Keberadaan dan Permasalahan Pokok UMK

Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMK baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya, disamping itu juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan dilapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan. e. Omset Salah satu tujuan dari pemanfaatan UMKM dalam koperasi atau Credit Union ataupun lembaga keuangan non bank adalah untuk meningkatkan omset dari penjualan. Meningkatnya omset pada wirausaha juga sangat berpengaruh pada kemajuan UMKM. Apabila pada wirausaha tidak mengalami omset meningkat maka pihak dari UMKM biasanya mengadakan pelatihan dan penyuluhan bagi anggotamitra agar lebih memahami usaha yang dijalankan. Sumber: www.evaluasi,revitalisasiumkm.co.idpemerintahdibidangumkm februari 2013 .

2.5.1 Keberadaan dan Permasalahan Pokok UMK

Keberadaan UMK sangat banyak membantu pemerintah dalam hal penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Posisi Usaha Mikro Kecil UMK sekaligus dapat mengurangi tingkat kemiskinan rakyat Indonesia. Tingkat pengangguran sudah mencapai 10, dan selama 5 tahun kedepan diharapkan jumlah pengangguran ini dapat diturunkan menjadi sekitar 5, dan diharapkan pada tahun 2015 jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan dapat dikurangi sesuai dengan seruan PBB tentang Millenium Development Goals MDG. Universitas Sumatera Utara UMKM pada kenyataannya selama krisis tidaklah terlalu terpuruk, seperti halnya usaha besar. Menurut Faisal Basri 2002 UMKM tidak mengalami keterpurukan hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu: 1. Sebagian besar usaha kecil menghasilkan barang-barang konsumsi consumer goods dengan ciri khasnya permintaan bersifat inelastis terhadap perubahan pendapatan. Artinya, jika pendapatan masyarakat turun karena krisis, turunnya permintaan terhadap barang kecil. 2. Mayoritas UKM mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan. Maka ketika perbankan juga mengalami krisis, UKM tidak terpengaruh namun akses usaha kecil pada fasilitas dana perbankan ini sebenarnya mengandung potensi permasalahan jika UKM ingin berkembang lebih jauh. UMKM mampu bertahan terhadap krisis, hal ini disebabkan karena permodalan UMKM tidak bergantung pada pinjaman asing, sehingga tidak terlalu terpengaruh terhadap fluktuasi mata uang asing. Adapun ciri-ciri pengusaha kecil adalah sebagai berikut: 1. Hampir setengah persen UKM hanya mempergunakan kapasitas 10 atau kurang. 2. Masalah utama yang dihadapi pada tahap sebelum investasi yang sering dihadapi menyangkut permodalan, kemudahan lokasi, izin. 3. Lebih dari 50 perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan usaha kecil. Universitas Sumatera Utara 4. Pada masa peningkatan usaha, maka yang dihadapi terutama bermula dengan pengenalan barang. 5. Penurunan usaha terjadi karena kekurangan modal, tidak mampu memasarkan dan kurang keterampilan teknis dan administrasi. 6. Pengusaha kecil mengharapkan bantuan dari pemerintah berupa permodalan, pemasaran dan pengadaan. 7. Hampir 70 dari usaha kecil melakukan pemasaran langsung ke konsumen. 8. Sebahagian besar pengusaha kecil. Jika dilihat dari segi permasalahan umum UMKM, BPS dapat mengklasifikasikan permasalahan umum yang dihadapi oleh UMKM 2003. Masalah-masalah tersebut adalah: 1. Kurang Permodalan 2. Kesulitan Pemasaran 3. Persaingan Usaha 4. Kesulitan Bahan Baku 5. Kurangnya kemampuan teknis produksi dan keahlian 6. Kurangnya ketrampilan manajerial 7. Kurangnya pengetahuan manajemen keuangan 8. Iklim usaha yang kurang kondusif perizinan, aturanperundangan

2.5.2 Peranan Koperasi Simpan Pinjam terhadap UMK