yang hendak dicapai;

3) Memahami setiap kegiatan belajar mengajar, dan setiap tahapan bagi pengembangan kemampuan, sikap, dan disiplin siswa;


(33)

commit to user

19

4) Mengelola proses belajar mengajar secara dinamis, kreatif, dan imajinatif; 5) Siap sedia membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajar;

6) Membangkitkan motivasi belajar siswa;

7) Mendiaknosis latar belakang kesulitan belajar siswa dan menyusun alternatif pemecahannya;

8) Memberikan informasi pendidikan kepada orang tua siswa khususnya yang menyangkut masalah kependidikan yang dihadapi siswa;

9) Memahami arti dari tugas secara keseluruhan mengenai sistem pendidikan nasional;

10) Memahami arti dan kedudukan pendidikan dalam rangka pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sejalan dengan itu, Ornstein dan Levine dalam Soetjipto Kosasi (1999:15) menyatakan bahwa profesi adalah jabatan yang mengandung pengertian :

1) Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan);

2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya);

3) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian);

4) Memerlukan latihan khusus dalam waktu yang panjang;

5) Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya;


(34)

commit to user

6) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu atau adanya persyaratan tertentu (tidak teratur orang lain);

7) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak pindah ke atasan atau instansi yang lebih tinggi, mempunyai sekumpulan untuk kerja yang baku);

8) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan;

9) Menggunakan administrator untuk memindahkan profesinya, relatif bebas dalam jabatan (misalnya: dokter memakai tenaga administrator untuk mendata klien, sementara tidak supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter itu sendiri;

10) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri;

11) Mempunyai profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan;

12) Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan;

13) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik yaitu kepercayaan diri setiap anggotanya (anggota masryarakat selalu meyakini dokter lebih tahu tentang penyakit pasien yang dilayani);

14) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan jabatan lainnya).


(35)

commit to user

21

Seorang pekerja profesional dapat dibedakan : pertama, seorang teknisi; kedua (pekerja profesional dan teknisi) dapat saja tampil dengan unjuk kerja yang sama (misalnya, menguasai taktik kerja sama, menguasai prosedur yang sama, dapat memecahkan masalah-masalah teknik dalm bidang kerjanya), tetapi seorang yang profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional dan memiliki pola yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni, 1991 : 6)

b. Profesionalitas Guru

Di dalam lingkup satuan pendidikan yang terkecil yaitu sekolah, guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan terutama di sekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi, dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menghadapi tuntutan situasi perkembangan zaman dan pembangunan nasional,sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang, dan tingkat pendidikan. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan untuk mampu menjawab tantangan itu melalui fungsinya sebagai guru. Guru merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa melalui kegiatan


(36)

commit to user

pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Para guru jelas dituntut untuk dapat melaksanakan seluruh fungsi profesionalitas secara efektif dan efisien. Pendidikan pengajaran dilaksanakan secara profesional yaitu dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan didukung oleh para petugas profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yaitu rasa kebersamaan di antara sesama guru, yang didukung oleh etika profesi yang kuat (Depdikbud, 1998). Berdasar uraian tersebut maka diharapkan guru memiliki kompetensi memadai yang meliputi intelektual, sosial, spiritual, pribadi, moral, dan profesional. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan prajabatan maupun latihan dalam jabatan. Oleh karena itu profesionalisasi merupakan proses sepanjang hayat yang tidak pernah berakhir selama seseorang itu telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.

Menurut Richey (1973:273) dalam Surya (1999: 45) guru yang profesional memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Ada lima variabel yang menandai kualitas mengajar yang tinggi yakni membuat perencanaan dan persiapan mengajar, menggunakan alat bantu mengajar dalam berbagai pengalaman baru yang tinggi dan mengikutsertakan dalam pengalaman baru yang tinggi. Selanjutnya (H. M. Surya,1999 : 55) menyatakan bahwa ciri-ciri profesi yaitu: ”(1) ada standar untuk kerja yang baku dan jelas. (2) ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku dan memiliki standar akademik yang memadai dan bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu; (3) adanya organisasi profesi yang


