IV.2 Peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dinas KUMKM Kota Medan Sebagai Pihak Yang Bertanggung Jawab
Terhadap Kondisi UKM di Kota Medan
Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 4
Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas di lingkungan Kota Medan, maka Dinas KUMKM adalah salah satu dari unit kerja
pemerintahan Kota Medan yang awalnya merupakan gabungan dari eks Dinas Perindustrian Kota Medan dengan eks Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Kota Medan.
IV.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas KUMKM
Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 40 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas KUMKM Kota Medan, maka Dinas
KUMKM Kota Medan mempunyai tugas pokok yaitu “Melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
berdasarkan Azas Otonomi dan Tugas Pembantuan.” Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Koperasi UMKM Kota
Medan mempunyai Fungsi sebagai berikut : 1.
Perumusan kebijakan teknis di bidang perkoperasian dam UMKM. 2.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perkoperasian dam UMKM.
Universitas Sumatera Utara
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perkoperasian dam UMKM,
dan 4.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
IV.2.2 Rencana Strategis Dinas KUMKM
Rencana Strategis Dinas Koperasi UMKM merupakan komitmen pimpinan dan seluruh aparatur dinas dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat dibidang pemberdayaan dan pengembangan perkoperasian, penguatan UMKM di Kota Medan yang pada gilirannya memberikan peran signifikan dalam
mengatasi berbagai masalah-masalah ekonomi. Penyusunan Renstra Dinas KUMKM Kota Medan dilaksanakan dengan
memperhatikan berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku, serapan aspirasi masyarakat, evaluasi pembangunan perkoperasian periode sebelumnya, potensi
daerah, faktor eksternal dan internal. Penyusunan Renstra Dinas Koperasi UMKM juga mempertimbangkan berbagai masukan dari stakeholders pada kegiatan
Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang. Rencana Strategis Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota
Medan Tahun 2011–2015 berisi Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta cara pencapaiannya yang disusun berdasarkan program yang terencana, terukur dan
diharapkan dapat memenuhi kehendak, aspirasi dan partisipasi masyarakat stakeholder.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan penyusunan Renstra Dinas Koperasi UMKM Kota Medan Tahun 2011- 2015 adalah :
1. Menjabarkan agenda-agenda pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah KUMKM. 2.
Memberikan arah pembangunan KUMKM Kota Medan dalam jangka 5 lima tahun ke depan.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 lima tahun yang akan datang.
4. Menjaga kesinambungan pembangunan KUMKM dalam lima tahunan pada
bingkai jangka panjangnya. 5.
Memberikan tolok ukur untuk mengukur dan evaluasi kinerja tahunan Dinas KUMKM Kota Medan.
6. Menciptakan sinerji efektifitas, efisiensi dan sinkronisasi pelaksanaan
pembangunan antar sektor wilayah maupun tingkat pemerintahan.
IV.2.2.1 Visi dan Misi Dinas KUMKM Kota Medan Visi Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan
dijabarkan sebagai berikut: “TERWUJUDNYA KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
YANG UNGGUL, MANDIRI DAN MAMPU MENJADI RODA PEREKONOMIAN KOTA MEDAN”
Universitas Sumatera Utara
Visi Dinas KUMKM Kota Medan tersebut dirumuskan dengan alasan atau rasionalitas sebagai berikut:
1. Terwujudnya KUMKM yang unggul.
KUMKM yang unggul yang ingin diwujudkan adalah koperasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya dan UMKM yang mampu
mengembangkan dirinya sehingga dapat menjadi dasar dan cikal bakal usaha- usaha berskala besar.
2. Terwujudnya KUMKM yang mandiri.
Salah satu cermin dari kemandirian masyarakat adalah perkembangan ekonomi yang mampu mengangkat kehidupan seluruh masyarakat. Penguatan
usaha-usaha perekonomian masyarakat, yaitu KUMKM dimaksudkan sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri secara ekonomi.
Kemandirian yang dimaksudkan pada visi di atas merupakan kemandirian yang lebih dari sekedar peningkatan modal KUMKM. Kemandirian yang ingin
diwujudkan adalah kemandirian yang memungkinkan koperasi berkembang berdasarkan peningkatan partisipasi anggota-anggotanya dalam hal modal dan
kemampuan manajerial. 3.
