I.2 Fokus Masalah
Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan UKM di kompleks PIK Medan Tenggara,
baik oleh pemerintah maupun pelaku UKM itu sendiri.
I.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan penelitian adalah “Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan UKM yang terdapat di PIK Medan
Tenggara?
I.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi UKM pada PIK Medan Tenggara, dan kendala-kendala yang ditemukan dalam pengembangan
UKM tersebut.
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a.
Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmiah kepustakaan pendidikan bagi pengembangan teori Ilmu
Administrasi Negara, khususnya dalam kendala-kendala pengembangan Usaha Kecil dan Menengah UKM.
Universitas Sumatera Utara
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kontribusi
terhadap pemecahan masalah di dalam pengembangan UKM agar lebih mampu menjadi penopang ekonomi kerakyatan di masa mendatang.
c. Bagi FISIP USU dan universitas lainnya, merupakan referensi bagi
mahasiswa yang tertarik dalam topik ini.
I.6 Kerangka Teori
Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti.
Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan- batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan
dilakukan Sugiyono, 2005:55. Adapun kerangka teori ini dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
I.6.1 Teori Kendala
Teori kendala atau Theory Of Constraints TOC merupakan filosofi manajemen sistem yang dikembangkan oleh Eliyahu M Goldratt sejak awal tahun
1980-an. Teori ini mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk
mendukung tujuan perusahaan yaitu menghasilkan uang saat ini dan dimasa yang akan datang serta untuk menetapkan suatu proses perbaikan secara terus-menerus
Universitas Sumatera Utara
continious improvement. Dengan kata lain, TOC memusatkan perhatian pada
kendala-kendala atau hambatan yang dapat memperlambat proses produksi.
I.6.1.1 Konsep dasar TOC
Dasar dari TOC adalah bahwa setiap organisasi mempunyai kendala- kendala yang menghambat pencapaian kerja performance yang tinggi. Kendala-
kendala ini seharusnya diidentifikasi diatur untuk memperbaiki kinerja. Jika suatu kendala telah terpecahkan, maka kendala berikutnya dapat diidentifikasi dan
diperbaharui. TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi: throughput, persediaan dan beban operasi.
1. Throughput
adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan produk jadi.
2. Persediaan adalah semua uang yang diinvestasikan dalam pembelian segala
sesuatu sampai diharapkan produk jadi terjual. Dapat berupa bahan baku, komponen atau produk jadi yang belum terjual tetapi tidak termasuk biaya
tenaga kerja Overhead. Dengan kata lain, persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi
throughput .
3. Beban operasi adalah yaitu semua uang yang dikeluarkan sistem dalam
perubahan persediaan menjadi throughput. Ini termasuk biaya-biaya lain, juga tenaga kerja langsung dan tidak langsung, biaya simpan, depresiasi
peralatan dan lain-lain. Atau dapat disebutkan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persedian menjadi throughput.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ketiga ukuran ini, tujuan manajemen dapat dinyatakan sebagai meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan dan menurunkan beban
operasi. Dalam pasar kompetitif kemampuan untuk menghasilkan throughput yang lebih cepat merupakan salah satu faktor suksesnya suatu perusahaan.
Kecepatan yang dimaksud meliputi pengembangan produk, proses produk dan pengiriman produk pelanggan.
TOC memberikan peran yang lebih menonjol kepada manajemen persediaan. TOC mengakui bahwa penurunan persediaan akan mengurangi biaya
penyimpanan yang kemudian akan menurunkan beban operasi serta memperbaiki laba bersih. Tetapi lebih dalam lagi, TOC menyatakan bahwa penurunan
persediaan akan membantu menghasilkan sisi kompetitif dengan mempunyai produk yang lebih baik, harga lebih rendah dan tanggapan yang lebih cepat atas
kebutuhan pelanggan.
Produk yang lebih baik
. Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti perusahaan mampu memperbaiki produk dan
menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara tepat ke pasar. Pada intinya persediaan yang rendah memungkinkan kerusakan dapat dideteksi secara
lebih cepat dan penyebab masalah bisa segera diketahui. Perbaikan produk juga merupakan unsur kompetitif yang penting. Produk baru atau produk yang telah
diperbaiki perlu segera dilempar ke pasar sebelum pesaing mampu untuk menyediakan produk serupa. Tujuan ini dapat difasilitasi dengan persediaan yang
rendah. Persediaan yang rendah memungkinkan perusahaan untuk
memperkenalkan produk baru yang lebih cepat karena perusahaan mempunyai
Universitas Sumatera Utara
produk lama yang lebih sedikit dalam persediaan atau dalam proses dan harus segera dijual atau dibuang sebelum produk baru diperkenalkan.