(37)

commit to user

23

mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya; (4) ada etika, kode etik yang mengatur perilaku etik pada pelakunya dalam memperlakukan klienya; (5) ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku dan (6) ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi"'

Menurut Gordon (1997:381) guru yang profesional yaitu guru mempunyai kinerja yang baik adalah guru yang efektif dalam menjalin hubungan dengan siswanya sehingga terjadi saling pengertian, saling percaya antara kedua belah pihak. Lebih lanjut Gordon mengatakan bahwa guru yang efektif adalah guru yang memiliki ciri-ciri: (1) selalu menggunakan bahasa penerimaan dan menghindari bahasa penolakan, (2) lebih mengutamakan pesan saya dari pada pesan anda, (3) memilih metode sama-sama untuk dalam menyelesaikan konflik (win-win solution),(4) berdoa dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa bila semua telah ditempuh dan permasalahan tetap belum selesai.

c. Kompetensi Profesional Guru

Istilah kompetensi guru (Uzer usman, 2002:14) memiliki banyak makna sebagaimana dikemukakan berikut. Descriptive of quality natur teacher behavior appears to be entirely meaningful (Broke and Stone, 1975 dalam Uzer.Usman, 2002 : 16). Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku Guru yang tampak sangat berarti. Competency it's a rational performance which statisfatorily, meets the objective for a desired condition (Charles E .Johnson, 1974 dalam Uzer Usman, 2002: 19). Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang


(38)

commit to user

diharapkan. The state of legallycompetency or qualified (Mc. Leod, 1989 dalam Uzer Usman, 2002 : 20) Keadaan berwewenang atau memenuhi syarat menuntut ketentuan hukum. Adapun kompetensi guru (teacher competency) the ability of a Teacher to responsibly perform his or her duties appropriately. Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Berdasarkan paparan tersebut, standar kompetensi guru menunjukkan kualitas guru. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Standar kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang disyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten. Tujuan adanya standar kompetensi guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi untuk dapat melakukan tugasnya secara professional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.

Adapun manfaat disusunnya standar kompetensi guru ini adalah sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acauan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar sebagainya bagi tenaga kependidikan.

Sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru menurut (Piet A,sahertian dan Alaida Sahertian, 1990) :


(39)

commit to user

25

1) Kemamapuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan 2) Kemampuan mengelola program belajar mengajar 3) Kemampuan mengelola kelas

4) Kemampuan menggunakan media/sumber belajar

5) Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan 6) Kemampuan mengelola interaksi belajar-mengajar

7) Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran

8) Kemampuan mengenal fungsi program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.

9) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

10) Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil Penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Proses pengembangan standar kompetensi guru dirumuskan secara sistematik melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan analisis tugas guru, studi kepustakaan baik dalam maupun luar negeri atau mungkin meminta masukan dari para pakar pendidikan.

2) Mengidentifikasi tugas guru.

3) Menyusun standar kompetensi guru.

4) Melakukan sosialisasi standar kompetensi guru. 5) Melaksanakan uji coba Standar Kompetensi Guru 6) Menganalisis hasil uji coba standar Kompetensi Guru.

Indikator kompetensi profesional guru dalam pembelajaran fersi (dit. PLP Pengembangan Profesionalisme Tenaga Pengajar, 2005 : 12) adalah :


(40)

commit to user

”(a) Menguasai bahan ajar; (b) Menguasai landasan-landasan kependidikan; (c) Mampu mengelola program belajar mengajar; (d) Mampu mengelola kelas; (e) Mampu menggunakan media/sumber belajar lainnya; (f) Mampu mengelola interaksi belajar mengajar; (g) Mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran; (h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (i) Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah; (j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk pengajaran”.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas terkait dengan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya, dapat penulis simpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan Program Pembelajaran; 2. Melaksanaan Program Pembelajaran;

3. Mengevaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pembelajaran dan;

4. Melaksanakan program tindak lanju

2. Kinerja Kepala Sekolah a. Pengertian Kinerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006:67), istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai


(41)

commit to user

27

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diperlukan kepadanya.