Terwujudnya Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mampu menjadi roda perekonomian Kota Medan.
Sebagai kota yang berkembang menuju Kota Metropolitan, Kota Medan terutama didukung oleh sektor-sektor ekonomi tersier dan sekunder. Disamping
usaha-usaha besar, KUMKM telah memberi kontribusi yang sangat signifikan pada kedua sektor ekonomi tersebut. Kemampuan KUMKM selama krisis
Universitas Sumatera Utara
moneter maupun setelahnya dalam mempertahankan kehidupan ekonomi masyarakat menunjukkan bahwa kedua bidang tersebut berpotensi besar sebagai
roda perekonomian masyarakat Kota Medan. Dengan kemandirian keduanya maka roda perekonomian Kota Medan dapat terus berputar.
Adapun Misi Dinas KUMKM Kota Medan adalah sebagai berikut: 1.
Memberdayakan KUMKM yang bermartabat di Kota Medan. Pengembangan KUMKM terkendala sebab terbatasnya kemampuan
manajerial, permodalan dan kewirausahaan anggotanya. Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas KUMKM Kota Medan perlu berupaya memberdayakan
KUMKM di Kota Medan dengan mengembangkan dan memperkuat kelembagaan KUMKM. Hanya dengan upaya itulah KUMKM dapat
mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat berperan sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat Kota Medan.
2. Mengembangkan pola kemitraan bagi KUMKM di Kota Medan.
Lemahnya modal KUMKM ditentukan oleh kepercayaan kreditur untuk memberikan bantuan permodalan yang dibutuhkan. Sementara itu,
terbatasnya ruang lingkup usaha KUMKM juga tak dapat dilepaskan dari persaingan yang terjadi dengan usaha berskala besar yang pada umumnya
menyulitkan KUMKM untuk berkembang. Kedua contoh tersebut menunjukkan perlunya pola kemitraan KUMKM dengan unsur-unsur dunia
usaha agar keberadaan masing-masing usaha ekonomi itu dapat saling mendukung.
Universitas Sumatera Utara
IV.2.2.2 Tujuan dan Sasaran Dinas KUMKM Kota Medan Penetapan tujuan dan sasaran Dinas KUMKM Kota Medan didasarkan
kepada faktor-faktor kunci keberhasilan. Tujuan Dinas KUMKM Kota Medan menggambarkan arah stratejik dan perbaikan-perbaikan yang ingin diwujudkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan Dinas KUMKM Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan manajerial pengurus KUMKM.
2. Meningkatkan modal KUMKM.
3. Membangun dan mengembangkan pola kemitraan KUMKM.
4. Mengembangkan sistem informasi KUMKM yang lengkap dan akurat.
Sasaran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan adalah hal-hal yang diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka sasaran Dinas KUMKM Kota Medan
tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Tujuan – 1 : Meningkatkan kemampuan manajerial pengurus Koperasi
dan pelaku UMKM. Sasaraan : Meningkatnya jumlah pengurus KUMKM yang mampu
mengelola usahanya mulai tahun 2011. Tujuan – 2 : Meningkatkan modal KUMKM.
Sasaran : Meningkatnya skala usaha KUMKM setiap tahun. Tujuan – 3 : Membangun dan mengembangkan pola kemitraan KUMKM.
Universitas Sumatera Utara
Sasaran : Meningkatnya jumlah KUMKM yang membangun kemitraan dengan lembaga-lembaga keuangan swastapemerintah dan
usaha-usaha berskala besar setiap tahun mulai tahun 2011. Tujuan – 4 : Mengembangkan sistem informasi KUMKM yang lengkap
dan akurat. Sasaran : Tersedianya data-base seluruh Koperasi di Kota Medan dan
data-base Usaha Kecil dan Menengah di Kota Medan pada tahun 2015.
IV.2.2.3 Kebijakan Dinas KUMKM Kota Medan Kebijakan Dinas KUMKM Kota Medan merupakan pedoman berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan Dinas KUMKM. Dengan kata lain, kebijakan Dinas KUMKM merupakan himpunan keputusan mengenai cara
pelaksanaan strategi, mekanisme tindakan lanjutan untuk pencapaian tujuan dan sasaran, serta kondisi-kondisi yang dapat mendukung implementasi keputusan
yang ditetapkan Dinas KUMKM. Bertolak dari hal ini, maka kebijakan-kebijakan Dinas Koperasi adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan di Bidang Kelembagaan
a. Meningkatkan monitoring dan evaluasi Dinas KUMKM Kota Medan
terhadap KUMKM. b.
