Perencanaan Bahan Baku dan Supplier Melihat Peluang Pasar

khususnya yang ada di PIK Medan Tenggara mengaku belum merasakan bantuan yang disebutkan oleh Dinas Koperasi. Solusi dari hal ini adalah dengan meningkatkan intensitas interaksi antara pemerintah dengan para pelaku UKM.

V.2 Ukuran Kinerja Organisasi Sebagai Acuan Identifikasi Kendala

V.2.1 Persediaan

V.2.1.1 Perencanaan Bahan Baku dan Supplier

Dari hasil penelitian penulis, para pelaku UKM tidak kesulitan dalam ha perolehan bahan baku. Bahan baku yang mereka gunakan berasal dari dalam maupun luar Kota Medan. Hal yang sedikit mengganggu kelancaran perolehan bahan baku ini ialah harga yang tidak stabil yang ditetapkan oleh pemasoksupplier. Dalam mengatasi kelancaran proses produksi adalah berusaha tetap memperoleh bahan baku dari para supplier, dengan jalan menjalankan kerja sama dengan mereka agar dapat memperoleh bahan baku yang murah dan berkualitas baik. Hal ini dimulai sejak awal proses produksi, walaupun tidak ada perjanjian tertulis antara pengrajin dengan supplier tersebut, mereka mampu memperoleh bahan baku yang murah dengan sistem cicil, hal ini karena adanya proses tawar- menawar antara pengrajin dan pemasok, dalam hal ini pengrajin harus memiliki kemampuan untuk bertransaksi dengan pihak suppliernya. Sehingga kemudian ketidakstabilan harga tersebut dapat diminimalisasi apabila sudah terjalin kerja sama yang baik antara supplier dan pelaku UKM. Universitas Sumatera Utara Kerja sama yang baik ini akan memunculkan rasa saling percaya dan saling mengembangkan usaha masing-masing.

V.2.1.2 Melihat Peluang Pasar

Dari data yang telah disajikan, diketahui bahwa 100 pelaku usaha di PIK Medan Tenggara tidak melihat peluang pasar dalam menjalankan usahanya. Ketidakmampuan ini menjadi sebuah kendala bagi mereka untuk mengembangkan usahanya. Mereka hanya terus mengerjakan usaha yang mereka tekuni tanpa adanya inovasi ataupun kreasi produk yang dihasilkan dengan alasan lingkungan yang statis. Padahal seharusnya seorang wirausaha harus mampu melihat lingkungan yang statis sebenarnya senantiasa berubah sebagai suatu trend masyarakat yang tidak terduga. Diperlukan kerja keras dan ide segar tentang kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi kemudian merealisasikannya menjadi sesuatu yang nyata. Para pelaku usaha ini masih terlalu takut untuk melihat peluang baru di pasar dan terjun ke dalamnya. Mereka juga takut berinovasi dengan bahan baku yang telah mereka miliki untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seharusnya mereka memiliki kepercayaan diri dan pikiran positif terhadap peluang dan bukan langsung dibayang-bayangi oleh pemikiran akan kerugian. Pengembangan produk ini biasanya diikuti dengan adanya suatu ide, pengembangan ide, pembuatan percobaan, analisis usaha, dan percobaan penjualan dipasar dalam Buchari,2000. Upaya untuk meningkatkan omset Universitas Sumatera Utara penjualan adalah dengan selalu tepat waktu bila ada pesanan dan inovasi lain, seperti : a. Harga yang terjangkau, b. Melakukan inovasi-inovasi dalam bentuk kreasi, c. Promosi-promosi seperti ramah kepada setiap pembeli, d. Promosi yang dilakukan dari pembeli ke pembeli. Jika seorang pengusaha mampu melihat peluang pasar, maka ia akan segera berkreasi dengan produk-produknya sehingga apa yang dihasilkannya bukanlah sesuatu yang monoton. Keberanian berinovasi dan berkreasi ini akan membuat pengusaha tersebut dikenal di masyarakat dan dampak positifnya adalah mereka mungkin akan lebih menyukai produk yang diciptakan sehingga angka penjualan meningkat dan throughput yang dihasilkan juga meningkat.

V.2.2 Biaya Operasional