Jadi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

b. Pengertian Kepala Sekolah

Menurut Wahjosumidjo (2003:83), kepala sekolah terdiri dari kata ”kepala” dan ”sekolah”, kata kepala dapat diartikan ”ketua” atau ”pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, sedang ”sekolah” adalah lembaga menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kapala sekolah dapat didefinisikan sebagai ” seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.

Kata ”memimpin” dari rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu ”kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ”. Dalam praktek organisasi kata memimpin mengandung konotasi: menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan. Batapa banyak arti yang terkandung dalam kata memimpin memberikan indikasi yang luas tugas dan peranan kepala sekolah sebagai pemimpin suatu organisasi.


(42)

commit to user

c. Kinerja Kepala Sekolah

Menurut E. Mulyasa (2004:98), kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator, dan motivator di sekolahnya. Degan demikian, dalam paradigma baru manajer pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator (EMASLIM).

a. Fungsi Kepala Sekolah sebagai edukator atau pendidik

Menurut Wahjosumidjo (2005:122-123), memahami arti pendidik tidak cukup dengan berpegang konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sasaran pendidikan, bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Definisi pendidikan seecara leksikal dapat digali dari beberapa sumber antara lain: pendidik, adalah orang yang mendidik, Sedang mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran, pemimpin) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut E. Mulyasa (2004:98), kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,


(43)

commit to user

29

memberikan dorongan kepada seluruh warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan serta melaksanakan modal pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

Menurut Wahjosumidjo (2003:123-124), kepala sekolah sebagai seorang pendidik, ia harus mampu menanamkan, memajukan, dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu :

1) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sifat batin dan watak manusia.

2) Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagi akhlak, budu pekerti, dan kesusilaan.

3) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah.

4) Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan manusia terhadap seni dan keindahan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas maka yang perlu diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap peranannya sebagai pendidik mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan. Sedangkan yang kedua yaitu peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Adapun sasaran utamanya yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain, tenaga administrasi, dan kelompok para siswa atau kelompok peserta didik kedua sasaran tersebut berupa manusia yang memiliki unsur kejiwaan dan fisik yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya.


(44)

commit to user

Keteladanan juga merupakan sikap seorang edukator yang patut, baik yang perlu dicontoh yang ditampilkan oleh kepala sekolah melalui sikap, perbuatan dan perilaku termasuk penampilan kerja. Penampilan kerja seorang kepala sekolah yang patut dan baik dicontoh oleh para guru, staf dan siswa dapat berupa disiplin, jujur, penuh tanggung jawab, bersahabat, dan sebagainya termasuk pula penampilan fisik seperti cara dan sikap berbicara, berkomunikasi, berpakaian yang bersih, sehat jasmani, rapi, serasi, dan enerjik.

Seperti diketahui bahwa kehidupan manusia selalu dikendalikan dan ditentukan oleh faktor-faktor psikis yang ada di dalam dirinya serta kondisi fisik yang dimiliknya. Faktor psikis, seperti pandangan hidup atau sikap keinginan, harapan, harga diri, rasa puas dan sebagainya. Sedangkan kondisi fisik ialah keadaan lahiriah manusia yang bersifat jasmaniah yang diharapkan sehat sehingga mampu mendukung secara serasi unsur-unsur psikis tersebut, sehingga tercipta manusia yang harmonis antara pertumbuhan, perkembangan, kestabilan psikis dengan kondisi jasmani yang sehat bugar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah diwujudkan dalam memberikan arahan secara dinamis pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah (reward) bagi mereka yang berprestasi dan pemberian hukuman (punisment) bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah juga mempunyai kemampuan mendayagunakan sumberdaya sekolah yang harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana prasarana


(45)

commit to user

31

sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan, dan pengembangan program peningkatan profesionalisme.

b. Fungsi Kepala Sekolah sebagai manajer

Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses perencanaan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

Dalam rangka melalukan peran dan fungsinya sebagai menajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah (E. Mulyasa, 2004:103).