Harga yang lebih rendah . Persedian yang tinggi berarti membutuhkan
kapasitas yang lebih produktif, sehingga investasi berupa peralatan dan ruangan yang dibutuhkan juga akan lebih banyak. Waktu tunggu dan persediaan barang
dalam proses yang tinggi seringkali berhubungan. Persediaan yang tinggi biasanya menyebabkan lembur, lembur akan menaikkan beban operasi dan menurunkan
tingkat profitabilitas. Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan beban operasi lain seperti biaya lembur
dan pengiriman khusus. Dengan menurunkan investasi dan biaya operasi, margin per unit setiap produk meningkat sehingga menyebabkan keputusan penetapan
harga menjadi lebih fleksibel.
Daya tanggap . Mengirim barang secara tepat waktu dan memproduksi
barang dengan waktu tunggu yang lebih pendek daripada yang diminta pasar adalah alat kompetitif yang penting. Pengiriman barang yang tepat waktu
berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan mengirim barang. Jika perusahaan
mempunyai persediaan yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya, maka waktu tunggu produksi perusahaan tersebut lebih tinggi daripada garis prakiraan industri.
Persediaan yang tinggi dapat mengacaukan waktu aktual yang diperlukan untuk memproduksi dan memenuhi pesanan. Persediaan yang lebih rendah
memungkinkan waktu tunggu aktual untuk diamati secara lebih seksama dan tanggal pengiriman lebih akurat dapat dipenuhi. Hal ini akan membuat perusahaan
Universitas Sumatera Utara
lebih cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan permintaan yang terjadi di pasar dan segera menyesuaikan pada proses produksinya.
I.6.1.2 Langkah-langkah dalam TOC
TOC mengajarkan manajer untuk memaksimalkan throughput sementara meminimalkan persediaan dan beban operasi. Untuk memaksimalkan throughput,
pertama-tama adalah perlu untuk mengalokasikan sumber daya, lokasi, atau kebijakan yang merupakan batasan paling ketat yang saat ini membatasi
throughput pada sistem.
Dalam mengimplementasi ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan, Goldratt mengembangkan lima 5 langkah yang berurutan agar proses perbaikan
lebih terfokus dan memberikan pengaruh positif yang lebih baik bagi kinerja organisasi. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Mengidentifikasi kendala-kendala perusahaan.
Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Berdasarkan asalnya
a. Kendala internal internal constraint adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk
meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional.
Universitas Sumatera Utara
b. Kendala eksternal external constraint adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok.
Berdasarkan sifatnya
a. Kendala mengikat binding constraint adalah kendala yang terdapat pada
sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya. b.
Kendala tidak mengikat atau kendur loose constraint adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan
sepenuhnya. Selain itu Atwater B. and M.L Gagne 1997 menambahkan pengelompokan
kendala dalam empat bagian yaitu: a.
Kendala sumberdaya resource constraint, artinya kapasitas sumber daya di perusahaan tidak cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Kendala ini
dapat berupa kemampuan faktor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin.
b. Kendala pasar market resource, artinya tidak ada permintaan akan produk
yang diproduksi perusahaan sehingga tidak ada kapasitas perusahaan yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk membuat produk.
c. Kendala keseimbangan balanced constraint. Diidentifikasi sebagai
produksi dalam siklus produksi. d.
Kendala kebijakan, artinya manajemen melaksanakan aturan yang membatasi kemampuan perusahaan dalam merespon kesempatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat.
Salah satu cara memaksimalkan penggunaan kendala yang mengikat adalah memastikan bauran produk optimal yang diproduksi. Di perusahaan-perusahaan,
kendala sumber daya yang mengikat hanya sedikit. Kendala pengikat yang utama disebut drummer. Tingkat produksi kendala drummer menentukan tingkat
produksi keseluruhan pabrik. 3.
Menyubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah kedua.
Pada intinya, kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pabrik. Semua departemen lainya harus disubordinasi sesuai ketentuan kendala drummer.
Prinsip ini mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu.
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat.