Meningkatkan pembinaan kelembagaan KUMKM. 2.
Kebijakan di Bidang Penciptaan Iklim yang Kondusif
Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan sistem pendukung berupa fasilitas guna pengembangan
kualitas produk pelaku Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 3.
Kebijakan di Bidang Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
a. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan dan pengelolaan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah. b.
Membangun dan mengembangkan pola kemitraan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
4. Kebijakan di Bidang Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM
a. Meningkatkan dukungan informasi penyediaan permodalan kepada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. b.
Mengembangkan sistem informasi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Kepala Dinas KUMKM Kota Medan sebagai Key Informan dalam penelitian ini, Bapak H. Tunggar, SH, mengemukakan bahwa Dinas KUMKM
saat ini telah berusaha maksimal dalam mengembangkan potensi Koperasi dan UMKM untuk mewujudkan menjadi tulang punggung perekonomian Kota
Medan. Khusus di bidang UKM, beliau mengatakan: “Pertumbuhan UKM di Kota Medan saat ini telah berkembang pesat, dan terus
didukung oleh pemerintah. Program-program pengembangan UKM selalu diperbaharui setiap tahunnya dan diusahakan relevan dengan masalah-masalah
maupun kendala-kendala yang muncul. Setiap akhir tahun juga wajib ada laporan kerja yang menjelaskan bagaimana kinerja Dinas KUMKM pada tahun tersebut
agar dapat dijadikan acuan pada program tahun berikutnya.”
Universitas Sumatera Utara
Untuk tahun 2012, kinerja Dinas KUMKM dianggap cukup baik dan berhasil berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP
Tahun 2012. Secara umum dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas KUMKM Kota Medan telah dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan.
Adapun capaian kinerja yang telah diperoleh dari perencanaan strategis ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 8: Pencapaian Kinerja Perencanaan Strategis Dinas KUMKM
No. INDIKATOR KINERJA
2011 2012
1. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan kewirausahaan
100 100
2. Jumlah UMKM yang mengikuti sosialisasi HAKI
100 100
3. Jumlah UMKM yang mengikuti pelatihan manajemen
100 4.
Jumlah UMKM yang mengikuti sosialisasi standarisasi label Halal
100
5. Jumlah PKK yang mengikuti pelatihan kewirausahaan tata
boga 100
6. Jumlah peserta yang mengikuti sosialisasi informasi
Permodalan 100
100
7. Jumlah klaster bisnis
100 100
8. Jumlah kegiatan promosi bagi pelaku KUMKM
100 100
9. Jumlah Katalog dan Leaflet
100 100
10. Jumlah kegiatan promosi bagi pelaku Koperasi dan UMKM 100
125
Universitas Sumatera Utara
11. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan kerajinan kulit 100
12. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan kerajinan batik 100
100 13. Jumlah KUMKM yang termonitor dan terevaluasi
37,5 100
14. Terpenuhinya pengembangan sarana galeri UMKM 100
100 15. Jumlah penyelenggaraan bazar UMKM
100 100
16. Jumlah peserta yang mengikuti magang ke luar daerah 100
17. Terpenuhinya database Koperasi dan UMKM yang akurat 100
18. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan border 100
19. Jumlah peserta yang mengikuti temu kemitraan 100
20. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ESQ 100
21. Jumlah UMKM yang mengikuti pelatihan akuntansi
keuangan 100
22. Jumlah teknologi informasi dan media massa 100
Sumber : LAKIP KUMKM 2012
Ketika ditanyakan tentang kendala pengembangan UKM Kota Medan saat ini, beliau menyebutkan:
“Kendala UKM itu umumnya selalu sama dari tahun ke tahun, pemasaran sulit, kualitas produknya kurang baik, tidak ada manajemen dalam tubuh UKM itu
sendiri, jadi kami pihak yang mengurusi UKM ini kesulitan untuk memantau perkembangan mereka. Tidak kondusifnya lingkungan usaha di kota Medan saat
ini juga jelas sangat menghambat pertumbuhan UKM.”