Temuan di lapangan bahwa kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer melalui:

Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melaui kerjasama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu


(46)

commit to user

mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain (wakil-wakilnya), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah berfikir secara analitik dan konseptual, serta harus senantiasa berusaha untuk menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputuan yang memuaskan bagi semua.

Kedua, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus bersifat demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan profesinya secara optimal. Misalnya, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya sesuai dengan bidangnya msing-masing.

Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipasif).

Menurut Wahjosumidjo (2003:96), kepala sekolah sebagai seorang manajer pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagi alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi tempat


(47)

commit to user

33

untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumberdaya manusia, memerlukan manajer yang mampu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah diwujudkan dalam memberikan arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah (reward) bagi mereka yang berprestasi, dan pemberian hukuman (punisment) bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah juga mempunyai kemampuan mendayagunakan sumberdaya sekolah yang harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana prasarana sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan dan pengembangan program peningkatan profesionalisme.

c. Kepala Sekolah sebagai administrator

Menurut E. Mulyasa (2005:107-108) kepala sekolah sebagai administrator adalah memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut dilakukan secara efektif dan efeisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah.


(48)

commit to user

Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut:

1) Kemampuan Mengelola Kurikulum, harus diwujudkan dalam penyususnan

kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, penyusunan kelengkapan data kegiatan praktikum, dan kelengkapan penyusunan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan.

2) Kemampuan Mengelola Administrasi Peserta Didik, harus diwujudkan

dalam penyusunan kelengkapan dan administrasi peserta didik, penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstra kurikuler, dan kelengkapan penyusunan kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik.

3) Kemampuan Mengelola Administrasi Personalia, harus diwujudkan dalam

kelengkapan data administrasi tenaga guru, serta pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan non guru seperti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah, dan teknisi.

4) Kemampuan Mengelola Administrasi Sarana dan Prasarana, harus

diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan dan administrasi gedung dan ruang, pengembangan data administrasi mebeler, pengembangan kelengkapan data administrasi alat dan mesin kantor (AMK), pengembangan data administrasi buku atau bahan pustaka, pengembangan kelengkapan data dan administrasi laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrasi alat bengkel dan workshop.


(49)

commit to user

35

5) Kemampuan Mengelola Administrasi Kearsipan, harus diwujudkan dalam

pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, pengembangan kelengkapan data administrasi surat keluar, pengembangan kelengkapan data administrasi surat keputusan, dan pengembangan kelengkapan data administrasi surat edaran.

6) Kemampuan Mengelola Administrasi Keuangan, harus duwujudkan

dengan pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari pemerintah, yakni uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), dan dana bantuan operasional (DBO), pengembangan proposal untuk mendapatkan bantuan keuangan, seperti hibah atau block grant, dan pengembangan proposal untuk mencari berbagai kemungkinan dan mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat.

Dalam melaksanakan tugas di atas, kepala sekolah sebagai administrator, khususnya dalam meningkatkan kinerja dan produktifitas sekolah, dapat dianalisis berdasarkan beberapa pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku maupun pendekatan situasional. Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai degan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun demikian pada hakekatnya kepala sekolah harus lebih mengutamakan tugas (task oriented), agar tugas-tugas yang diberikan kepada setiap tenaga kependidikan bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Di samping orientasi terhadap tugas, kepala sekolah juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar


(50)

commit to user

setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi mereka tetap merasa senang dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian, efektifitas kerja kepala sekolah bergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat menyenangkan dalam situasi tertentu, ketika para tenaga kependidikan melakukan tugas-tugas yang diembankan kepadanya.

Menurut Oemar Hamalik (1992:143-144) kepala sekolah sebagai administrator lebih ditekankan kepada pelaksanaan kepemimpinan dibandingkan dengan administrasi umumnya. Administrasi sekolah disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada, pada hakekatnya lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan masalah kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan harus dilatih dalam profesi, dalam masyarakat dan dalam negara serta bangsa. Kepemimpinan dalam hal ini lebih luas artinya dibandingkan dengan pelaksanaan kepemimpinan dalam sistem sekolah.