Setelah tindakan untuk mengusahakan penggunaan kendala yang ada dilakukan secara maksimal, langkah selanjutnya adalah memulai program
perbaikan yang berkelanjutan dengan mengurangi keterbatasan yang dimiliki kendala yang mengikat atas kinerja perusahaan.
5. Mengulangi proses.
Setelah keseruhan proses dikerjakan, maka besar kemungkinan kendala drummer
yang baru akan kembali diidentifikasi, kemudian proses teori kendala TOC akan berulang. Tujuannya adalah memperbaiki kinerja secara berkelanjutan
dengan mengelola berbagai kendala.
Universitas Sumatera Utara
Identifikasi Kendala
Ekploitasi Kendala Mengikat
Subordinasi Sumber Daya
Mengangkat Kendala
Kendala masih aktif? Untuk lebih jelas, flowchart TOC dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Ya Tidak
Gambar 1. Flow chart Theory of Constraint Tersine, 1994
I.6.2 Pengembangan
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan menjadikan maju atau pembangunan secara bertahap, teratur dan berkelanjuntan, yang menjurus ke
sasaran yang dikehendaki. Pengembangan juga dapat dinilai sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
didalam mengupayakan pengembangan, perencanaan yang baik menjadi tindakan yang mutlak dilakukan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan suatu strategi
pengembangan yang terintegrasi, sehingga sasaran yang akan dituju sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan UKM ditujukan untuk membentuk UKM agar mampu tumbuh dan berkembang secara sehat dan lebih mampu berdaya saing di pasar
global. Menurut White Paper 1995, pengembangan UKM secara nasional harus meliputi beberapa sasaran, yaitu:
1. Harus mampu menciptakan situasi iklim ekonomi yang kondusif bagi UKM,
2. menciptakan pendidikan yang ditujukan untuk membuka kesempatan untuk
mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, 3.
mengurangi prakter-prektek usaha ilegal di dalam perekonomian, 4.
meningkatkan peranan perempuan pada semua sektor bisnis, 5.
menjalankan long-term sustainable employment, 6.
menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan memfokuskan pada sector- sektor ekonomi tertentu atau sektor ekonomi prioritas,
7. menciptakan keserasian dan kerjasama diantara UKM,
8. menciptakan kerjasama aktif antara UKM dengan industriperusahaan besar,
dan 9.
menyiapkan UKM untuk menghadapi kompetisi internasional.
Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah UKM pada hakekatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan
mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM, maka kedepan perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Penciptaan iklim usaha yang kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi para pelaku UKM, antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan
berusaha, penyederhanaan prosedur perijinan usaha, dan keringanan pajak. 2.
Bantuan permodalan Pemerintah perlu memperluas kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak
memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema
penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro LKM yang ada. Lembaga Keuangan
Mikro bank antara lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. 3.
Perlindungan usaha Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan
usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang
bermuara kepada saling menguntungkan win-win solution. 4.
Pengembangan kemitraan Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau
antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Disamping itu juga untuk
memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis
lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
5. Pelatihan
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya
dalam pengembangan usahanya. Disamping itu juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui
pengembangan kemitraan rintisan. 6.
Membentuk lembaga khusus Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam
mengoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam
rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
7. Memantapkan asosiasi
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat untuk meningkatkan perannya, antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan
untuk pengembangan usaha bagi anggota-anggotanya. 8.
Mengembangkan promosi Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar
diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan
mitra usahanya.
Universitas Sumatera Utara
9. Mengembangkan kerja sama yang setara
Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan UKM untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait
dengan perkembangan usaha.
I.6.3 Usaha Kecil dan Menengah UKM I.6.3.1 Pengertian UKM
UKM merupakan bagian terbesar dari pelaku bisnis di Indonesia yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam dunia usaha nasional serta
memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada
khususnya. UKM adalah usaha yang mempunyai modal awal yang kecil, nilai kekayaan asset yang kecil dan jumlah pekerja yang terbatas. Nilai modal asset
atau jumlah pekerjanya sesuai dengan defenisi yang diberikan oleh pemerintah atau institusi lain dengan tujuan tertentu Sukirno, 2004:365.
Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, pengertian UKM adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1999 tentang pemberdayaan UKM yang dimaksud dengan UKM adalah kegiatan ekonomi
dengan kriteria: 1.