Sejalan dengan hasil kinerja yang Dinas KUMKM pada tabel 8, penulis menanyakan bagaimana tanggapan Bapak H. Tunggar, SH, Kepala Dinas
KUMKM, dan beliau mengatakan:
Universitas Sumatera Utara
“Hasil yang diperoleh itu sangat baik karena memang Dinas KUMKM sudah sangat berusaha di dalam mengerjakannya. Kami memahami betul apa yang
menjadi kebutuhan pengembangan UKM sekarang ini dan kami akan terus berusaha memenuhinya. Kegiatan-kegiatan yang sudah dikerjakan itu adalah bukti
bahwa Dinas KUMKM memang serius mau mengembangkan UKM dan itu didapat dari hasil dengar pendapat dengan para pelaku UKM di Kota Medan, jadi
tidak asal dikerjakan.”
Secara lebih spesifik, penulis juga menanyakan kondisi UKM di PIK Medan Tenggara dan pola pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas KUMKM di sana:
“Kalau untuk PIK, memang kondisinya sudah kurang baik, UKM-UKM disana kurang dipantau oleh kami. Tapi sekarang Dinas KUMKM juga sedang berusaha
memperbaiki kinerja pelaku UKM disana. Baru-baru ini sudah dilakukan diskusi dan dengar pendapat dengan pelaku usaha setempat, kami sudah mendengar
keluhan-keluhan pelaku usaha disana dan sekarang sedang mempersiapkan program yang tepat untuk dikerjakan untuk menjawab permasalahan-
permasalahan mereka.” “Bapak Walikota juga baru berkunjung kesana, memberi bantuan mesin jahit
sekitar 20 buah. Sekaligus beliau juga mengatakan akan menertibkan kawasan PIK agar dikembalikan murni sebagai kawasan usaha seperti tujuan awal
pendiriannya. Dinas KUMKM diminta untuk melakukan pendataan ulang terhadap semua pengusaha disana, dan bagi penduduk yang ternyata terbukti tidak
memiliki usaha disana, akan kita keluarkan dari komplek PIK.”
Penulis juga menanyakan tentang bentuk kegiatan yang biasa dilakukan oleh Dinas KUMKM di PIK, kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan
kewirausahaan, penyampaian informasi pameran-pameran UKM, memberikan bantuan peralatann, pelatihan, dan seminar-seminar. Dan sejalan dengan hasil
pada tabel 8 di atas, target kegiatan-kegiatan tersebut memang pada umumnya tercapai.
Menanggapi pernyataan Kepala Dinas KUMKM tersebut, penulis juga telah menanyakan peran Dinas KUMKM di komplek PIK kepada para pelaku usaha
disana, dan Bapak Syafri, seorang penjahit pakaian disana mengatakan:
Universitas Sumatera Utara
“Disini tidak ada pemantauan dari Dinas Koperasi dengan serius, saya secara pribadi tidak pernah merasakan bantuan dari pemerintah. Orang-orang yang dapat
bantuan seperti mesin jahit kemaren, bukan orang-orang yang benar-benar membutuhkan, tapi mereka yang dekat dengan penyalur bantuan itu. Petugas dari
Dinas KUMKM memang mendata para pengusaha disini, tapi setelah bantuan datang, penerima tidak sesuai dengan yang sudah didata.”
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Kaminan, Ibu Nino, dan Ibu Mawar, sesama pengrajin sepatu di PIK:
“Kami belum pernah dapat bantuan dari pemerintah, tapi kalau seminar tentang usaha begitu pernah ikut. Dinas KUMKM sangat jarang datang ke PIK, tidak ada
pemantauan disini, banyak tempat disini yang sudah bukan sebagai lokasi usaha lagi, berubah jadi tempat tinggal karena sewa bangunannya murah. Pemerintah
banyak berjanji akan memperbaiki dan meningkatkan kondisi ekonomi disini, tapi tidak ada realisasinya.”
Para pelaku usaha yang sudah diwawancarai oleh penulis justru mengungkapkan sangat kurangnya kinerja pemerintah, khususnya Dinas
KUMKM dalam mengelola dan memperhatikan keberadaaan PIK Medan Tenggara. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang telah disampaikan oleh
Kepala Dinas KUMKM Kota Medan yang juga diwawancarai oleh penulis.
IV.3 Ukuran Kinerja Organisasi Sebagai Acuan Identifikasi Kendala