Menurut Ngalim Purwanto (2006:106) kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, meguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa peranan administrator sekolah sudah tentu berbeda dari administrator dalam bidang-bidang lainnya. Dia berperan sebagai pemimpin profesi kependidikan dan juga sebagai pemimpin sekolah. Peranan kepemimpinan adminstrator sekolah harus


(51)

commit to user

37

menampilkan keahlian dalam profesionalisasi kependidikan, dalam proses mobilisasi sumber-sumber dan dalam usaha memenuhi kebutuhan atau bekerja memecahkan masalah. Ini berarti seorang administrator sekolah harus memiliki kemampuan menampung, menginventarisasi, mengarahkan tenaga, dan memberikan kemudahan-kemudahan.

d. Kepala Sekolah sebagai supervisor

Menurut E. Mulyasa (2005:111) kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktifitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starrat dalam Mulyasa (2005:111), menyatakan bahwa ”Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more abaut their practice, to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools and to make the schools a more effective learning community” .

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membentuk para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberi layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik di sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagi masyarakat belajar yang lebih efektif.


(52)

commit to user

Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam system yang lebih independen, dan dapat meningkatkan obyektifitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya. Jika supervise dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

Menurut Oemar Hamalik (1992:173) kepala sekolah sebagai supervisor : 1) Seorang supervisor mempunyai tugas mengendalikan (tugas pengendalian) 2) Seorang supervisor itu harus dapat mensposori (sebagai sponsor)

3) Seorang supervisor itu sebagai evaluator 4) Seorang supervisor itu sebagai pengawas.

Menurut Ngalim Purwanto (2006:115-116) supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/ syarat-syarat yang esensial, yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor, dia hendaknya padai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi.


(53)

commit to user

39

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, tugas seorang supervisi memang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, kepala sekolah juga harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengandalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar pada tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.

e. Kepala Sekolah sebagai leader

Menurut Ngalim Purwanto (2006:62-63) kepala dan pemimpin sebenarnya merupakan dua pengertian yang tidak identik. Keduanya ada persamaan dan perbedaannya.

1) Persamaannya :

a) Keduanya menghadapi/ mengepalai kelompok b) Keduanya bertanggungjawab

2) Perbedaannya :

a) Kepala bertindak sebagai penguasa, sedangkan pemimpin bertindak sebagai organisator dan koordinator.

b) Kepala bertanggungjawab terhadap pihak ketiga, pihak atasannya, pemimpin bertanggung jawab terhadap kelompok yang dipimpinnya.


(54)

commit to user

c) Kepala tidak selalu merupakan bagian dari kelompok, sedangkan pemimpin merupakan bagian dari kelompok.

d) Kekuasaan kepala biasanya berasal dari peraturan-peraturan atau dari pihak ketiga, sedangkan kekuasaan pemimpin berasal dari kepercayaan anak buah/kelompoknya.

e) Kelompok atau anak buah seorang kepala biasanya bukan atas kemampuan sendiri, melainkan ditunjuk oleh peraturan-peraturan (karena adanya pengangkatan seorang kepala oleh pihak ketiga). Pemimpin diangkat oleh anggota-anggotanya dan dianggap anggota dari kelompoknya. Perlu dijelaskan di sini bahwa perbedaan-perbedaan seperti diuraikan di atas hanya perbedaan-perbedaan dari teori saja. Sedangkan di dalam praktik banyak kepala menjalankan fungsinya.

Jadi tugas seorang kepala adalah bertanggung jawab terhadap pihak ketiga/atasannnya, bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dipikulkan kepadanya. Seorang kepala sekolah dianggap berhasil jika kelompoknya berhasil, dan sebaliknya. Dengan kata lain, kecakapan yang penting dari seorang kepala sekolah adalah membuat kelompoknya berhasil.

Apa yang dimaksud dengan ”berhasil” ?