Aset maksimal Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan
2. Omzet tahunan maksimal Rp10 milyar.
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang menjadi karakteristik UKM menurut Mintzberg, Musselman dan Hughes adalah Situmorang dkk., 2003: 15:
1. Kegiatan cenderung tidak normal dan jarang yang memiliki rencana bisnis.
2. Struktur organisasinya bersifat sederhana.
3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang longgar.
4. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dan
perusahaan. 5.
Sistem akuntansi kurang baik, bahkan kadang-kadang tidak ada. 6.
Skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya. 7.
Kemampuan dasar serta diversifikasi pasar cenderung terbatas. 8.
Margin keuntungan sangat tipis. 9.
Keterbatasan modal sehingga tidak mampu mempekerjakan manajer- manajer profesional. Hal itu menyebabkan kelemahan manajerial, yang
meliputi kelemahan pengorganisasian, perencanaan, pemasaran dan akuntansi.
Sedangkan ciri-ciri usaha kecil di Indonesia menurut Sutojo Bararualo, 2001:7:
1. Lebih dari setengah usaha kecil didirikan sebagai pengembangan dari usaha
kecil-kecilan. 2.
Selain masalah permodalan, masalah lain yang dihadapi usaha kecil bervariasi tergantung dengan tingkat perkembangan usaha.
3. Sebagian besar usaha kecil tidak mampu memenuhi persyaratan-persyaratan
administrasi guna memperoleh bantuan bank.
Universitas Sumatera Utara
4. Hampir 60 usaha kecil masih menggunakan teknologi tradisional.
5.
Hampir setengah perusahaan kecil hanya menggunakan kapasitas terpasang kurang dari 60.
6.
Pangsa pasar usaha kecil cenderung menurun baik karena faktor kekurangan modal, kelemahan teknologi dan kelemahan manajerial.
7.
Hampir 70 usaha kecil melakukan pemasaran langsung kepada konsumen.
8.
Tingkat ketergantungan terhadap fasilitas-fasilitas pemerintah sangat besar.
1.6.3.2 Jenis-Jenis UKM
Secara umum UKM bergerak dalam 2 dua bidang, yaitu bidang perindustrian dan bidang perdagangan barang dan jasa. Menurut Keppres No. 127
Tahun 2001, adapun bidangjenis usaha yang terbuka bagi UKM di bidang industri dan perdagangan adalah:
1. Industri makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan
proses pengasinan, penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan dan fermentasi dengan cara-cara tradisional.
2. Industri penyempurnaan benang dari serat alam maupun serat buatan
menjadi benang bermotifcelup. 3.
Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran yang memiliki ciri dikerjakan dengan mesin, atau alat yang
digerakkan tangan secara manual. 4.
Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan: a.
Bahan bangunan atau rumah tangga: bambu, nipah, sirap, arang, sabut.
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan industri: getah-getahan, kulit kayu, sutra alam, gambir.
5. Industri perkakas tangan yang diperoses secara manual atau semi mekanik
untuk pertukangan dan pemotongan. 6.
Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen dan pengolahan, kecuali
cangkul dan sekop. 7.
Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga.
8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, kapal
dibawah 30 GT, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis.
9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai
seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi. 10.
Perdagangan dengan skala kecil dan informasi.
1.6.3.3 Landasan Hukum UKM
Adapun yang menjadi landasan hukum UKM adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh UU No. 1 Tahun 1985.
2. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No. 9 Tahun 1995.
3. Bentuk badan hukum usaha industri dan perdagangan diatur dalam UU No.1
Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
4. Perijinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang
dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan tanda daftar industri.
5. Tata cara perijinan usaha perdagangan SIUP diatur dalam Surat Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 591MPPKep99 tentang Tata Cara Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP.
I.7 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 2006:33. Sehingga dengan konsep maka peneliti dapat memahami unsur-unsur yang ada dalam penelitian.
Untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar lebih menyerderhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka
peneliti mengemukakan konsep-konsep antara lain: 1.
Kendala adalah persoalan yang harus dipecahkan agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Kendala muncul akibat adanya kesenjangan
antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan yang ada. 2.
Pengembangan UKM adalah upaya peningkatan kemampuan dan potensi UKM agar lebih mampu bersaing dalam pasar global dan memperkokoh
perekonomian nasional yang berbasis ekonomi kerakyatan.
Universitas Sumatera Utara
I.8 Defenisi Operasional