3.2. Kebutuhan Akan Sistem Manajemen Kinerja
Performance Management
10
10
Wibisono, Dermawan.2006. Manajemen Kinerja, Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Erlangga. Jakarta.
Pada sebuah perusahaan terdapat hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan stakeholder, yaitu penanam modal, karyawan, pelanggan,
pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan tersebut mengalami perubahan yang
substansial beberapa tahun terakhir ini. Hubungan ini sangat kompleks dan sangat berbeda bahkan jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Hal ini dapat
diilustrasikan seperti sebuah jejaring web yang kompleks yang harus diatur dalam lingkungan bisnis. Hubungan antarbagian mana yang harus diperkuat dan
harus mendapatkan prioritas utama untuk proses perbaikan sangat bervariasi, tergantung dari jenis industrinya. Akan tetapi, pada umumnya hubungan yang
terkuat adalah antara organisasi dengan penanam modal, pelanggan, karyawan, pemasok supplier, dan regulator. Hubungan antara berbagai pihak yang
berkepentingan stakeholder tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan Pemegang
Saham Investor
Penyedia Modal Lain
Bankir Pelanggan
Perantara Mitra Aliansi
Pemasok Masyarakat
Karyawan Pemerintah
Kelompok Penekan
Serikat Buruh
Gambar 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder
Pada saat ini dan di masa yang akan datang, cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang adalah dengan
mengetahui keinginan wants dan kebutuhan needs dari setiap stakeholder dan berusaha memenuhi hal tersebut. Perubahan orientasi serta fokus kebutuhan dan
keinginan needs wants yang semula hanya menjadi titik perhatian pemegang saham shareholders kini telah bergeser menjadi perhatian pihak yang lebih luas
yaitu stakeholder, yang terdiri dari pemegang saham, pelanggan, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat sekitarnya. Perubahan orientasi dan fokus
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Universitas Sumatera Utara
Keinginan dan Kebutuhan 1 Stakeholder
Shareholders
Keinginan dan Kebutuhan 2 Stakeholders
Shareholders dan Pelanggan
Keinginan dan Kebutuhan Semua Stakeholders
… - 1980 an
1980 an - 1990 an
2000 an - ...
Fokus Perusahaan
Fokus Perusahaan
Fokus Perusahaan
Gambar 3.2. Pergeseran Fokus Perusahaan
Pimpinan perusahaan atau Chief Executive Officer CEO di berbagai belahan dunia menyadari pentingnya memenuhi kepuasan dari setiap stakeholder
sehingga perusahaan dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang. Perusahaan-perusahaan mulai menaruh perhatian akan pentingnya memenuhi
kepuasan dari setiap stakeholder, hal ini menjadi sebuah standar baru dalam laporan perusahaan. Sebagai contoh sebuah organisasi di Inggris, yaitu UK
Cooperative Bank telah membuat sebuah laporan mengenai kinerja bisnisnya dari setiap stakeholder pemegang saham, pelanggan, karyawan dan keluarganya,
pemasok, komunitas lokal, serta masyarakat nasional dan internasional dalam sebuah laporan tahunan yang disebut Partnership Report. Berbagai pendekatan
formal mulai dikembangkan guna menghasilkan sebuah bentuk laporan pertanggungjawaban yang standar, seperti yang dilakukan oleh Institute for Social
and Ethical Accountability yang terlibat dalam penyusunan The Copenhagen
Universitas Sumatera Utara
Char-ten A Guide to Stakeholder Reporting dan pengembangan AA1000 Stakeholder Reporting Framework.
Pihak pengelola perusahaan dan para investor harus mengerti arti pentingnya perusahaan untuk memenuhi berbagai kepuasan setiap stakeholder.
Mereka harus menyadari apabila perusahaan tidak memberikan perhatian yang cukup kepada kepuasan setiap stakeholder, hal tersebut akan membawa dampak
pada reputasi perusahaan dan pangsa pasarnya. Sebaliknya, jika perusahaan memperhatikan dan berusaha memenuhi berbagai permintaankepentingan dari
masing-masing stakeholder, perusahaan juga dapat menuntut kontribusi yang lebih dari masing-masing stakeholder tersebut, seperti yang dikemukakan oleh
Neely 2002 dalam pendekatan pengukuran kinerja Prism. Contoh kontribusi yang dapat diberikan stakeholder kepada perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kontribusi dari Para Stakeholder
Pihak yang Berkepentingan Stakeholder
Kontribusi Contribution
Investor a. Pertumbuhan modal capital growth
b. Besarnya resiko greater risk taking c. Dukungan jangka panjang long
trem support
Pelanggan Customer a. Keuntungan profitability
b. Pembelian ulang retention c. Loyalitas loyality
d. Umpan balik feedback
Sumber : Wibisono, Dermawan.2006
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Kontribusi dari Para Stakeholder Lanjutan
Pihak yang Berkepentingan Stakeholder
Kontribusi Contribution
Pihak Perantara Intermediaries a. Perencanaan di masa depan
planning forecasts b. Informasi kebutuhan di masa depan
forward demand visibility
Karyawan Employees a. Fleksibilitas flexibility
b. Keterampilan ganda multiskilling c. Sumbang saran suggestions
Pemasok Suppliers a. Sub pemasok yang lebih luas more
outsourcing b. Pedagang yang lebih sedikit fewer
vendors c. Solusi yang menyeluruh total
solutions d. Integrasi integration
Pemerintah Regulators a. Konsistensi yang adil cross border
consistency b. Saran-saran nonformal informal
advices c. Keterlibatan lebih awal early
involvement Masyarakat Communities
a. Ketersediaan tenaga kerja terampil skill employment pool
b. Hibah-hibah grants c. Dukungan support
Kelompok Pesaing Pressure Groups a. Kerjasama yang lebih erat closer
cooperation b. Berbagi penelitian shared research
Mitra Alliance Partners a. Saling menjual dan membeli cross
selling b. Pengembangan yang saling
mendukung co-development c. Berbagi ongkos cost sharing
Sumber : Wibisono, Dermawan.2006
Bukan merupakan suatu yang sederhana untuk dapat memenuhi semua permintaan dan kepentingan stakeholder dalam sebuah kerangka Sistem
Manajemen Kinerja. Permasalahan yang sering muncul adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Perusahaan gagal menerjemahkan keinginan dan kebutuhan wants and needs dari setiap stakeholder.
2. Adanya ketidakcocokan antara keinginan dan kebutuhan wants and needs perusahaan dengan masing-masing stakeholder, bahkan sering kali
menimbulkan pilihan yang saling kontradiksi. 3. Ukuran kinerja yang digunakan tidak sesuai dengan strategi, proses, dan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan wants dan needs tersebut.
3.3. Dasar Perancangan Sistem Manajemen Kinerja