Jika kelompokmya mengerjakan sesuatu dengan cara yang telah ditetapkan, dengan hasil yang telah ditentukan, dan dalam waktu yang sudah ditetapkan. Segala sesuatu dilakukan oleh kelompok, sesuai dengan keinginan kepala itu sendiri atau atasannya, bukan karena kemauan kelompok. Jadi, segala sesuatu itu dilakukan oleh kelompok berdasarkan keinginan kepala/atasan secara


(55)

commit to user

41

paksaan, bukan berdasarkan keinginan atau kreasi kelompok. Seorang kepala akan benar-benar berhasil jika ia dapat membawa kelompoknya kepada keinginan-keinginan yang sesuai dengan keinginan-keinginan atasannya.

Menurut E. Mulyasa (2004:115) kepala sekolah sebgai leader adalah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, mendelegasikan tugas.

Menurut Wahjosumijo (2003:110) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Menurut Hersye dan Blanchard (1988:5) menjelaskan : “ leadership occurs any time one attemps to influence the behavior of on individual or group” . Setiap tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang mempengaruhi di dalamnya telah terjadi proses kepemimpinan.

Menurut Stogdill dalam Keith Grint (1997:114) menjelaskan ” Leadership is the process (act)of influencing the activities of an organized group in its efforts goal setting and goal achievement” . Pendapat ini menerapkan pemahaman kepemimpinan sebagai tindakan mempengaruhi kegiatan kelompok dan pencapaian tujuan. Di dalamnya terdiri dari unsur-unsur kelompok (dua orang atau lebih), ada tujuan dalam orientasi kegiatan serta pembagian tanggung jawab sebagai bentuk perbedaan kewajiban.


(1)

commit to user

Dengan terlaksananya program tindak lanjut dapat berdampak positif pada tertingkatnya kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.

2. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

Sebagai pendidik kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto juga melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru yakni mengajar. Kepala sekolah juga mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa kelas IV, V, dan kelas VI dengan alokasi waktu yang tersedia 6 jam per minggu. Kesempatan tersebut digunakan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas sekaligus memberi keteladanan melaksanakan pembelajaran bagi para guru yang dipimpinnya. Kepala sekolah juga menerapkan pembelajaran PAKEM yang dikemas dalam pembelajaran kontekstual dan kooperatif. Dengan terlaksananya tugasnya kepala sekolah sebagai pendidik dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas pembelajaran Di SD Negeri IV Girimarto.

b. Kepala sekolah sebagai Manajer

Kepala Sekolah sebagai manajer, upaya yang dilakukan Memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan. Cara yang dilakukannya melaui kerjasama atau kooperatif dengan melibatkan semua warga sekolah yaitu; guru, siswa, karyawan, komite, dan juga melibatkan dinas pendidikan, pengawas sekolah dan KKKS yang dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS).


(2)

commit to user

c) Kepala Sekolah sebagai Administrator

Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah sebagai administrator adalah mewajibkan semua guru dan karyawan mengadministrasikan semua kegiatan yang mereka kerjakan. Para guru diwajibkan membuat administrasi pembelajaran seperti silabus, program tahunan, program semester, bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), evaluasi pembelajaran, analisis, dan program tindak lanjut sedangkan untuk para karyawan membuat administrasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Dengan adanya administrasi yang baik dari kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.

d) Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor adalah melakukan berbagai pengawasan dan supervisi terhadap guru untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan terutama meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif. Supervisi yang dilakukan terhadap para guru terkait dengan pembelajaran, sedangkan supervisi terhadap tenaga kependidikan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah melakukan supervisi secara klinis atau non klinis. Dengan adanya pengawasan yang baik dari kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.


(3)

commit to user

e) Kepala Sekolah sebagai Leader

Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai

leader, yaitu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dengan

memberi petunjuk, melakukan pengawasan, membentuk komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas, serta memberi contoh kepada para guru dan karyawan. Dengan adanya kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.

f) Kepala Sekolah sebagai Inovator

Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai

Inovator yaitu membina hubungan yang harmonis baik secara intern maupun

ekstern, mencari ide baru untuk meningkatkan prestasi sekolah, dan merintis Sekolah Standar Nasional (SSN) tahun pelajaran 2011/2012. Dengan adanya motivasi dari kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.

g) Kepala Sekolah sebagai Motivator

Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai

Motivator yaitu memberikan dorongan ataupun motivasi baik kepada guru,

siswa, dan karyawan serta memberi kesempatan untuk meningkatkan wawasan keilmuannya melalui penetaran-penaratan, workshop, In House Training (IHT) sesuai dengan bidangnya secara bergantian. Dengan adanya motivator dari kepala sekolah akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.


(4)

commit to user 3. Prestasi Hasil Belajar

a. Prestasi Akademik

SD Negeri IV Girimarto mempunyai banyak prestasi akademik mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ataupun mempertahankan prestasi akademik tersebut adalah melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pelatihan secara rutin. Dengan tertingkatnya prestasi akademik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.

b. Prestasi Non Akademik

Selain prestasi akademik SD Negeri IV Girimarto juga mempunyai banyak prestasi non akademik tidak hanya pada tingkat kecamatan dan kabupaten tetapi sampai tingkat propinsi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perolehan prestasi non akademik adalah melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pelatihan secara rutin dengan tertingkatnya prestasi non akademik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.

B. IMPLIKASI

Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu dan dibandingkan dengan kajian teori, maka dapat peneliti uraikan implikasinya sebagai berikut:

Profesionalitas guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.


(5)

commit to user

Pembelajaran yang baik dan berkualitas akan berimplikasi pada prestasi sekolah yang baik pula. Untuk itu sebagai seorang profesional para guru perlu untuk selalu meningkatkan wawasan dan pengetahuannya serta mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran melalui berbagai kegiatan yang memungkinkan, misalnya: mengikuti diklat, workshop, lokakarya, seminar, baca buku, internet dan sebagainya. Dengan makin meningkatnya profesionalitas guru tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi sekolah tetapi lebih jauh akan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Selain profesionalitas guru, kinerja kepala sekolah juga sangat berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas pembelajaran, prestasi sekolah dan pada akhirnya juga berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan. Kinerja kepala sekolah yang baik sangat ditentukan oleh profil seorang kepala sekolah yang baik pula. Kepala sekolah yang baik harus mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai educator, manajer,administrator,

supervisor, leader, inovator dan motivator secara optimal . Untuk itu kualitas

dan kuantitas kinerja kepala sekolah perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara optimal.

Profesionalitas guru dan kinerja kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas dapat menjadikan sekolah berprestasi dan pada akhirnya dapat berimbas pada meningkatnya mutu pendidikan nasional.


(6)

commit to user C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan sebagai berikut:

1. Untuk para Guru

a. Para guru meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik dengan memperluas wawasan dan ilmu pengetahuannya secara optimal.

b. Para guru meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik dengan menerapkan inovasi-inovasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

2. Untuk para Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah memahami penilaian instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) dan memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

b. Kepala sekolah selalu memotivasi dan memberi kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai cara yang memungkinkan.

3. Untuk Dinas Pendidikan

a. Kinerja kepala sekolah perlu dievaluasi secara periodik.

b. Rekrutmen kepala sekolah perlu seleksi melalui mekanisme yang selektif, obyektif, dan transparan.


Dokumen yang terkait

Pentingnya Pengembangan Profesionalitas Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK

0 4 10

IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI GURU Implementasi Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Pembelajaran Efektif Bagi Guru Di SD Negeri Pabelan 03 Kartasura.

0 2 15

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN GURU DI SD NEGERI 1 POJOK Peran Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Pembelajaran Guru Di SD Negeri 1 Pojok Tawangharjo Grobogan.

0 3 15

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBANGUN PROFESIONALITAS GURU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBANGUN PROFESIONALITAS GURU.

0 3 16

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di SD Negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo.

0 3 16

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM (STUDI KASUS DI SD Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas SDM (Studi Kasus Di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 1 16

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (STUDI KASUS DI SD Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas SDM (Studi Kasus Di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 1 20

PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 GUNTING PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 GUNTING KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN.

0 0 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Profesionalisme Guru oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SD Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Profesionalisme Guru oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SD Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo

0 0 13